The Ugly Duckling
rozen, biar nanti Kak Tian terpesona tralalla sewaktu melihat Bintang datang. Bintang
enja menarik nafas panjang. Sebenarnya ia kasihan pada Bintang. Christian Diwangkara itu sudah berusia 22 tahun dan baru saja menyelesaikan kuliahnya. Tian canggih, populer, dewasa dan juga D
gat risih dan terganggu. Tian diam, itu hanya karena ia menghargai persahabatan antara kedua orang tuanya. Dari bahasa tubuhnya saja, Senja tahu kalau Tian itu tidak se
, let it g
ld it ba
go, l
and slam
what they'r
storm
ver bothere
eri nasehat, dan selalu berdiri paling depan setiap anak-anaknya memerlukan penopang. Tetapi untuk hal-hal kecil lainnya, ia ingin agar anak-anaknya belajar mengerti kalau jatuh itu memang sakit. Tapi dengan begitu, mereka akan j
takan kalau mau dandan harus ganti baju dulu, atau pakai baju yang berkancing depan, biar tidak merusak tata rias wajah dan rambu
diri. Ingatkah Nak, sehebat apapun seorang make up artist, yang tahu tentang kepribadian kita dan dandanan yang cocok untuk kita, adalah diri kit
nghadap meja rias. Demi Kak Tian tercinta, kali ini ia rela jika wajahnya di
u katakan padamu. Duduk disini, Nak. Disamping Ibu." Senja menepuk-nepuk ranjang di sisi
ndiri itu bukan termasuk perbuatan egois lho, Nak. Kamu harus bisa. membedakannya. Self-love is not selfish. It is self-full. Bedakan. Da
Hamba paham." Sah
sebaliknya. Karena yang paling tahu tentang dirimu adalah kamu sendiri, bukan mereka. Tidak akan a
ng sebelum dandanan kita mencair ya, Bu? Duh Bintang udah nggak sa
===========
n saat mobil telah diparkir rapi oleh ayahnya. Ia tidak sabar untuk bertemu dengan pujaan hatinya. Mata Bintang melebar saat melihat Tian duduk santai sambil tertawa-tawa dengan Tante Maddie dan Tante Reen. Ia mempercepat langkahnya. Bermaksud untuk bergabung dengan Tian di sana. Mulu
datang!" Seru Bintang seraya menyerbu Tian dan langsun
enjawab satu pun pertanyaannya. Ia hanya tersenyum sopan seraya meminta diri ingin ke belakang sebentar. Dan seperti biasa, buntutnya langsung mengekorinya. Si Clara ini sepertinya memang tidak bisa membiarkan Tian sendir
ik aja? Apa kabar kami para remaja yang mukanya kayak tatakan gelas? Semesta ini sungguh tidak a
a Tante? Dari zaman Tante masih perawan sampai punya anak dua begini, itu-itu saja pertanyaan yang ditujukan pada Tante
mang lucu banget. Bintang jadi kepengen sedikit mengisenginya. Namany
a deh, Tan. Biar adi
menghadiahkan kecantikan sempurna untuk Tante, demi untuk menutupi ketidak sempurnaan
Tante itu relatif." Tante Lyn ya memang seperti inilah adanya. Selalu menjawab
Bintang penasaran atas jawaban Tante Lyn send
intang harus mengakui kalau julukan Incess Oneng itu memang benar adanya. Tante Marilyn in
adalah type laki-laki yang sangat smart. Bintang sering melihat Om Chris tampil sebagai pembicara di acara seminar-seminar bisnis, atau terkadang memberi kuliah bisnis sesekali di universitas-universitas bonafid negeri ini. Om Chris identik dengan segala
atan kamu sendiri. Ayo makan dulu." Dari nada suara Om Chris saja terasa sekali sayangnya si Om pada
n kado kepada laki-laki pujaan hatinya itu. Ia sudah menyisihkan uang jajannya selama hampir tiga bulan penuh, untuk bi
ah mengendap-endap, ia melangkah menuju kamar Tian. Langkahnya mendadak terhenti saat mendengar suara-suar
denger dia tadi bilang bintang kecil di langit yang biru? Bintang kecil? Umur sih emang masih kec
waban apapun dari Tian. Hanya suara kresek kresek yang samar-samar terdengar. Tidak lama kemudian suara kresek-kresek itu digantikan
ing berciuman dengan ganas dan panas. Bintang sampai cengo melihat live show orang-orang dewa
n sayang gue hanya untuk lo seorang, sayang. Lo yang sesempurna ini mana mungkin bisa dibandingkan dengan apa tadi lo bilang? Buntelan jerawatan? Ya jauh banget 'lah Sayang. Bagai lang
pelin melulu sama itu anak gajah. Tapi lo nggak usah khawatir. Hanya kalau gue gila atau di guna-guna aja yang bisa membu
ng a
GGGG
p sebagai makhluk yang begitu menjijikkan di mata Tian. Orang yang begitu dia kagumi dan ia idolakan siang dan mala
ia tidak menyangka, kalau Tian yang selama ini dia puja-puja ternyata bajingan bermulut busuk juga. Suara bising yang ditimbulkanny
a ini memang sangat pencemburu. Dengan mengatakan hal seperti itu, ia berfikir Clara akan diam dan tidak akan cemburu lagi. Tetapi siapa yang menyangka, kalau orang yang dia kata-katai tadi, ternyata berdiri tepat di depan matanya. Deng
biasanya lucu dan ceria ini, terlihat sakit hati dan terhina. Tian tahu dia te
aaf kalau selama ini saya sudah membuat Kakak muak dan jijik atas sikap saya. Permisi!" Sambil memungut kem
puas di belakang mereka berdua. Clara tahu bahwa luka di hati seorang perempuan itu tidak akan mudah untuk dilupakan. Apalagi luka yang disebabkan oleh orang yang mereka cintai. Tian akan sangat sul