icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PATUNG KUDA DI RUMAH MERTUA

Bab 3 Bertemu sahabat

Jumlah Kata:1008    |    Dirilis Pada: 22/12/2021

DA DI RUM

a

ng memerah, mas Roni memang p

temeni sampa

Tempat tidur yang kami miliki di rumah kontrakan, hanya berupa kasur kapuk saja tanpa ran

orang anak kecil lelaki, kisaran usia sepul

natapku, bulu kudukku

sini!" Aku mengusirnya, dia tak ber

ini dingin. Siapa anak ini? Kenapa dia bisa masuk? Kemana mas Roni? Bukanka

ku berusaha menarik handle pintu, tapi

. Menjalarkan hawa dingin ke sekujur tubuhku, aku menggigil

aranya begitu nyaring melengking, membu

teriak juga dengan me

kamu." Seperti ada yan

memburu. Keringat memba

terlihat khawatir. Dia memberik

sangat kelelahan dan ketakutan. Mimpi itu begitu nyata. Aku

merangsek ke pelukan suamiku. Ja

kan." Dia membela

udara segar," ajak mas Roni. Aku mengik

ami melihat Ibuk yang

sofa-sofa mewah yang tersusun sedemikian rupa. Disini biasany

masih ada?" tanya

di dapur," jawab Ibuk. Mas Roni, lang

i, mau kemana?"

r, ngajak Dewi

m pulangnya," pesan Ibuk set

erpapasan dengan kami. Tak ada yang spesial dikampung i

teman Mas ya,"

Aku hanya mengikuti

h terbuat dari papan, tapi tampak terawat. Banyak bunga

to

ngetuk pint

pintu yang berderit. Ta

mas Roni, memberi kejuta

dan temannya saling berpelukan. Se

ni, dia memegang bahu mas Roni. Sen

lkan istriku." Mas Roni memp

menjabat tanganku. Hanya menan

ga melakukan hal ya

tinya sangat agamis. Entahlah ... kadang kita t

lama, membuatku agak r

llah," katanya sepertinya

sama istriku,"

sahabatku sendiri hahaha," ujarnya berkelaka

punya istri? Jangan sampai ja

Iwan tampak bingung den

a hahaha," tawa mas

mau denganku hahaha. Kau kan tau, aku cuma buruh bangunan. Tamp

wan dan suamiku. Bang Iwan itu ternyata orang yang menyenangka

memang pas pasan, pas kayak artis. Artis siapa

ng Iwan, aku merasa familiar melihat wajahnya. Setelah kuing

h lah, Wan. Soal rezeki, sudah ada yang atur. Ini kata-katam

engar kalimat yang teruc

au sudah jadi dewasa sekarang," ujar

asih petunjuk." Sangat b

sekedar pulang, atau akan

disini. Tapi Bapak sepertinya belum menerima pernikahanku

oga orangtuamu mendapat h

aksudnya?" tany

a menerima istrimu." Bang Iwan kelihatan

awaban bang Iwan. Sepert

mi pulang dulu," ucap

t Magrib disini saja

gi, asal kau tak bosan meneri

erbuka untukmu. Aku bis

saling bertukar

pesan bang Iwan, sebelum

Iwan bicara seperti itu? Sepertinya mas Roni

TIKA D

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka