Cinta yang Hilang di Tengah Fitnah
AC belum menyala. Tangannya menggenggam tas kerja dengan erat, bukan karena takut, tapi karena ia mencoba menenangkan detak jantung yang masih ber
ngar seperti gema di ruang kosong, mengingatkan Aleyna pada rasa kesepian yang selalu ia rasakan di tengah hiruk-pikuk
ng menembus hati. Saat ia memasuki ruang kerjanya, meja kerja sudah dipenuhi tumpukan dokumen dan sebuah am
gan tangan sedikit gemetar, ia membuka amplop itu. Di dalamnya terdapat beberapa lembar foto, semua memperlihatkan Aley
uran marah dan takut. Ia ingin membuangnya, merobeknya, bahkan berteriak. Tapi di dalam dada, ada perasaan aneh yang membuatnya tidak bisa langsu
dengan sopan. Aleyna menelan ludah, mengambil napas panjang, dan mengikuti asisten itu menuju ruang Rowan.
melihat sesuatu yang mengejutkan, bukan?" Suaranya tenang, hampir tanpa emosi, t
ng ingin meledak. "Foto-foto ini... bagaimana
cara untuk mengetahui segala sesuatu, Aleyna. Dan aku perlu memastikan
ang membuatnya waspada. Apakah ini sekadar peringatan
ikologis. Rowan selalu muncul di tempat yang tak terduga, kadang dengan senyum tipis yang membuat Aleyna sulit m
nya, setiap jadwal rapat yang bisa dimanfaatkan untuk menghindari atau menghadapi Rowan secara strategis. Ia belajar mem
an proyeksi keuangan, strategi marketing, dan analisis risiko. Semua berjalan lancar hingga Rowan muncul di pintu ruang rapat, matanya menyorot setiap gerakanny
selesai, Rowan berdiri perlahan, menatapnya tanpa berkata sepatah kata pun, kemudian berbalik dan meninggalkan ruangan. Semu
cau. Ia merasa seperti sedang berada di garis depan perang psikologis, tapi di sisi lain, ada rasa penasaran yang tak bisa ia hapus: siapa
Tapi jangan anggap aku tidak tahu apa yang kau sembunyikan." Pesan itu tidak ada pengirimnya, tapi Aleyna bisa menebak. H
n menjadi medan pertempuran intelektual. Aleyna harus berpikir cepat, membuat keputusan tepat, dan tetap menjaga emosi agar tidak te
penuh dengan intrik, gosip, dan masa lalu yang terus menghantui. Saat ia duduk di bangku kayu, menikmati angin sore, sebuah kenan
Selina, dengan semua tipu daya dan kejahatannya, masih ada di luar sana, menunggu untuk merusak hi
apnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Aleyna menahan napas. Apakah ini kebetulan, atau bagian dari permaina
perasaan yang mulai muncul lagi-perasaan yang seharusnya ia kubur bersama kenangan malam itu. Rowan, dengan semua misteri dan a
an setiap tatapan bisa menjadi senjata. Ia belajar untuk bertahan, untuk menggunakan kecerdasan dan instingnya, dan yang pali
an Sinclair bukan hanya bosnya, bukan hanya pria misterius dari masa lalunya, tetapi juga seseorang yan
. Tidak ada yang akan sama lagi, tidak ada yang bisa Aleyna prediksi. Setiap langkah, setiap kata, setiap tatapan akan menentuk
. Kali ini, ia tidak akan menjadi korban. Kali ini, ia akan mene
g terasa seperti ritme monoton, tapi pikirannya bergerak begitu cepat, menelusuri strategi baru untuk proyek perusahaan yang ia tangani. Hari i
hasia. Tidak ada yang tahu detilnya, kecuali tim inti. Tapi yang membuat Aleyna merasa canggung adalah kenyataan bahwa ia termasuk satu-satunya an
duk rapi di kursi mereka. Di ujung meja, Rowan Sinclair duduk dengan ekspresi tenang yang hampir membuatnya merasa takut sekaligus tertarik. Matany
tapi jelas terdengar di seluruh ruangan. "Ka
, mengangguk pelan.
k proyek baru ini. Kau akan menunjukkan rencana strategis, proyeksi, dan
fesional, tapi juga ujian terhadap integritas, keberanian, dan kepintaran emosionalnya. Ia menat
ri anggota rapat ia jawab dengan tenang, meski beberapa di antaranya terasa seperti ujian menyamar. Rowan duduk di kursi, tangannya menyi
, menaruh kepala di tangan, dan membiarkan pikirannya melayang sejenak ke masa lalu. Ia teringat pada malam-malam k
nomor tak dikenal: "Jangan terlalu percaya pada semua
tan dari Rowan, atau sesuatu yang lebih gelap, lebih licik-Selina? Hatinya
pola di perusahaan: setiap langkahnya diawasi, setiap ide dinilai secara ketat, dan setiap kesalahan kecil bisa dimanfaatkan sebagai kelemahan. Rowan
pas panjang, tapi perasaan campur aduk tetap ada. Ia merasa tertantang, tapi sekaligus waspada. Ada sesuatu yang membuatnya penasaran sekalig
. Sebuah dokumen penting tergeletak di mejanya, bersegel dengan t
rnah ia pelajari sebelumnya. Aleyna menatap dokumen itu, sadar bahwa ini adalah kesempatan sekaligus ujian. Ia harus menunjukkan kemampuan terbai
merancang strategi untuk hari-hari berikutnya. Pikiran tentang Rowan Sinclair selalu muncul. Ia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa bosnya ini memiliki
gan gaun formal berwarna navy, rambutnya disisir rapi, dan wajahnya menampilkan senyum profesional. Tapi di dalam, ia
Pria itu mengenakan jas hitam rapi, ekspresinya tetap tenang, tapi aura yang memancar membuat seluruh
tapi berusaha tetap profesional. Ia tahu ini bukan hanya tentang pekerjaan. Ada sesuatu dal
owan akhirnya terdengar, rendah dan t
a berjalan lancar, Pak. Saya sudah menyiapkan strategi
. Tapi ingat, tidak semua orang bisa dipercaya di sini. Beberapa b
n tersembunyi yang lebih personal di balik kata-kata Rowan. Sesuatu yang membuat Aleyna mera
ki penuh dengan intrik, rahasia, dan konflik yang tidak bisa dihindari. Selina, dengan semua tipu daya dan renc
ahaya lampu jalan. Hatinya bergejolak-antara takut, penasaran, dan sesua
iknya dalam hati. "Aku akan menghadapinya. Aku akan bertahan. Dan aku akan menemukan siapa yang sebenarnya
rjalanan ini baru dimulai. Dan kali ini, ia siap menghadapi segalanya-