Hilang Di Bunian
gesa dan mengecek bagian bod
belas tahunan. Mereka bertiga berdiri bersisian menatap Riko. Keti
benda yang menghantam mobil adalah bola kaki y
i yang disuruh hati-hati," balas seorang
ko getir. Tak satu pun orang di sini ya
ainan. Riko mengabaikan rasa kesalnya, menurutnya, ana
a sesuatu?" tanya Riko, k
enantang dan sengak. Riko menahan gemu
pat sewa kap
meski tak pandai senyum. Riko cukup senang ada yang menjawab pertanyaannya. Anak itu menghampiri Riko tanpa dim
i, dia biasa me
lansung pergi tanpa menu
namun lagi dan lagi, dia tidak digubris, tiga boc
rutu Riko. Dia kembali
nsel, keningnya mengkerut dan mulutnya men
mua. Di sini tidak ada sinyal sama sekali," ucapnya
ngan kamera. Menjepret segala sisi
datangan Riko. Mereka ingin mengetahui hasil
kkan pantat di
a?" tanya A
ke s
mudi mobil ke arah kanan. Di mana a
wakan kapal?" tanya Aji la
kurl
jalan dan menemui hal-hal yang tak diinginkan
og itu benar, y
kapal dan sekarang, saatnya mencari tahu bag
eruntung karena bisa menikmati terumbu karang cant
al rame dan terumbu karangnya past
balas Derry denga
bertuliskan 'Sewa kapal Pak Ali'. Tulisan pada kayu itu ditulis den
halaman luas depan rumah. Halaman itu luas, dan rumah kayu sederhana berberanda luas be
ilas cahaya kilau matahari senja. Menikmati sunset dengan segelas kopi akan terasa berkali lipat nik
epala. Wajahnya membingkai senyum yang ramah. Namun jidatnya
l menuju ke kerumah, tepat di depan tangga
Aji menyapa Pak Ali yang berdiri di
ga, mau c
Pak Ali, pak
Ali. Ada ap
ewa kapal,"
itu, senyum Pak A
g menyewakan kapal. Mari-mari, dud
langkan di kursi rotan. Mereka menolak karena lebih tert
ntuk memperkenalkan diri
nyusul Riko dan Derry yang berdiri di depan ta
gup, menatap dengan heran sosok yang baru saja menyalaminya itu.
rsenyum
ya, Pak?" goda Wanda. Sambil mengibas-ngib
mm, siapa namanya tadi?
sa ramah. Pak Ali kembali tersenyum kikuk. Orang kampung seperti dia belum terbiasa dengan tampilan manusia seperti sosok Wanda. Rambut di cat war
emang b
menyiapkan kapal," pamit Pak Ali. Dia berjalan ke arah belakang rumahn
Dia membungkuk untuk izin pamit. Wanda menatap kepergian P
*
g terhampar di depan sana. Sementara, teman-teman yang lain tak ingin melewatkan ritual liburan yang paling penting, yaitu ber
Dia mengenggam baki kayu dengan hati-hati. Ada Gelas-gelas berisi teh hangat berjejer di atasnya. Wanita baya itu menghampiri Derry yang
kampung yang menyambut mereka. Wanita baya dan suaminya ini ra
tai gazebo. Asap berbentuk spiral me
ucap si Ibu menawark
pot-repot, buk," b
uh perjalanan jauh, past
kasih
ma sekali. Rasanya, dia ingin membahas tentang sambutan warga yang menyambutnya tadi.
ap, akhirnya si I
au kemana?" tanya si ibuk
," terang Derry
ya dengan raut heran. Bahkan m
ak menghiraukan eks
sini untuk menuju
na," ucap si ibuk yang menghiraukan pertanya
pa, buk?" tanya
maksud si ibuk adalah suaminya sendiri. Entah kenapa gelagat si Ibuk itu berubah aneh