Pelabuhan cinta Daffin
idak usah risau, keluarga Pak Aziz ni insyaallah baik. Oh iya macam mana kab
ni, Ayah kau dah bisa jalan lagi walaupun
alfa yo mak. Dah mengantuk sangat ni. Emak dan Ayah pun baoklah
seksama. Tiba-tiba Zalfa mem
atas segala khilaf dan dos
alfa pun ikut menangis dan m
***
ah menunjukk
sudah datang dan di
an hati yang berdebar-debar,
at rumah yang luas, penuh dengan hiasan juga hidangan, membuat dua keponakan
berlangsung, yang di wa
ana sak
aaaaa
mduli
ar Zalfa, dan membimbing Zalfa me
atural di padu dengan wajah Zalfa yang cantik alami, begitu menya
annya, ketika ia mengalihkan pandangan pada sudut ruangan
nama lolos da
tuk mencium telapak tangan Daffin. Dengan ragu Zalfa meraih tangan itu, lalu men
ium," teriak m
lisa lagi, dan ekor mata itu d
aidah sambil meme
Ma," jaw
ium is
nya pada kepala Zalfa lalu, ia kecup kening itu un
ngin sekali rasanya Daffin, mengejar sang kekasih hati, untuk menjelaskan semua. Kalau ini buk
ngkin yang akan menikah hari ini adalah dia dan Alisa. Bukan dengan
ng masuk ke dalam kamar, di
yang didekorasi khusus untuk pengantin baru. Ranjang yang dihiasi kelopak ma
as, ia menarik sprei dan mengacak-acak nya. Begi
at itu. Ia berdiri mem
ya, "Selamat ya atas pernikahanmu," ucap Alisa dar
ku hanya mencintai mu, dan pernikahan ini hanya
tap nya tadi berkata lain," sinis Alisa mengungkit
tadi hanya ingin melihat nya karena
ffin, terdengar suara
to
arah pintu dan ia tetap melanjutkan penjela
akan menunggu mu di ca
ab Alisa memat
Inah seakan minta penjelasan, ada apa pembantu nya itu datang. Mbok Inah yang mengerti
kedalam kamar, menaruh semua b
k!" benta
en? Ada y
a disana! aku tidak mau b
Zalfa taruh di man
asal jangan d
di dalam koper itu saja,"
rmisi dulu," ucap si mbok berlalu
Mana kamar acak-acakan lagi, Tapi mudah-mudahan non Zalfa bisa merubah segala
fin dan Zalfa berdu
diri. Sementara Daffin menghempaskan
l menatap Zalfa yang diam be
n ide untuk mengajak Zalfa keluar
erdiri di sana?" Tanya
na? Ini kan kamar kamu.
suami istri, jadi kama
isi kepala lelaki yang baru saja menjadi suaminya itu. Tapi entah apa? ia pun tidak tahu.
Daffin membuyark
a," jawab Za
amu mandi dulu baru gant
wab Zalfa ma
in istri aku jalan k
lam kebingungan, namun ia tetap menuruti perkataan Da
mandi, Daffin tertawa senang
gan mengenakan gamis berwarna coklat muda, dipad
kan Zalfa. Namun keanggunan yang hakiki takdir dari lahir membuatnya terl