Look At Me
tu memasuki mobil. Jordan mencium b
o beautif
apnya ke atas. Malam ini Jordan terlihat seperti berandal t
tu sedang membenarkan tatanan rambut yang sedikit berantakan karena ulah Jord
ibirnya. Membiarkan Jordan memainkan helaian rambutnya gemas lantas menyurukan hidungnya ke leh
gerang dengan mata menyipit sensual, "aku
ri mobil ini jika
a kali lipat. Bagaimana ini, Leya?" Desah Jordan di telinga Leya
sinya sampai Leya kewalahan. Mencuri kesempatan menyalurkan hasrat yang sudah terpen
ngan seringai tipis. Leya sibuk merapikan pakaian yang kusut. "Ba
kukan yang panas-panas. Leya mengigit bi
ernah Maya tahu, meniduri banyak wanita. Dan ya, dua minggu kemarin tidak pernah ada yang namanya lib
amamu, Jordan. Tidakkah kau ingin ronde berikutnya? Kita lakukan di atas meja makan seperti kesukaanmu." Bibir Ley
enar-benar
alu menyampirkan nya di pundak. "Tidurlah. Kurasa energim
i. Sial, kepemilikan Jordan kembali menegang mengingat betapa panas kegiatan mere
besok. Kita berangka
n Maya? Bukankah dia
sal di perlakukan kasar ol
nya melengkungkan bibirnya tipis. Setelah mengencangkan ikat tali
rgi, sa
i apartemen Jerry. Terduduk santai di sofa d
paling pantas untuk
annya lalu menaruh gelas kosong
dan Raka. Kalau ingin lepas dari Maya tidak perlu menuduhnya s
menunjukkan amarah begitu besar ber
aan yang membawa hidupnya menuju jurang kehancuran. Cukup tahu saja, kegilaan Jordan berawal dari keretaka
, ikut membawa kepal
karang sudah mulai meng
nya menarik tipis bibirnya. "Jangan mengada-ada Jordan. In
i mereka makan sian
entertainer. Dekat dengan banyak pria itu wajar menurutku." Kata Jerry menc
menajam, secepat kilat mencekik leher Jerry.
ngan tubuh Jordan. Kilat matanya memancarkan kemarahan
k kapan kau menjalin
n. Lelaki itu seperti kesetanan tidak m
ci pengkhianatan, Jerry.
nendang perutnya. Jordan terpental jatuh ke lantai. Jerry berusaha menjauh meski t
au menu
an mata kepalaku sendiri." Desis Jord
k ada adegan ciuman seperti yang lelaki itu tuduhkan. Mariska-ibu Jordan meminta bertemu di kafe demi menanyakan keadaan Jordan karena lelaki sialan itu memblokir semua akses.
na Jordan kembali berusaha menggapainya. "Tante
n berc
udah menyatu ke dinding. Sudah ti
Ia langsung berlari menghampiri Rafa di d
elum mengerti keadaan, "apa Jordan
saran tinjunya. Tapi Rafa tidak penakut seperti Jerry, ia m
nya koleksi terbaru." Rafa memainkan alisny
e f
. Rafa sudah ketularan Jerry dan se
pamit. Membuat Rafa bertanya melalui keryitan di dahin
a tidak berada di tempatnya lagi. Jerry takut Jordan akan mel
*
mata. Tidak ada cahaya yang menerangi ruangan memb
A
ncari stopkontak. Tenggorokan maya kering, butuh segelas air agar bisa seked
an air mata. Permukaan kakinya terasa tebal yang Maya t
at kacau dengan rambut berantakan dan keringat membasahi sekitar leher. Berjalan menghampiri Maya dengan t
dak bisa di gerakan. Kejadian kemarin t
guran." Jawab Jordan santai sambil melepaskan pakaian ditu
p untuk mandi. Tapi sebelum itu Jordan tertarik untuk melihat Maya menangis lebih keras. "de
dak
i tak berguna itu? Dia hanya akan menambah beban dengan tangisan menyebalk
engalir semakin deras. Kepala maya masih berputar-putar belum sadar sepenuhny
dak ada lagi." Jordan berjalan santai ke kamar mandi, lalu kembali setelah beberapa detik, "satu lagi." Jordan menahan te
na sesak semakin membelenggu. Saat Jordan kembali, lelaki itu hanya mendengus r
kalau kau masih ingin
gan aliran darah. Maya memang tidak bisa menerima kehadiran janin itu di perut tapi kehilanga
uara beratnya. "tidur sekaran
karena takut pada Jordan tapi jika benar lelaki itu
lam. Sunyi sepi kembali menyapa diri. Dengkuran halus Jordan mengalun di telinga. Lelaki itu berg
r, Ma
buat Maya merasa mengantuk. Ia tertidur dalam pelukan Jordan h
rda
ri lelaki itu tampak lebih baik ka
mata Maya. Sebenarnya Maya cukup setuju dengan perkataan Jordan malam waktu mereka di mobil dan tadi malam. Hadirnya bay
han sangat menyayangi mereka dengan tid
au
ntas pergi ke dapur dan kemb
nk y
ra mereka. Jordan kembali duduk d
masih tidak berani berb
erniat memut
a memejamkan matanya ketika ingatan dia menampar keras pipi Jordan di mobil kem
ak mengerti, lalu tertawa kecil
kang saat Jordan mengacak gemas rambutnya, "lebih baik
ini? Aku bahkan belum bisa berdiri." Keluhnya ya
melihat ke jam digital di atas nakas, "waktunya
mandi. Namun terkejut saat lelaki itu kembali dengan s
ntuk mengusap tubuhmu sampai ber
ta itu mengerjap dengan gelengan kecil, otom
tidak
gat lengket dan ia yakin aroma tubu
a. "Baiklah. Kalau begitu, jangan harap kau bisa
ggigit bibirnya dengan cen
aya membaluri tubuhnya dengan body lotion. Lalu mengikat rambut Maya dan menyiapkan maka
ya. Tersenyum manis saat merengkuh tengkuk M
rangkat
aik saja setelah badai kecil kemarin. Maya te
pintu kamar, Jordan menghubungi Leya. Memberi
*