Little Wife
di kamar mandi, night shower mungkin, terdengar dari air yang mengalir. Itu artinya, Elsa tid
uhnya terbaring di atas ranjang, pintu kamar mandi terbuka, dan
besar dan luas. Sweater cokelat kebesaran yang Elsa kenakan tidak cukup menutupi semua bahunya, memperlihatkan tulang selangk
n kasar. Dia meraih laptop di meja dan membawanya ke atas ranjang. Leon tidak perlu memelankan suara kare
dis itu sepenuhnya, dan membuatn
*
, berharap air mineral yang mengalir dalam sistemnya akan mampu meredakan kegugupannya. Namun sekar
ekuat tenaga, berharap lelaki
i laptopnya menyadari pergerakan Elsa. Walau gerakannya tidak ter
lsa. Mata gadis itu menatapnya berkaca-kaca, sedangkan Leon (sekalipun merasa kebingungan
uduk, meraih bahu Elsa dan me
Leon kasar dan
t. Ya Tuhan, dia sudah tidak tah
langsung melepaskan
alo berdiri
ampur heran, Leon mengumpa
udah di ujung. Membayangkan dirinya buang air kecil tidak di kamar mandi membuat El
n..." re
ang aku mes
kua
pipis aja
AAA
rang mengotori ranjangnya dengan air seni, itu... terlalu ekstrem. Leon baru pertama kali
an lari!"
a pahanya semakin kuat. "K-kak L
inya dan turun dari ranjang, menatap Elsa tajam de
idak sanggup menge
an Leon tengah bersandar di tembok dengan wajah masam. Elsa menyengir dengan mata berbinar, lalu kembali redup oleh rasa takut ketika Leon mengalihkan pandang pada
jangan dit
hilang saja dari sana karena diliputi rasa malu. Sambil menangkup wajahnya ya
dirinya untuk tidak meledak-ledak saat itu juga. Leon mematikan lampu tidur, membiarkanny
k gelisah dan hal itu benar-benar menguji kesabaran Leon sampai batas. Deng
lebar, menatap Leon takut-takut. Kh
, namun melihat tatapan memelas berbalut takut itu, membuatnya tidak te
ih?" tanya Leo
a. Namun pria itu, dengan raut wajah dinginnya, masih menatap langit-langit kamar dengan taj
a respon
"A-aku tidur di kamar tamu aja
atau terlalu lama oleh seseorang, kebanyakan dari orang-orang di sekitarnya hanya mengabaikan Elsa dan keeksistensiannya di sekitar merek
ang menutupi sebagian tubuhnya lalu bangkit. Baru saja ujung jemari kakinya menyentuh lant
uh kamu pindah?
a boneka teddy bear-nya yang ia tinggalkan di rumah, yang setidaknya bisa ia peluk dan membuatnya merasa aman. Ranjang ini tidak dilengkapi dengan guling atau bantal tambahan untuk Elsa
Leon bertanya-tanya dengan ke-normal-an dirinya. Dia memiliki kontrol yang kuat dalam masalah gairah. Beberapa kali dalam sebulan dia memiliki teman kencan untuk menguru
leh ke belakang, rambut panjangnya jatuh ke leher dan tersebar di atas
a nyala," ucap Leon, lalu sedetik
ampak acak-acakkan, namun sedikitpun tidak
harus peluk sesuatu biar bisa tidur kalau di rumah lagi m
secercah informasi itu, dia menyerin
kan, dengan raut tanpa ek
jawab
antal Elsa dan meletakkannya di tengah, de
natap b
au nggak?" desak L
ing. Kali ini, dia bisa merasakan kehadiran Leon sangat
rintah Leon yang
rnapas, aroma lembut khas lelaki itu mencemari indera penciuman Elsa. Dan sebelum dia
" tanya El
kan kepolosan Elsa dan kepa
ow," kata Leon, d
nya bergeming cukup lama, dia terkesiap. Apakah benar Leon bersedia dipeluk olehnya demi membuatnya
menurutinya, terbukti ketika tubuh itu beringsut mendekat. Lalu telapak tangan yang bergetar bergerak di dada Leon, mengirimkan sengatan listrik yang keduanya tidak bisa hindari. Keragu-raguan Elsa, semakin menarik Leon pada pusar
nyala yang membuatnya tidak bisa tidur,
*