Kau Menikahi Aku Dengan Benci
kral. Tidak ada pesta megah, tidak ada ratusan undangan. Hanya keluarga inti,
Tatapannya tenang, matanya bersinar, dan senyum ti
uara mantap berkata, "Saya terima nikahnya Anjan
i istri-kali ini tanpa beban masa la
adi batu sandungan dalam hidup Anjani pun tampak mengangguk pelan. Mungkin bu
juna menggenggam
a kita... tapi rasanya sepert
"Ya... karena kali
ya. Arjuna yang dulu kaku dan pendiam mulai membuka diri. Ia kerap menjemput Anjani dari ru
kini mulai berani tertawa, menceritakan lelucon-lelucon
buh sepenuhnya, bayang-bayang masa lalu
kan, Arjuna membuka per
masih sering mem
terdiam sesaat. "Kadang... ya. Tapi buka
al
ar-benar baik-baik saja. Aku tahu dia bilang tak akan men
a pernah mencintai seseorang sepenuh hati. Dan per
itu. "Kamu pernah
gal karena kanker. Setelah itu... aku menutup semua pin
etir. "Aku datang
kemarau panjang. Awalnya menyebal
g humoris dan penyayang. Sementara Arjuna belajar menerima masa l
orang menerima
dari rumah sakit, ia menemukan Ny. Ratmi ber
dak yakin dia pantas mendampingi Arjuna... Perempuan dengan dua
menguping. Tapi sua
nya mulai lelah menghadapi prasangka. Sek
Anjani duduk di teras bel
dak masuk?
a dunia. Satu dunia bersamamu yang hangat, dan satu dunia yang t
sampingnya. "Ibu
tidak ingin membuat
kamu t
kuat. Tapi kalau terus-menerus d
tidak harus melindungi perasaan semua orang. Kamu
nggam tan
pihakmu.
a akan dipindahkan ke Jakarta untuk pemulihan jangka panjang. Anj
pertama kalinya mereka akan bertemu lagi sejak perceraian. Bukan di ranja
pada Arjuna, "Prakasa
ejut. "Kamu mau b
bertemu. Untuk menutup s
u tidak perlu minta izin untu
pa
dengan luka ya
enganggu
arta Selatan. Prakasa datang mengenakan kemeja putih sederhan
rdiri men
lebih baik," uja
an kamu tampak bahagi
n. Diam cukup lama seb
menyesal. Tapi untuk m
ngkat alis. "
kanku. Kalau saja kamu menahanku, mung
elihat caramu mencintai dia-dari cara kamu menyebut nama
nyum tipis.
ekarang aku bisa mulai dar
diwarnai air mata, hanya ketenangan dua j
rasa lebih ringan. Seperti ada beban besa
aca buku di ruang
temuannya?" ta
amaian," j
mu... b
bisa benar-ben
ri, memeluk
Mari kita bangun perlahan, ta
kan itu. "Dan kali ini... ak
lam satu ranjang, satu hat
berdiri di depan cermin kamar mandi, menatap dua
ga
tai, antara syok dan bahagia. Lalu
, Arjuna mengetuk pintu
perlahan, wajahnya me
tanya Ar
kan test pack i
t itu, lalu mendon
mu.
uk. "Kita akan
dapan Anjani. Bukan karena marah. Bukan karena l