icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Diamnya Istriku

Diamnya Istriku

Penulis: Eria Yurika
icon

Bab 1 Ketahuan

Jumlah Kata:1355    |    Dirilis Pada: 12/04/2022

kamu antar makanan segala ke kantorku?" uca

Randi. " Ayu tertunduk seraya mengusap pergelangan tangan, ada je

mana wajahku. Teman sekantor harus mengetahui istri seorang Manager berjualan makanan. Ditambah la

aluk

g juga enggak mau kasih tambahan lagi.

ak usah pakai

alau tiba-tiba Randi Buang air semb

lu memilih pergi. Dengan setengah berlari wanita itu mengambil motornya di parkiran kantor. Sedang, aku masi

pnya mengulurkan tangan

an wanita itu mengelus tangan kanannya. Kala itu dia hanya diam, hingga akhirnya memilih

m pertanyaan. Bagaimana bisa istri seorang Manager be

a nanti! Tunggu aku pulang, b

ang sepertinya tengah tertidur akhirnya menangis, mungkin terkejut karena ulahku. Tak lama setelah itu, sosok Ayu muncul dengan Randi dalam gendongannya. Dia men

anan sampai mengantarnya sendir

lagi sepi, makanya Adek coba bikin makanan lain, maaf enggak i

gku engg

itu ASI Adek enggak keluar lagi, Adek kan sudah pernah bilang, harus beli susu formu

rapa harga

hari, Bang," jawabnya sembari memalingkan seperti mati-m

ngis. Pantas saja rumah i

g 100 ribuan, saat uang itu telah berpindah ke tangannya raut wa

sisanya kamu masih ada unt

mbali meneruskan langkahnya menuju dapur. Sepertinya hendak mengambilkan segelas air putih hangat, untukku.

a sampai tak

enggak jualan lagi. Abang t

saja enggak ada." Kembali kubanting tas kerja itu

, kemudian dia akan menangis di ruang salat setelah anak-anak tidur. Tak pernah sekali

nggu aku memilih untuk lari pag

teriak seora

u, Tiara adalah staf di kantor dia

ng yu

pa rasanya hatiku berdebar-debar

an dengan daster kumalnya dan aroma masakkan yang tak enak di cium. Terlalu sibuk memikirkan Ayu, b

Tiara terlihat

jatuh dengan konyol. Setelah berlari cukup lama, lelah juga ternyata akhirnya kami pergi mencari sarapan di sebuah kedai makan. Aku tahu ini salah, tetapi

an dulu

ar." Aku pun berlalu men

Ayu saat aku sudah bersia

lihat kamu. Apa enggak bisa kamu paka

ucapnya samb

ikannya yang kini tengah sibuk dengan anak-anak, apalagi kudengar Randi menangis. Hari ini aku

ang cantik, rambutnya hitam panjang dan lurus hanya saja dia tak pandai menjaga penampilan. Rambutnya yang indah hanya diikat dan digulung ke atas. Kulitnya pun terlihat kusam. Laki-laki mana yang bet

isan token listrik. Hal itu membuatku kesal dan akhirnya melampiaskan emosi pada Ayu. Entah ke mana larinya uang yang kuberikan

malu

aja semenjak ada Tiara, rasanya dia tak lagi menggairahkan. Sejak itu juga kadang aku lebih sering tidur di depan televisi karna tak ingin ketahuan saat berbalas pesan dengan Tiara. Ayu begitu naif. Tidak pernah menaruh curiga. Mungkin dia berpik

ikasih uang tapi token aja enggak kebeli, dasteran mulu, mana bau bawang bikin mual. Sekalinya harum malah b

o call, tadi sih Mas enggak ajak aku meeting sama klien seharian, jadi kesepian." Aku menyebut Ayu si kum

ih mondar-mandir, bikin p

he. Aku masih terbatuk karenanya. Hingga tiba-tiba terdengar suara benda kaca yang jatuh di belakangku. Aku yang tengah tiduran di sofa refleks membalikkan badan sejurus kemudian tampak di l

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Ketahuan2 Bab 2 Diamnya yang Menyadarkanku3 Bab 3 Takut4 Bab 4 Secercah Harapan5 Bab 5 Di balik Diamnya6 Bab 6 Benci Pengkhiantan7 Bab 7 Kejutan8 Bab 8 Kembalinya Tiara9 Bab 9 Percayalah Padaku!10 Bab 10 5 Minggu11 Bab 11 Sebuah Fakta12 Bab 12 Anak Siapa 13 Bab 13 Wanita Macam Apa Dia 14 Bab 14 Fitnah yang Menghancurkan15 Bab 15 Pulang dan Rumah16 Bab 16 Isi Hati17 Bab 17 Dilemanya Seorang Istri18 Bab 18 Aku Benci Tiara19 Bab 19 Kehancuran20 Bab 20 Ayu yang Menggemaskan21 Bab 21 Ujian22 Bab 22 Haruskah Aku Berbaik Hati 23 Bab 23 Sisi Lain Reno24 Bab 24 Benci25 Bab 25 Malaikatku Terluka26 Bab 26 Kehilangan27 Bab 27 Kuatkanlah28 Bab 28 Ujian yang Tak Pernah Ada Habisnya29 Bab 29 Dia Tidak Baik-Baik Saja30 Bab 30 Jangan Pergi31 Bab 31 Kutemukan Malaikatku Kembali32 Bab 32 Kenapa Harus di Depan Banyak Orang33 Bab 33 Anugerah Terbesar34 Bab 34 Khawatir35 Bab 35 Bertahan atas Nama Anak36 Bab 36 Hadiah Mahal37 Bab 37 Apakah Kamu akan Tetap Bangga 38 Bab 38 Kejar Impianmu!39 Bab 39 Sebuah Foto40 Bab 40 Serasi41 Bab 41 Semua karena Kontrak42 Bab 42 Bukan untuk direndahkan43 Bab 43 Tak Ada yang Mau dikhianati Dua Kali44 Bab 44 Wanita dan Harta45 Bab 45 Ujian46 Bab 46 Aku akan Berjuang47 Bab 47 Pria yang Mengagumkan48 Bab 48 Jangan Mimpi49 Bab 49 Jika Marah Dia akan Diam50 Bab 50 Kecewa51 Bab 51 Ajarkan Aku!52 Bab 52 Izinkan Aku!53 Bab 53 Jangan Lari dari Tanggung Jawab!54 Bab 54 Kecantikan yang Tersembunyi55 Bab 55 Ayu Pingsan56 Bab 56 Aku Tetap Lebih Unggul57 Bab 57 Penampilan Baru58 Bab 58 Ide Gila59 Bab 59 Tidak Ada yang Berhak Memilikinya Selain Kamu60 Bab 60 Aku Sudah Tak Menginginkannya61 Bab 61 Terus Menghindar62 Bab 62 Tidak Perlu Berlebihan63 Bab 63 Apa Kamu Sedang Tidak Percaya Diri 64 Bab 64 160 Juta65 Bab 65 Menyibukkan Diri66 Bab 66 Kenapa Pergi67 Bab 67 Apa yang Terjadi Sebenarnya68 Bab 68 Tak Acuh69 Bab 69 Diancam70 Bab 70 Di Antara Tiga71 Bab 71 Tak akan Kubiarkan Dia Lolos72 Bab 72 Sebuah Ancaman73 Bab 73 Gelisah74 Bab 74 Maaf, karena Memilih Jalan yang Salah75 Bab 75 Di Ujung Tanduk76 Bab 76 Takut, Ya 77 Bab 77 Merasa Terhina78 Bab 78 Lebih Menyakitkan dari Sebuah Tamparan79 Bab 79 Sendirian80 Bab 80 Rumah untuk Pulang81 Bab 81 Wanita yang Mendekatkanku Padamu