Suami Kedua
rnya hidup dia tidaklah buruk. Dia bukan tipe pria yang sering keluar malam seperti Bagas. Hanya s
ak tahu. Yang Jonan ketahui, Anin adalah wanita menyedihkan yang tingga
g meledek Anin hingga menyebut hal sensitif. Anehnya, Anin tidak pernah marah saat Jo
au hati sudah memaksa, mau bagaimana lagi? Jonan
tanya Jonan ketika Anin mu
bentar," j
annya ditarik oleh Jonan. "Kem
bik. "Mau pergi ke makam ayah, ibu
enggandeng lengan Anin dan m
dengus Anin
s Jonan. "Pakai
askan tangan Jonan. "Memangny
ikut." Jonan kemudian mendorong punggung Anin. Ma
n hadapi. Selama satu tahun mengenal Jonan, Anin sama sekali tidak pernah melihat Jonan bergande
tanya Jonan saat su
aku yang tunjuk j
ukan topik pembicaraan. Dan kesunyian itu berl
ang memejamkan mata sambil menarik napas beberapa kali. Hingga jatu
ni saja," kata
membuka pintu mobil me
uma mau menyendiri
ebih dalam ke area pemakaman. Dari balik kaca mobil, Jonan melihat kalau
nin datang, tapi maaf ... Anin nggak ba
rerumputan liar, Anin mulai mencurahkan isi
memanggil kakek. Anin hanya tahu dua pemakaman di samping kakeknya adalah tempat peristirahatan papa dan mama. Dal
itu lebih dulu. Anin datang hanya untuk mengadu tentan
pada udara. "Apa kakek tahu, Bagas selalu menyakitiku, Kek. Dia
erembes mengeluarkan buli
ingung. Aku ingin lepas, tapi
an dada. Kalimat itu memang sangat membuktikan bahwa Ani
gak tahu menahu kenapa aku bisa berada di kelab itu. Aku hanya ingat kalau aku d
eranjat. Jonan kaget mendengar satu nama yang disebutkan Anin. E
a bantuan aku. Sungguh, aku nggak ingat lagi apa yang terja
jah sambil berdiri. Namun, saat Anin berbalik, Anin kage
Sejak kapan kamu di si
"Baru saja. Aku hanya bosan
melewati hadapan Jonan dan kembali m
anya Jonan sebelum m
k Anin. "Nggak ada kita-k
an bibir menipis. "Kenapa pulang?
Anin. "Aku mau pula
Jonan. Tak berbicara lagi,
Bukan ke arah jalan pulang, melainkan menuju arah
kemana, Jonan?" tanya Anin gemas
rus melajukan mobilnya dan kemudian mas
Aku nggak suka ke tempat ramai. Lagia
lompat turun dan bergegas membukakan pintu
. "Kamu saja yang kesan
ret lengan Anin dengan paksa. "Nu
urun dari mobil. "Sudah, lepas!" tepis An
meringis. "Nggak pa-pa kali. Ban
. "Memangnya kamu siapa? Nggak sopa
kkan satu a
awab Ani
aan tersebut, Anin mendapati sebuah pemandangan yang sangat tidak mengenakkan. Sang sua
sigap memeluk tubuh Anin dan menjau
a Jonan kemudian
n kosong. Bibirnya bergetar deng
bawa Anin pergi dari tempat itu. Bukan pulang ke rumah, mela
a Anin dengan suara p
tuk saat ini. Percaya deh!" Jonan melempar senyu
Anin pada akhi