Dinikahi Calon Kakak Ipar
atap kedepan datar tanpa ekspresi. Selepas sampai di lantai atas dia tanpa bilan
ku menjer
uka dirumah ini," mas Arsen berkata sambil berlalu menuju r
melepasku begitu saja. Ah, setidaknya
janya. Ruang kerja yang luas dan nyaman, ada rak
erkas. Sedangkan aku memilih duduk di sofa dan sibuk dengan pikiranku sen
antara kami, akhirnya a
," ucap mas Arsen saat aku
sambil membalikkan badan
ia bertan
ati butikku jadi aku mau bareng kesana," kataku terbata. "Aku tidak
wab mas A
ar ruangan itu dan pergi ke kamar. Lebih baik aku
*
di sisi kiri. Tempat tidur ukuran King size dan kami yang sama-sama tidur d
waktu lama, kami sudah sampai di depan butik. Aku tidak segera turu tapi malah melamun, apa aku
an akan terus melamun seperti itu,"
u tidak bisa men
an! aku bisa
egera keluar dari mobil itu da
memerintah. Aku mengomel panjang pendek sambil membuka pintu but
ekolah khusus design dan kemudian punya butik sendiri. Aku memilih membuat dan menjual baju-baju muslimah
amping. Masjid itu kemudian di wakaf kan dan bangunan ini menjadi butikku sekarang. Komposisi yang sangat pas men
ka yang membantuku mengurus butik ini, Ada mbak Ani yang lima tahu
ah masuk kerja aja
kan untuk tidak banyak bicara. Mereka tahu apa yang ter
mending disini ada kalian jadi ra
empat. Hubungan kami memang tidak seperti karyawan dan bos tapi seperti teman
ar suara mobil berhenti di depan butik. Sepertinya mas Arsen sudah datang, tanpa menunggu dia
ngan lupa kunci pintunya." aku
uk kedalam, tak ada obrolan diantar kami
*
an aku ke butik. Tidak ada kemajuan dalam hubungan kami, semua masih sama se
esaikan sketsa yang aku buat di ruang kerja mas Arsen. Se
ada di mejamu ya. Aku mau menyelesaikan desain
an merubah posisi ap
pintu. Aku menarik nafas panjang dan mengedarkan pandangan ke sekeliling kamar, aku lihat dompet mas
kembali dan menunggu aku menghampirinya. Aku ulurkan dompet kearahnya dengan tangan kanan saat jarak kami sudah dekat. Dia mengu
aku pikirkan sekarang adalah segera meninggalkannya. Aku segera
ku ini. Aku nyalakan laptop mas Arsen, dan mendownload pekerjaanku yang aku simpan di draf. Setelah it
itu, kok puisi ini adalah puisi-puisi yang pernah dikirim oleh mas Riko padaku untuk merayuku
elas, setelah aku membaca puisi-puisi itu aku segera mengupload novel
bi Sumi. Dia sudah bekerja cukup lama disini pasti
lah atau kuliah kegemarannya apa
au ikutan lomba. Waktu kuliah mau ambil jurusan sastra tapi sama tuan tidak d
gitu
Aku pergi meninggalkan bi Sumi, tujuanku saat ini kamar. Aku ingin
Tak terasa waktu sudah sore menjelang Maghrib, kok tumben mas Ars
lang, smartphoneku berdering ada pesan mas
khawatirkan dirinya. Aku masih asik membaca sampai malam sambil menunggu mas
rambut acak-acakan dan dasinya
n dan mendekatin
a bergetar. Dia mengunci pintu dan membuka jas d
ini, aku reflek mundur ketakutan. Tapi dia mera
ya hak atas dirimu,"
darkannya. Tapi percuma, matanya sudah di selimuti oleh nafsu.
*