Cinta Palsu, Dendam Sejati Telah Dimulai
Yuli
aku berpelukan erat di tengah bar. Ini adalah bagian dari rencanaku. Seti
Bahar berbisik di telinga
ntung Vano berdebar kencang dari
no mendengarnya dengan jelas, bahkan jika aku harus mengulanginya sepuluh k
n, kini tampak seperti anak kecil yang kehilangan ma
ndiwara, kan? Kau tidak bisa bersama
enggenggam erat lengannya. Aku menatap Vano dengan tatapan k
si. Itu adalah kalimat yang sama persis seperti yang kukataka
mu!" Dia mencoba melangkah mendekat, tapi Baha
Bahar, suaranya rendah dan
a memanfaatkan kondisimu!" Vano mencoba meraih tanga
Bahar, matanya menyala. Va
adalah bagian yang paling penting. Aku harus menunjukkan
emburu. Biarkan dia me
am. Kau beruntung dia selamat. Dan sekarang kau masih berani mene
. Rahasianya terbongkar. Dia
gaja!" Vano mencoba berau pikir aku bodoh? Aku tahu segalanya,
Dia tidak bi
dak punya hak!
har, memelukku lebih era
berani menyebutkan itu. Kata-kata itu menghantam Vano seperti godam. Ak
a dia bohong!" Vano menatapku, mem
yum manis. "Dia tidak berbohon
k percaya. Bisikan-bisikan mulai terdengar di sel
ik Vano, mundur selangka
no, tangannya meraih lengannya. "Vano
Tidak! Aku tidak akan pergi! Sekar
menatapnya, mataku dingin seperti es.
sudah cukup membuat keributan. Pergi dari sini, Vano
unjung bar sudah mengeluarkan ponsel m
r!" teriak Vano. "Kau akan kem
alkan Melodi dan teman-temannya yang terpana. Aku
akah kau baik-baik saja?"
u baik-baik saja. T
disasm
a bercampur ludah memenuhi mulutku. Aku tidak peduli ke mana aku pergi, yang penting
. Dia pasti berbohong. Dia pasti berpura-pura. Ini semua untuk membalasku karena ak
atu. Ponsel! Aku harus mengecek media
dia sosial. Dan di sana, terpampang jelas. Foto Sekar dan Bahar. Diaekar dan Bahar!
asmita ke
jadi langsu
l. Itu nyata.
lihat khawatir. "Vano, kau kenapa? Jan
yang bohong? Dia bersama Ba
u hanya permainan. Dia hanya ingin
a tidak akan meninggalkanku! Dia tid
ah. Aku harus menghajar Bahar.
masih di dalam, menata
salah," kata Rio, me
curi kekasihku! Dia berbohong
bersama Sekar. Mereka berbisik-bisik, tertawa. Tida
. Aku tidak tahu apa yang kulakukan.
o berteriak, menco
ayunkan botol itu, dan tanpa s
Rio jatuh ke lantai, memega
m. Sekar dan Bahar menata
an-temanku, berge
ud menyakitinya. Aku... aku ha