Ranjang Kakak Ipar
daerah ini, padahal jam sudah tergelincir ke tengah mal
dia memilih duduk dan menyandarkan pun
dapat menciptakan suatu kenangan yang indah untuk dikenang. Namun, semua
i pasti sedang bergelut di atas ra
ng menyodorkan satu
yata Alvaro lah yang memb
di samping Maora, dia menatap lurus ke ara
l di sini kita sudah berharap banyak." Alvaro berceloteh seorang diri,
dan milih karirnya! ... kadang aku mikir dia itu beneran cinta atau enggak
paham akibat perempuan gila yang meneriakinya. Jelas sekali k
ertarik pada perempuan setengah sinting ini. "Kamu gila, Nona!
oleh sekilas dan kembali melanjutkan kegiata
k ada yang denger
wanita sinting ini, tapi dia malah m
Sebenarnya ada masa ...." Alvaro tidak melanjutkan perkataannya, ketika di
o, tetapi pria ini berhasil menangkis dan sialnya dia malah b
seperti ini?" Alvaro berbicara dengan sangat lembut, bahkan Maora nyaris
memainkan wanita! Itu sama saja m
elepaskan tubuh wanita cantik ini, dan berkata,
ada di sini. Ngoceh nggak jela
alu sangat dipaksakan dan menjadi sangat kaku. "Kalo aku mau bisa aja, tapi aku nggak
awabnya
bisa patah hati ju
p Alvaro, dan mengerjap. "Jan
e sini udah pasti buat liburan, have fun bareng or
dan mengembuskannya kembali dengan kasar. "Pacar
at Maora singkirkan, dan saat ini rasa
ening dikit, langsung ngacir," ucap Alvaro san
k kan, lupa dir
pun aku lagi sakit hati, tapi aku bis
seneng-seneng? Ken
ng-seneng, hotel di sini bebas kan." Al
ih mencari aman, dan men
at mudah untuk menyamai setiap ayunan kaki wanita
ti, aku hanya nggak suka
ta maaf. Aku
ya
*
menerobos masuk ke kamar hotel Angkasa. Di balik selimut p
aora, gadis ini mengerjap, mencoba mengumpul
ya. Dia menyibak selimut dengan kasar, dan sebuah tangan yang
mancung, alis mata hitam yang tebal, bibir yang tipis dan sedikit menghitam, serta ga
nesia. Mungkin saja orang tuanya memang keturunan negeri y
erlomba minum wine, dan malah berakhi
keras, pria itu hanya menyingkirkan tangannya dari
jak turun dari ranjang dan me
di sofa panjang samping tempat tidur
miliknya, dan mulai men
u terdengar santa
, dia tengkurap di ranjang
pasar, nemenin istrinya." Ayu menggerutu, seperti mema
o udah sampai." Maora langsung mematikan p
buh terlebih dulu, sebelum dia menc
luar kamar. Tujuannya saat ini adalah restoran di hote
empat yang sekira tidak terlalu mencolok, dan jackpot, meja d
empat untuk duduk, berada di pojokkan. Entah
di meja, memilih makanan apa yang sekirany
nis, gurame saus padang sa
ik berwarna ungu dan ikat kepala
melangkah pergi, tapi panggilan
ian membaca buku menu. "Samain aja deh sama dia," lan
Ditunggu s
ursi sambil menatap tajam ke arah Al. "Kamu ini mau ngapain
gun kamu udah nggak ada." Alvaro mengambil bungk
, yang punya masalah di sini
u aku ingetin lagi," ujar Alvaro, dia mencondongka
h inget, dan bekasnya juga
a bisa ngelakuin sekali la
ukup s