Suami Kedua
imat yang salah. Semoga ka
#
ia nan sakral pagi itu, ternyata menjadi petaka kala malam datang. Pria yang ber
saat usai p
k gendang telinga Anin. Suaranya terdengar menusuk dan sangat
hut Anin membela diri. "Jangan percaya
emandangi sang suami
kamu. Bilang saja padaku, sudah be
kalimat itu menyobek raga. Kalimat ya
begitu!" sahut Anin. "Aku
h mengelak. Bicara saja yang jujur,
u?" Anin men
u di sini. Bukan sebagai istri yang akan aku sayang, melain
n kebahagiaan yang Anin dapatkan, akan tetapi sebuah hinaan dan cacian hanya karena sebuah fot
n sambil menangis. "Aku bahkan tida
adalah cara utama sa
n menyimpannya rapat-rapat." Bagas menyeringai. "Yang harus kamu ingat, jangan meny
kamar meninggalkan Anin se
g malam hari. Anin menangis sejadi-jadinya kala itu. Dibiarkan oleh s
terbiasa menjalani pernikahan tanpa ada kata sentuhan. Anin selalu disay
utri atau sering dipanggil Anin, tetap harus pura-pura bahagia dengan pernikaha
sudah kehilangan selera untuk sekedar menyentuh sedikit bagian kul
up untuk menjerat sosok Anin,
-mama mertua. "Biar Bibi Niah dan ya
uduk. Namun, baru saja duduk An
Bagas. Tentunya dengan nada bica
u berdiri dan mela
n Bibi Niah. Tidak usah meme
Anin kan istri aku. Sudah
ara pandangannya fokus ke arah layar televisi, satu tangannya se
?" suara serak mengejutkan Anin.
a yang sama tampannya dengan Bagas. Sama-sama berpawakan tegap atlet
dari pasangan Hanggoro dan Sasmita. Bagas dan J
wab pertanyaanku,
ke dalam gelas, Anin men
amu yang tidak jelas itu?" tanya J
pura-pura? Aku memang bahagia d
an gelas yang sedari ia pegang, Jonan maj
dapur. "Tentu saja aku bahagia," ja
an gerak Anin yang mencoba menghindar,
Kamu lumayan sebenarnya." Se
kemudian sambil men
Bagas jika kamu mau!" kata Jonan saat Anin sudah be
linya Jonan berkata begitu. Hari-hari yang lalu Jonan juga sempat menggoda Anin saat tak ada Bagas. Anin tak tah
sungut Bagas sesampa
mama atau siapapun. Hanya tinggal
us ngupas mangganya
dari tangan Anin. "Sudah sana! Kau bersihk
. Tak perlu menjawab. Selain karena memang tidak
buat lebih cepat karena ada sesuatu yang hampir keluar d
ya merosot di balik pintu dengan kedua kaki tertekuk
Tuhan?" Anim sedang mengadu
gian luar. Dia sedang berdiri dengan bibir menipis p
supaya bisa lepas?"
onan memilih berbalik kemudia
tanya Jonan saat sudah
ingkat. Bagas nampaknya masih
ke atas, kamu tidak menyu
u menyusulnya,"
udah bosan
mbuat Bagas menol
k lantas memangku bantal. "Aku hanya
di samping Jonan. "Jangan ikut camp
dengus sebal. "Kalau kamu tak m
-tiba. "Apa yang aku katak
a sendiri yang mendadak