Cinta Palsu, Dendam Sejati Telah Dimulai
Yuli
ng pintu. Suasana di ruangan itu tegang, dipenuhi dengan amarah yang mem
dengar seperti geraman. "Omong kosong a
gi. Aku harus terlihat meyakinkan. "Aku... aku t
m. "Kau dengar itu, Vano? Putriku takut padamu! S
gungan melintas di sana. Dia tidak bisa mencerna bahwa aku, Sekar yang
diri. "Dia hanya mencoba membalas dendam padaku! Di
hku, menunjuk ke lua
enuhi ancaman yang tersembunyi. Dia membantin
ta harus percaya pada dokter, N
i bahunya. "Aku hanya ingat Bahar, Bu.
Bahar adalah hal yang tabu, mengingat persaingan bisnis mereka. Tapi sekarang, de
disasm
ng koridor. Suara itu bergema, tapi tidak ada yang peduli.
uan Vano, jika Anda terus membuat keributan, kami
menyebut nama musuh bebuyuta
melupakan hal-hal yang tidak menyenangkan baginya, atau yang berhubungan dengan insiden traum
, berjalan menjauh. "Dia tid
elamanya. Itu tidak mungkin. Sekar mencintaiku. Dia selalu mencintai
ombong itu. Dia pasti sudah tahu tentang ini dan menikmati pend
k ke kamar Sekar, tapi dihentikan oleh satpam. Orang tua Sekar
yang memulai permainan ini. Aku
Yuli
k observasi. Dokter menjelaskan kepada mereka tentang "amnesia selektif"ku. Aku mendengark
at kami berdua di kamar. "Apakah kau be
ia, Bu. Aku hanya merasa takut setiap kali melihatnya. Aku
oto lama. Foto-fotoku bersama Vano. Aku melihatnya, wajahku di sana, ter
u lembut. "Kalian sud
ngat." Aku menunjuk pada foto-fotoku bersama teman-teman, bersama ora
iklah, kita tidak akan memaksanya. Dokte
r yang bergantung pada kerja sama dengan grup properti Vano. Jika aku "melupakan" Vano,
disasm
ekar tidak mengingatku. Dan yang
sementara waktu. Aku akan menunjukkan padanya bah
-mahasiswa di sana menatap kami dengan iri. Melodi, seperti biasa, tampak a
yanya, suaranya lembut. "Aku dengar
n. "Dia hanya mencari perhatian. Amnesia? Omong
t senyum tipis di bibirnya. Dia senang.
u dia benar-benar melupakanm
tidak akan pernah bisa melupak
sainer, perhiasan, apa pun yang dia inginkan. Dia menolak beberapa bara
engejarnya. Dia sangat pandai. Aku jadi semakin tertarik pad
dengan teman-temanku. Aku in
," kata salah satu temanku, Rio. "Kalian
ya! Dia yang berpura-pura amnesia dan
kter bilang begitu," kata
kan aku. Dia tidak akan pernah bisa hidup tanpaku. Dia ha
ata Rio, ekspresinya serius. "Sekar
"Dia hanya wanita lemah yang terlalu menc
kepala. "Kau tahu, Sekar itu memiliki
tidak ingin mendengar nama Sekar lagi! Mari kit
u, pintu bar terbuka. Dan di sana, b
ederhana yang pas di tubuhnya, rambutnya digerai, dan wajahnya dip
kukan di sini? Dia seharusnya di r
yang lain menatap Se
, suaraku tercek
t. Matanya dingin, tajam, dan penuh perhitungan. T
. Dia tidak datang untuk
ewati aku yang terpaku. Dia tidak melirikku
ijaya, yang duduk di sudut bar, sendir
manis yang biasa dia berikan padaku. Itu adal
nya terulur. Bahar berdiri,
ya cukup keras untuk kude
sekitar