The Deadly Love
ng tiga kali berturut-turut. Wajah Lukas tampak pias begitu tidak ada uang lagi yang ters
Aldric sambil melip
Kita main sekali lagi. Aku
njuk uang Lukas yang hanya tinggal beberap
ukas santai, "Kali ini kita bertaruh, ji
aku yang
h! Tentu saja utangku b
lai mengenakan jaketnya. Dia tidak perlu menanggapi
mencegah Aldric untuk pergi, "Utangku akan
oh. Semua orang juga tahu siapa yang akan menang. Bermodal tekat saja tidaklah cukup. Huta
egitu keras kepala untuk tetap bermain. Tentu saja dia akan kala
nggu untuk melunasi semua utangmu."
! Kenapa cep
tidak suka itu, bahkan dia tidak sebodoh dan selugu itu dulu dalam menangani banyak hal. Terbukti
*
ak masalah. Sejak kedatangan Rubby di hidupnya, Betty mulai merasakan bagaimana rasanya mempunyai teman. Rubby akan maj
tuna dengan ekstra
ng terbaik Betty.
jijikkan." Rubby hanya tertawa di s
pulang malam. Betty juga akan membeli roti isi untuk makan malamnya nanti. Hidup sendiri di kota b
kan di sana. Bahkan garis polisi pun tidak ada. Tempat itu tampak biasa saja tanpa keanehan sedikitpun. Betty be
i. Bibirnya tersenyum ketika melihat Khal
i biasa
tambah satu lagi isi tu
" tanya Khalid mulai
ndukan roti i
ada yang bisa menandi
n Khalid dalam membuat pesanannya. Melihat itu, perut Betty mulai
alihkan pandangannya begitu mendengar s
ng ditemuinya semalam di zoo bar & club. Sialan! Dia tidak
ap Betty
elihatmu." Khalid menya
gung. Siapa Ric? Bukan
c menatap Betty dengan tajam. Ada sarat aka
tanya Khalid saat melihat
sebentar dan mulai duduk di ku
a tidak menyukai itu. Betty sudah berdoa ke pada Tuhan agar tidak bertemu lagi dengan pria itu, tapi lihat sekarang?
sibuk dengan makanannya, Aldric mulai menyandarkan tubuhnya ke kursi dan menatap Betty dari atas ke bawah. Tatapan ane
agi," ucap Aldr
ah seolah tidak mendengar apa ya
aksud, "Sudah melupakanku ternyata." Aldric berusaha memancing Betty untuk mem
ar-benar indah jika diperhatikan dari balik kaca mata tebal itu. Aldric tidak tahu
terlihat marah atau apapun itu. Namun Aldric tahu
enjadi singa b
tahui namanya. Betty sangat ingat jika dia tidak pernah men
nya Betty gugup. Jujur saja dia
ilikmu, Ric." Khalid datang den
ia menyebutkan namamu tadi. Jadi jangan me
tkan," gumam Betty
Betty tidak percaya. Dia mende
pun." Dengan cepat Betty membaya
Aldric yang merasa diacuhkan langsung mengikuti
ya dengan Aldric benar-benar membuatnya takut dan trauma. Dia tidak percaya jika akan
aran lama berjalan pelan di sampingnya. Begitu jendela mobil terbuka, Betty mendeng
inginkan?" tan
dugaan. Kenapa? Pria itu mengajaknya dengan wajah d
Betty kembali berjalan
eth. Anggap saja ini ucapan
u tidak perlu mengantarku." tunjuk Betty pada sa
unjukkan letak tempat tinggalnya. Namun seolah tidak peduli, Aldric m
suk
aku t
r selangkah, "Masuk, Beth. Aku tidak akan memintanya lagi." Ald
. Dia seperti terhipnotis saat mendengar bentakan pria itu tadi. Betty tidak pernah d
panggil
Aldric bingu
anya boleh memanggilku Aldr
rnya gadis itu mau mengeluarkan ekspresi baru. "Kau be
ih pada mobil jeep hitam di sampingnya dengan pandangan tertarik. Cukup mencolok dengan k
rat emosi muncul saat mobil yang sama juga Aldric temukan di belakangnya. Aldr
eriak histeris. Gadis itu terkejut dengan apa yang dilakukan Aldric. Keadaan jalan yang ramai itu
apa ini?" Betty terus berteriak dan berdoa untuk keselamatannya. Ini bukan la
akut, aku moh
Betty menurut. Perutnya sudah mual dan tidak ada ya
ecepatan mobil tidak menurun sama sekali. Betty berasa bodoh karena menerima ajakan Aldric tadi. Jika tahu akan seperti
," ucap Aldr
mbatan, tepat di samping sungai. Betty mengalihkan tatapannya pada Aldric. Pria itu masih duduk kaku dengan tangan y
t Betty mem
lai menyentuh lengan Aldric. "Al?" panggiln
nnya. Begitu hangat dan menyengat. Lagi-lagi Aldri
engan cepat menarik tangannya dan me
u. Tatapannya menatap jauh ke arah sungai yang dihiasi oleh banyak lampu. Langit sudah mulai gelap dan lampu-lampu itu memb
nghampiri Aldric. Berdiri di sampingnya da
i-hati. Dia memang takut, tapi rasa p
tu mempunyai maksud. Aldric yakin jika itu adalah ulah Pedro. Pria tua itu kem
pa P
inya. Namun rasa kesal itu hilang saat tubuhnya seolah tenggelam ke dalam mata i
tu i
tty tidak sadar akan tatapan
ena bertanya pun akan sia-sia. Aldric tidak akan mau menjawab pertanyaannya. Suara dering tel
sambil menghembu
anjutnya." Sambungan tele
nd s
sekarang,"
ya hari menegangkan bersama Aldric akan berakhir. Dia tidak akan berhenti
*
B