icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Suami Kedua

Bab 4 Bagian Empat

Jumlah Kata:1090    |    Dirilis Pada: 12/12/2021

dah sedari tadi Jonan duduk di atas lantai memeluk tepian

amar yang seharusnya tidak dipijak. Kamar Bagas dan Anin tentunya. Namun, Jona

. Pasti," kata Jonan

n di kening, tapi Jonan buru-bur

n, Jonan mendengar suara langkah seseorang menaiki

tang. Kamu nggak usah kh

n yang sedang berdiri di depan tralis pembatas tepian lantai

kamu?" tany

agas enteng. Bagas sama sekali tidak menoleh ke arah Jonan,

dengan Ela lagi

sontak membuat Bagas menoleh.

apa-apa, aku hanya

untuk menjawab, Bagas kembali menatap pons

paskan Anin." Jonan berpaling dari lantai dua da

yang ia tapaki. Menoleh ke kanan dan ke k

r Mama. "Kamu

ku lagi cari papa. Apa di r

i ruang kerjan

elempar senyum kemudian b

ya cari papa." Sasmita menaikkan satu a

n ketika sudah masuk

apa setengah te

sofa. Papa yang penasaran

nya papa. "Ap

elipat satu kakinya di atas sofa menghadap ke a

ahi. "Bicara? Soal

utkan sebagian wajahnya sambil menautka

agi. "Apa sih? Kamu jan

an mulai bicara. "Apa papa me

-rapat dengan pandangan lurus tanpa

amu tanya begitu?"

bersandar. "Waktu Bagas nikah, aku kan nggak

bingung. Papa baru ingat kalau saat Bagas menikah, Jonan sedan

odohkan?" Jonan mengu

ng papa jodohkan," kata papa kemudian. "Papa dan kake

h posisi duduknya menegak, Jonan bertanya lagi,

. Senyum seorang ayah yang terlih

tu," ujar Papa. "Tapi Anin ...

mengerutkan dahi. "Ma

api setelah papa dan kakek Anin memberi waktu beberapa bulan untuk sali

g tersebut, Papa langsung tersenyum. S

ereka bisa hidup bahagia

lu berdiri. "Apa benar mereka b

a, Papa berubah mengerutkan wa

... tanpa mereka berdua tahu." Jonan tersenyum t

o karena tidak paham dengan ucapan Jonan. Sepertinya kalimat

u kalau Anin masih suci. Entah benar atau tidaknya, tapi Jonan mendengar Bagas tak akan m

dang gerah!" perintah Bagas keti

n dari atas ranjang. Matanya yang masih terasa pedas kar

arkan selimut kemudian bersembunyi di baliknya. An

Anin. Pandangan Anin memutar mencari jam d

i, Anin beranjak angkat kaki. Menapak dengan sa

in sedikit berhati-hati tatkala menuruni anak tangga. Tubuhnya terasa

lirih. "Mungkin sebai

an lebih leluasa begadang. Setelah membuat mi, Anin berencana

eseorang sambil memeluk

n?" pekik Anin kemudian. "Ngapain kamu di sini?" Anin mele

Anin lagi. "Tidak ada. Aku hanya ingi

ra melepaskan diri. "Jangan begitu. Kalau

ngan di sini. Kit

ardik Anin

mencoba meraih pinggang An

in melotot sambil mengacungkan pisau. "Jangan macam-m

, barulah kemudian berlalu meninggalkan A

bir rapat-rapat. Anin mana tahu kalau ter

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka