Dangerous Feeling
uara yang dingin namun tajam, seketika ak
an di ruang tengah, di mana tempat resepsi di adakan. Dia menghentikan langkahnya, lalu m
ap ini nyata " Ujarnya penuh dengan penekanan,
i kak
i adik tiriku, ingat itu! " Titahnya yang tak bisa di ban
rang kita bahkan udah jadi saudara " Aku mencoba mengungkap perasaanku kesek
duli dengan siapapun k
ng berhenti jangan seperti ini, kit
au katakan-" sorot tatapannya ta
dengan cinta atau tidak sekalipun, aka
erjadi diantara kita, biar saja pernikahannya hancur dalam sekejap " N
kakak jangan ceritain apapun ke bunda, jangan buat pe
ure
ya
, matanya seolah mengintimidasi, sebelum perkataa
apapun itu sekalipun kamu tidak menyukainya " Titahnya kembali dengan senyum
kak raven, sungguh yang ada dalam pikiranku saat ini, jan
ku, menatap lurus kedepan, ada sesuatu yang
iri, tanpa pernah aku menyadari bahwa perasaan dalam hatiku tak pernah diketahui olehnya, bahkan sekalipun dia mengetahui, aku tak pernah bisa memiliki sepenuhnya, itu yang ku pikirkan sebelumnya kenyataan membawa bahagia kepadaku, tanpa
shba
kolah menengah atas akan segera diadakan, kami berte
ebih dari itu, aku harap kamu bisa mengerti " ujarnya dengan tatapan
kan waktu itu hanya untuk m
bih dari itu! " Timpalnya tan
ian, menyesal a
sekolah, sunyi dan langit mulai menggelap, tak ada senja cerah di sore hari ini, hanya ada awan gemuruh bertand
akan ini, maaf aku telah melukaimu
*
nya aku menolak ungkapan hati Marcel kepadaku, hingga kelulusan sekolah menengah atas pun berakhir dengan penuh harapan yang terpaksa harus di kubur dalam-dalam, di saat yang bersamaan, ketika aku mulai menjauhi semuany
ota, tepatnya di salah satu kota pelajar yaitu Yogyakarta, dengan berharap bisa melupakan Damian, namun aku tak tega meninggalkan bunda yan
erhatikan oleh seseorang, sampai akhirnya waktu itu tiba, seseorang itu menampakkan wujudnya tepat di kala aku kesusahan mengerjakan beberapa tugas matematika yang tidak aku sukai, y
ab beberapa menit yang lalu, kelas sudah selesai, menyisakan diriku dengan se
a setelah dia duduk di samp
ana, aku lagi sibuk, jangan ganggu! " Ketusku kesal den
cantiknya hilang loh " Godanya lagi den
mencoba mengusirnya dengan sebuah gerakan, namun bukan
eket napa sih "
yang sedang ku pegang, yang sedari tadi hanya ada coretan angka dan beberapa rumus
ak bisa?! " Sung
nyum penuh kesombongan, aku p
dia kembali menatapku dengan ekspr
Ia bertanya dengan tangan yang sedang mema
kuhnya ia berbicara, dengan senyuman yang berbeda, binar ma
Tantangku yang malah di angguki dengan
ar " ujarnya seraya menampilkan seringai ke
ataku terbelalak lebar, 'bagaimana dia bisa melakukan ini
agi ,kau tak berhak menolak!" Titahnya seolah ini hal lucu yang patut di permainkan, bagaimana bisa dia berbi
seenaknya. Tidak, aku tid
a tajam dengan aura yang di
a membereskan buku-buku yang berse
lang? Aku an
ti ia yang berjalan di sampin
*
tkanmu " ujarku seraya tur
tmu ok " tawaran yang menggiurkan bagi kaum hawa
, aku muak jika harus di atur-atur oleh orang asing, yah dia
nya sembari tersenyum devil, aku
pada kakak tingkatku itu, raven adalah mahasiswa semester delapan berbeda denganku yang masih semester dua, dia adalah lak
kagum hanya dalam melihatnya sesaat, warna kulit putih pucat dengan matanya yang berwarna biru terang, sorot tatapan mata yang tajam, dengan Surai keemasannya, di tambah
u dan mengejarku secara terang-terangan, mes
n, ku rasa semesta tak pernah adil dalam urusan asmara, bagaimana tidak? Ia memisahkan dua insan yang saling menyuk
dari bundaku,tepat pada pertemuan malam hari, bunda memberitahu niat baiknya untuk menikah kembali dengan pilihannya, aku sedikit kaget dan tak terima men
u semuanya terasa
membuatmu
shbac