Another Choice Mr. Wijaya
embuat mereka tidak bisa berhubungan dengan orang lain terutama keluarga untuk meminta pendapat. Wijaya menatap Vita yang h
lakukan
gguk "yakin?" sekali lagi mengangguk "aku tidak tahu apakah akan sakit atau tidak tapi sat
a dalam benak atau terlintas sedikit pun melakukan hal ini bersama sahabatnya yang sudah dikenal dari ke
ggerakkan bibirnya tapi sayangnya Vita hanya diam dan membuat dirinya frustasi, seketika menggigit bibirnya sedikit membuat Vita akhirnya membuka bibirnya membuat Wijaya memasukkan lidahnya kedalam. Ciuman mereka berdua semakin lama semak
lanj
Wijaya dan hanya mengangguk "mau kapan
rang sakit jadi kalau mem
n Vita dibukanya dengan tangan secara cepat karena setidaknya harus segera melakukannya. Ciuman sudah turun ke bukit kembar yang sudah
dipandang Vita dalam, membuat Wijaya langsung mencium bibir Vita dengan kasar yang membuat sang wanita terkejut. Ciuman turun kebawah seperti sebelumnya membuat Vita mengeluarkan erangan yang tid
n rasa sakitnya. Dorongan kembali Wijaya lakukan yang semakin dalam dan semakin keras pula cengkraman tangan Vita pada pundaknya, teriakan Vita sendiri tertahan dalam ciuman ya
r dari kedua mata Vita perlahan. Mencium bibirnya lembut membuat mata mereka saling menatap satu sama lain dan seakan berbicara melalui tatapan mata yang me
Vita sebelum melepaskan penyatuan mereka dengan pelan. Wijaya dapat melihat cairan yang ada dimiliknya dimana terdapat bercak d
ah memberikan yan
kita sudah menikah dan sudah seharusnya aku melakukan kewaj
ingin membicarakan ha
ini adalah tugas istri, tapi kalau tetap ingin tahu rasanya seperti badan kamu diiris oleh pisau tajam" Wijaya membelalakkan mata menatap Vit
" Vita tertawa mendengar nada suara
an kepala "aku h
ahwa seperti ini kehidupan rumah tangga pada umumnya. Kedua orang tua mereka juga mengalami hal serupa sehingga hanya ada dirin
hkan diri sebelum akhirnya bergabung bersama Vita kedalam mimpi karena memang terlalu lelah. Teringat perkataan Austin bagaimana dulu dirinya bersama H
yang berdiri dihadapannya "kita harus bel
berap
menunggu kamu untu
h menit
rsatu, setelah sudah terkumpul dengan segera melangkah ke kamar mandi. Persiapan telah siap membuat mereka turun bersama kebawah un
eh – ole
emua karena aku terima beres d
guk "butuh uan
mendengar pertanyaan Wijay
nanti kalau kurang tin
hulu dan setelahnya ke pasar untuk membeli oleh – oleh. Wijaya hanya mengikuti dalam diam apa yang Vita lakukan saa
sampai maut memisahkan dan seger