Sebuah Penyesalan
televisi, mereka duduk dengan laptop di depannya satu persatu. Karena Steve
n, dia pun bergegas menghampiri sambil mengu
an tangan Hamid kem
n satu botol coke dingin. Steven yang sudah da
at? Istrimu seorang yatim piatu. Sedangkan kamu rajanya b*ra
ya, "Siapa wanita ini?" tanya Hamid menujuk pa
menyelidiki, "P
dengan menegaskan kedua m
capan Steve
omu?" sergahnya disertai memperlihatkan ha
rcakapan dalam telepon genggam milik Steven.
matian Lyn. "Paula masuk ke kamar istrimu setengah jam setelah kepergianmu, dia
! Untuk apa dia melakukannya? Dia su
emua hal bisa diselesaikan dengan uang! Perlu diketahui kalau Paula adalah buk
menjawab, "Dia hanya asisten da
Cristian, menurut data yang dimilikinya dia adalah anak dari penguasaha nukl
ah permainan liar bersamamu malam itu! Di
ggressive dalam waktu semalam. "Artinya kita harus
annya dan berbisik, "Dia pernah melakukan pembunuhan berp
nya. Karena setelah tahu jati diri Paula, Steven sudah tidak ingin berhubungan d
ku menghubunginya kembali seperti memberikan ikan
i, lupakanlah kasus pe
sa tertampa
*
wa dirinya meninggal karena bubuk polonium. Jenazah d
ka meninggal dengan cara dibunuh adalah adanya unsur yang tidak mengenakan
alam mobilnya. 'Aku ditinggalkan istri-istriku yang lain, teta
even tahu kalau Lyn masih perawan. Lebih parahnya setelah itu Steven meninggalkannya begitu saja.
ua hal tentang Steven. Hanya saja Lyn berusaha kuat karena ada setitik perasaan suka yang membu
lamunan Steven, dia pun segera
matai-matai Steven sete
sahut Steven
Paula sambil membuka jendela m
senyuman dan mengedipkan matanya. Lalu, dia pun
icara!" ucap Steven di tel
ab, "Aku tidak berkencan deng
li
dimatikan
i Steven segera memberitahukan keberadaan Paula,
. Kemudian bertanya, "Suda
u akan membuat Paula jatuh cinta padaku! Tanda pembalasa
itambah suara gemuruh angin dan petir yang menyambar. Seolah ini adalah awal dari
bukan wanita sembarangan, dia tidak segan – segan untuk me
akan terjadi. Di dalam pikirannya dia ha
. Mereka pun berdiskusi akan kelanjutan bisnisnya. "Tuan, biarlah kami berdelapan yang mengurus ini semuanya. Juga, ka
arena aku sendiri tidak tahu menahu per
mereka berkata, "Nyonya
eritahu setelah semua terselesaikan,
bil sambil berbicara sendiri dan agak bingung, "B
a malam!" tiba-tiba suara
uh pendek, bermata sipit dan memakai topi dari anyaman daun
even dengan tajam, lalu tidak be
jalannya begitu sangat cepat. Dengan masih bertanya-tan
ah kota Beijing. Kendati butuh puluhan kilometar untuk mencapai tuj