Deviant Love
a?" Chacha melempar tanya sambil membaca
gkupi Chacha, lantaran arti dari kalimat
ang pintu, nggak ada siap
pengirimnya itu orang y
y pun berpikir demikian. Makna yang keduanya t
dah nyingk
kamu senang
ah yang terbesit di be
a gunanya dia mengirim
ana ia tahu bahwa Windy sed
apor polisi
eka langsung anggap serius secarik kertas kusut kayak gitu. Ujung-
emudah membalikkan telapak tangan. Bahkan belum te
edang marak saja tidak ditangani den
ggap aja ini ula
goreng pedas atas pesanan mereka berdua. Keduanya pun mulai menikmati santapan.
enggunung, ataupun tentang dosen killer yang tidak memberi toleransi sedikit pun atas tug
gisi perut sambil ber
AK
kunya adalah sosok perempuan berpostur tinggi layaknya model, wajah jelita b
" Pekik Chacha tidak terima
kamu lakuin ke Jimmy! Kamu nggak ada rasa bersalah
ka saling berbisik dengan berbagai jenis pandangan. Ada yang menatap bingu
esalahan Windy! Yang pantas di
Windy! Bahkan dia kirim beberapa pesan teks. Walau kalimat yang dia ketik nggak jelas, tap
a rasa malu serta bersalah. Tapi, apa harus seperti ini? Hanya karena sikap ta
rnya ia tidak keberatan meladeni Airin yang terus saja berusaha memojokkan Windy. Karena apa yang Airin lontarkan
*
a gelap. Menarik orang-orang agar berhenti dari aktivitas mereka, dan menikmati wak
rela ditemani beberapa tumpuk berkas yang tentunya
atau makanan ringan lalu ia taruh di keranjang merah. Malam ini ia putuskan
harian bercengkrama dengan tugas. Namun, hari ini pikiran Windy penuh oleh hal-hal yang cukup m
," ujar lelaki muda d
, lalu menyodorkannya ketika kantung plastik belanja diber
ketika pintu dibuka, muncul sosok pria yang pernah Windy temui di lift. Pria yang sempat m
ang entah kenapa buat mata Windy terkunci. Jatuh dalam hipnotis ke
*
membiarkan atap dunia menjadi kosong dan lengang. Sama seperti kondisi jalanan yang tengah dilalui
fer malam yang terasa dingin walaupun tak ada angin yang berhem
belum kenala
in
Hening kembali mendominasi. Canggung menjadi alasan utama
g, aku turut be
oleh, berkedip h
teman kamu, J
hu dari
dak ada bertukar informasi apapun termasuk nama. Dan dipertemuan kedua in
rtemen, kita ternyata
kaget mendengar perk
ngnya seolah tahu apa yang ada di benak Windy. "Oh!? Kakak
. Kumpulan topik seputar kegiatan kampus atau hal lainnya menjadi el
t, kini mereka telah sampai di apartemen. Mereka menuju lift, naik dan menekan tombol panah ke
ago gambar. Dari hob
a Wi
. Windy dan Brian menoleh ke arah suara, lebih tepatnya ke arah pria
menunggu
u dengan gad
ang ke sini untuk melakukan sesi interogasi saat kematian Jimmy. Ia
anda di jam larut seperti ini. Tujuan saya kem
nyangkut soal Jimmy, kete
n mengeluarkan ponsel dari balik saku jaket. Dia me
enal?"
il berkaca-kaca menahan tangis. Tanpa berucap sepatah kata pun, Windy memberi ayawa bersama darah yang menggenang. Ada hal yang paling mengerikan di mat
kan tewas pukul 5 sor
Be Co