icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Eternal Love

Eternal Love

Penulis: imnovels
icon

Bab 1 1. Impian Yang Hancur.

Jumlah Kata:2830    |    Dirilis Pada: 20/02/2022

i muka bumi, bahkan takdir yang mereka lewati pun

tkan sesuai kehendak hati. Namun, dari semua takdir buruk yang dia alami. Kenapa t

dengan rival-nya di masa lalu. Bukan hanya pertemuan tidak sengaja. Namun,

ak. Namun, dunianya terasa runtuh detik itu juga, ketika w

a Yara sesak. Netra dengan spektrum warna biru kehi

an terpancing, dan percaya pada ucapanmu! Apapun yang kau tunjukan saat ini, tidak

apun pada wanita yang duduk di hadapannya. Wanita den

enyala itu bergerak lirih. Hingga ter

if yang pernah kutemui. Apa kau pikir selama ini Willian setia? Haha! Kau piki

n. Di usia ketiga bulan hubungan kalian, kami sudah bersama. Aku sempat

yang dicampakkan oleh mantan kekasihmu. Kenapa? Itu karena kau terlal

ah benar-benar terjadi. Dengan begitu kau bisa memutuskan sendiri. Ingin membatalkan pernikahanmu atau

arah. Emosinya sudah berada di ubun-ubun. Namun, Yara be

ucap remeh. "Aku sudah bilang, aku tidak peduli dengan apa yang k

selalu menjadi saingannya di kampus.

, tun

ak keras tangan wanita yang baru saj

ara Austin. Dia tidak ingin siapapun meng

, kembali meraih gaun y

las bagaimana Dara berusaha untuk membuktikan pada Yara, j

berpikiran luas. Hanya dengan test pack itu saja, tidak akan bisa meng

n flashdisk dan beberapa lembar foto yang dibalik. Hi

u tidak akan pernah mengalah, hanya karena kalian sudah meni

ang diberikan oleh Dara, sembari menatap wanita itu yang

R

dari belakang oleh Dara, saat itu

barang itu di atas meja, t

putih dengan dua garis merah. Bohong jika Yara mengataka

memburuk ketika mendengar berita wanita l

selama setahun. Yara, mengamanahkan kepercayaan besar pada pri

r-benar tidak nyaman dengan perasaannya saat ini. Entah mengapa hati

hkan tidak pernah mengecewakannya. William adalah salah satu pria dari

istri, dan membina rumah tangga yang hanya diisi kebahagiaan

ita yang baik?! Tapi kenapa sekarang aku bisa menaruh curiga pada William?!" Yara, mulai

tu? Apakah seharusnya dia men

seberapa jauh d

nya penasaran dengan benda-benda itu. Entah nantinya yang akan dilihatnya bisa

ar adanya. Yara, mungkin akan hancur h

itu perlahan terulur ke arah lembar fot

ak ketika Yara mulai membal

e

gan kelopak mata melebar. Jemar

ini past

rsebut ke lantai. Bukannya berhenti, justru t

as dua pasang tubuh yang sedang berpelukan di sebuah k

DARA,

engan dada yang terasa begitu sesak. Sangat sesak, hi

tinya yang teriris. Gilanya, bukannya berhenti. Yara, justru berniat me

pun metode itu sama sekali tidak membuat perasaannya membaik. Namun, setidaknya ia telah berusaha unt

isk itu, kemudian berjalan ke arah

abel kecil tersebut. Yara, lantas mul

Yara tetap pada niat awalnya

o kebersamaan William dan Dara. Bukan hanya foto biasa. Namun,

perti pose teman. Tidak ada teman yang berfoto dengan gaya seperti

epat. Tangannya yang bergetar hebat tidak menghentikan

aja bukti itu. Setidaknya, dia harus mendapatkan celah kesalahan dari bukti yang Dara berikan,

er kedua. Sama seperti isi folder pertama. Di folder kedua itu

dalam restaurant. Foto yang ia lihat saat ini memiliki baground kamar aparteme

n, dan tahun foto itu diambil. Maka dengan yakin Yara mengakui jika

t hatinya. Pikirannya yang sejak tadi sudah disusupi dengan hal nega

ksa. Kini Yara dihadapkan pada folder

tan keras agar tidak memutar video itu. Namun, itu adalah bukti te

lihat ada banyak bukti yang membuat perasaannya kacau

mutar berbagai reka adegan. Detik itu pula Yara merasa dunianya runtuh. Impian pernikahan y

menghancurkan semua impia

tak senonoh itu. Bahkan kedua tulang kakinya tak mampu lagi berdiri

ergelombangnya yang telah disanggul indah pun ikut berantakan, sebab kedua tangannya sibuk me

asa sakit melalui tangisan keras ada

si seperti itu dengan tangisan p

ktu pengucapan janji pernikahan semakin dekat. Indera pendengarann

t kepalanya. Dengan mata dan hidung memerah parah. Arah pandangann

p bibirnya kuat-kuat agar ti

am? Buka pintunya, waktu untuk mas

li mendapatkan tenaganya. Walaupun tidak sek

melihatnya bahagia. Namun, dia tidak akan pernah memb

n. Melewati pernikahan panjang bersama pria, yang telah mengkhianati juga membohon

telah berusaha untuk tampil sedikit lebih baik di hadapan ratusan tamu undangan. Terutama di hadapan William, dan juga mungkin

William tanpa pegangan apapun untuk dijadikan sebagai pembelaan diri. Walau pada akhirnya ia akan kembali m

nkret. Yara, lantas meninggalkan r

mbersihkan ekor gaunnya. Dadanya terus berdebar keras. Keringat dingin, dan geme

ngan kondisi seperti itu? Namun, jika dipikir. Dia tidak bisa mem

rinya kuat, walaupun sikap tegar yang akan ditunjukkanny

u berada di depan pintu besar dengan dua daun pintu y

rileks." Wanita muda yang berada di samping Yara memberi saran dengan senyum me

ersamaan dengan Yara yang mula

ig

D

at

u pun terbuka lebar. Lampu sorot seketika menimpa t

uangan tempat di mana dirinya akan mengucapkan janji pernikahan bersama Wi

u menunjukkan flashdisk y

amiku. Aku ingin file dalam disk itu tertam

lebih lanjut. Yara, lebih dulu me

lihat senyum lepas yang tampak sempurna dari kedua sudut bibir William, yang s

ih dahulu ketika bertemu dengan

nya perlindungan. Yara, tak menyangka jika hari ini dia tahu jika tangan itu tidak hanya melindunginya seorang

sa depan kita. Disaksikan oleh Tuhan da

emua wanita pasti akan merasa luluh mendengarnya. Begitupun denga

in tajam. Tak ada lagi binar cinta yang s

bunyikan luka dari tatapannya. Pria itu mungkin ti

n pelan. Nyaris tak terdengar. Namun, indera pendengaran Yara

an. Dirinya selalu menjadi penikmat suara itu. Seol

i napasnya ikut memberat menahan desakan emosi. Berhadapan dengan pria yang

ri-jemari Yara. Terlebih dahu

asih bersikap tenang. Seolah tidak terjadi apa-apa,

a, k

berimu kejutan

Tidak, sebelum dia mengetahui sifat busuk William

bih dulu berjalan ke arah istana kecil yang did

i sudut bibir. Benar-benar merasa miris, hingga rasanya ia ingin menyelesaikan

iam. Menghadap pada seorang pria tua

apakah Anda bersedia, dan tanpa menerima paksaan dari s

ndera pendengarannya. Ritme jant

bers

n tegas William denga

a, apakah An

mpai mati pun aku

motong dengan suara lantang, yang m

ok di antara semua yang menden

raih kedua pundak Yara, sambil menggunca

pur pedih begitu menyadari r

a Yara langsung menepi

ar

au lebih menjijikan daripada sampah busuk sekalipun! Bertemu dan merenc

ya suara Yara, mampu didengar jelas oleh semua tamu undangan. Sebab, di

reka adalah ingin mendengar janji pernikahan. Bukan

an sedang tertuju pada mereka. Tak

jurnya. Aku tidak mengerti, kesalahan apa yang sudah kulakukan. Kita bisa membicarakan semua ini baik-baik

dengan jari telunjuknya yang

ng menghancurkan pernikahan ini, tapi kau! Kau

k, Ya

H DENGAN WANITA

samb

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka