Darling Enemy
taan para staff kantor. Ia menerima semua ucapan terima kasih plus senyum ramah dari setiap staff yang ia layani dengan senyum ramah juga. Ia paling hanya nyengir-nyengir geli jika digom
ertawa dan mengatakan bahwa ia belum ingin menikah dalam usia semuda ini. Mereka semua tidak mengetahui jati dirinya
jadi tahu apa problema kehidupan para pekerja dan masyarakat yang maaf, hidupnya kurang beruntung dalam hal materi. Ia juga sering membantu Mang Entis dan Pak Budi, SATPAM kantor yang sakit-sakitan karena faktor usia. Vanilla sering membelikan obat-obatan atau pun sekedar makanan yang ia bawa dari rumah. Mereka bercerita bahwa beban hidup mereka sangat berat
anak mereka sangat bergantung dari pekerjaan yang mungkin dianggap remeh oleh orang-orang kebanyakan. Padahal dibalik sebuah pekerjaan, ada resiko dan beban berat yang ditanggung oleh mereka semua. Hanya saja kita tidak sepenuhnya tahu karena sekadar melihat pekerjaan itu dari luar.
pi. Apalagi kalau meracik kopinya untuk boss setannya ini. Tidak pernah sekali langsung jadi. Minimal harus sampai gelas ketiga, baru katanya rasa kopinya layak diminum oleh manusia. Lihatlah, bagaimana ia jadi tidak kepengen meneteskan beberapa cc sianida de dalam kopinya? Karena ala
aan yang kemarin tidak sengaja ia dengar, unit-unit yang ditawarkan Altan pada client sold out hanya dalam hitungan minggu. Makanya sepertinya Altan akan kembali membangun apartemen-apartemen mewah dengan menggandeng para investor-investor luar negeri. Alasan pembangunan apartemen terus menggeliat tentu saja dikarenakan keterbatasan
yapu-nyapu kuduknya membuatnya menjerit histeris. Traumanya seketika kembali menggila setelah sekian lama tidak pernah terjadi. Ia bahkan tidak merasakan apa-apa, saat ta
ggalkan client-clientnya. Sesuatu pasti telah terjadi pada si bocah gila itu. Saat tiba di pantry, ia dihadapkan pada pemandangan Vanilla yang sedang berjongkok sambil menjerit-jerit ketakutan. Seorang pria y
ghela lembut bahu Vanilla dan berusaha membantunya berdiri. Ada yang aneh. Vanilla berkeras tetap jongkok dan membuat tubuhnya sekaku mungkin sehingga Altan tidak bisa
kolah kami dulu. Saya sama sekali tidak menduga kalau reaksinya malah jadi seperti ini." Ucap Mahater panik. Sepertinya Mahater memang tidak berbohong. Wajah rekan bisnisnya itu memang terliha
a kalinya boss besar mereka berlari menolong seorang OG dan meninggalkan client-client potensialnya begitu saja. Apalagi saat me
n pada sekretarisnya. "Dan kalian semua, untuk apa kalian semua berkumpul di sini? Segera kembali ke ruangan masing-masing!" Sembur Altan. Kerumunan para staff pun bubar. Saat V
ini adalah ruangan pribadinya untuk beristirahat, apabila ia sedang penat dengan pekerjaan. Ia menurunkan Vanilla pada sofa panjang yang nyaman dan untuk sementara membiarkannya begitu saja.
kalau ia meninggalkan client-clientnya begitu saja, itu juga tidak baik. Bagaimana pun ia harus bersikap p
uma latihan drama. Ternyata akting saya cukup bagus ya, Pak?" Suara sengau Vanilla y
pai pada matanya. Matanya masih tampak horror. Sepertinya gadis ini tidak mau mengakui traumanya. Altan memutuskan untuk mendiamkan saja dulu aksi Vanilla. Tidak ada gunanya ia memaksa dalam keadaan seperti
sikap seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Ia mengabaikan tatapan penuh spekulasi dari orang-orang yang berbisi
on the way. Ada waktu care. Dan ada waktunya I dont care. Tersenyum saja dalam menghadapi para fans ataupu
usan, lo malah jadi gila beneran. Gue sih nggak ada maksud apa-apa ya ngomong begini sama lo. Gue cuma prihatin aja sebagai sesama teman."
engan ngurusin hidup gue juga? Lagian kalo lo emang niat banget ngurusin hidup gue, jangan tanggung-tanggung dong. Sekalian aja lo urusin ini ge
o kalo
ni, silahkan angkat kaki sekarang juga?" Suara Altan. Sepertinya tanpa mereka
t betapa ayah Anda sudah berusaha melobby saya agar bersedia menerima Anda maga
a saya ke depannya. Permisi." Winda langsung ngibrit setelah diancam oleh Altan. Sy
nya kalau ia juga ditendang. Rugi sekali setelah ia dibabuin, ditendang lagi. Vanilla menepuk jidatnya sendiri. Ad
nya sudah diantarkan oleh Ya
jenaka. Menggoda Altan. Sementara yang digoda menyumpah-nyumpah dalam hati karena telah bertindak tanpa pikir panjang untuk memeriksa keadaan gadis badung ini. Ini bocah kan memang tidak bisa dika
Saya hanya mengecek apakah keramik lantai pantry jadi r
glazur. Bukan terbuat dari tepung sajik*. Masak iya hanya karena terkena kopi panas jadi rusak? Bapak ini mimpi atau lagi nggak n
b juga kamu sendiri." Altan bergegas meninggalkan pant
Setiap berdekatan dengan Altan, emosinya selalu tidak stabil. Manusia yang sepe
drttt..
bergetar. Pandan W
alkan pernikahan Aliya lusa harus diubah semua konsepnya. Lo tahu
MP