New duda
h," ucapnya
ali tak ku sahut. Hanya tatapan kesal saja yang ku lemparkan padanya
ya bilang terima kasih. Lalu
rantang yang tengah di pegangnya.
ing milik anda." kataku malas memanggilnya dengan sebutan bapak. Takutnya nanti
ntar ya." katanya, aku pun mengangguk dan dia
meninggalkanku sendirian di halaman depan rum
ta
sini, omelku ketika kaki ku mulai t
unggu adalah sesuatu yang menyebalkan. Apalagi ini menunggu ha
adang melirik-lirik ke dalam rumah
sudah cukup lama ia disana, entah
ak lancang masuk ke dalam rumah orang
ehh
kan untuk berjongkok. Agak lumayan, tapi hanya sebentar k
dan tak lama kemudian mula
e apa gimana sih?" ome
amat dah!" lanjut ku masih menggerutu
irnya keluar. Eh! Tapi, mana rantangnya
kedua tangan kosong yan
Galuh berbeda dengan yang tadi. Ia juga terlihat lebih rapih
a memandangiku masih de
alu begini setia
dian balik bertanya
ya menepuk jidatnya.
Apa-apaan dia ini, aku sudah setengah m
saya dari tadi disini?!" omel ku
ampun k
u nungguin, malah saya p
an itu. Apa dia pikun? Kan, dia sendiri tadi ya
percuma saja. Masih dengan sisa-sisa ke
wa langsung saja." kataku agar ce
. "Saya juga lupa memindahkan maka
akanannya? Oh, shit! Dia benar-
irih, "apa jangan-jangan an
erjai kamu?
, saya cuma asal bicara." kata
ai makan saya langsung mandi." ucapnya sedikit terkekeh, "masakan Bu Mutia sungguh lezat. Sampai m
aiklah. Kalau gitu
?" tanyanya memb
mau ngapain la
imana?" tanyanya yang ma
aya ambil lag
biar saya anta
kataku merasa bodo amat
tu, aku pun berbalik lagi ke arahnya
cepat, semoga saja dia menger
ong gitu aja. Ya, setidaknya harus ada isinya d
ta maaf deh perasaan. Ya walau bagaimanapun ia suda
*
nganter rantangnya kesini." sahutku
n sudah menjelaskannya pada beliau. Tapi, seperti
ya, membuat sarapan dan aku membantunya dengan m
ni aku bersikeras untuk membukanya. Namun langsung ku sesa
ataku tanpa berbas
antar ini saja." katanya seraya men
tang itu tapi Galuh malah menjauhkannya la
u sesuai permintaan ka
kan cuma bercanda Pak." ucapku basa-b
a ya isinya? bati
titahnya masih dengan nada suara dan
ikl
g yang hampir ingin ku ambil darinya
, Usron dan suaminya ya." aku mengangguk dan kali
berlalu pergi. Sesampainya di ruan
tunya, ndok?" tanya bibi yang ha
malam dan pagi ini Galuh benar-benar memp
ron tentang kelakuan menyebalkannya itu. Tapi, ku urungk
yang datang?" tanya
ar kita bisa sarapan bersama," kal
u nganterin rantang aja." ucapku menjelaskan, "dan ka
antusias, sehingga tanpa menunggu lama lag
o