icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Istri Keempat

Bab 2 Tiga Kembang

Jumlah Kata:1249    |    Dirilis Pada: 06/11/2021

gerbang dengan mobil hitam mengilap. Sakha membalas sapaan mereka dengan anggukan dan senyuman singkat. Matahari masih bersi

gsung disambut dengan istri-istrin

Sakha panggil Ria—yang pertama kali me

a cantik itu langsung menarik Sakha k

at?” kata Henia, sambi

anya pulang

hir menyalami tangan Sakha. “Mas mau dimasak

. “Saya hanya di sini sebenta

alau siang, seringnya di ladang,” Ria menyela, setengah meren

jawab Sakha, sembari melepas gelayutan

,” Nia menyahut, mengiku

, dua istri Sakha yang lain pergi ke dapur untuk memberi

ir tiga tahun menjadi istri kedua Sakha, Tia sudah sangat hafal makanan apa saja yang suaminya

ia lah yang paling cantik dan paling rajin merawat diri. Apalagi dia sebagai istri pertama sekal

erobot saja.” Ria menggerutu sembari memoles riasan ke wajahnya yang telah dibersihkan. Selama ini, mereka memang selalu tampa

sungkan dan lebih mendahulukan Ria saat mereka bersama. Tapi di belakang, Ria sangat tahu bahwa Tia juga tengah berkompetisi dengannya, menggoda Sakha dengan cara-cara yang sering membuat Ria ir

ng berbeda, dan terkadang itulah yang membuat Ria jengkel. Akan lebih baik kalau Sakha memperlakukannya dengan cara berbeda ket

h utama mereka di kota. Itu adalah salah satu bentuk keadilan Sakha yang lain. Bahkan Sakha juga memberikan mereka rumah satu-satu untuk mereka ti

i sana yang juga baru datang. Wanita itu sudah selesai

Nia?” t

tang?” Tia be

idak menunjukkannya. “Tunggulah di sini, aku akan memanggil mereka.” La

g memanggil Sakha dengan suara manja. Ria pun mengetuk pintu dengan s

ah siap,” kata Ria, mema

mengerti,” tapi ekspresi

dari kamar. Ria langsung menyemb

yang sudah buat dia marah. Kami tadi di d

Kalau bukan pada saat jadwal hari yang telah Sakha tentukan untuk mereka, Sakha tidak akan menghampiri sa

a. Namanya juga laki-laki

a. Kamu harus menj

“Memang apa yang Kak Tia rasakan ke

a semakin dibuat tinggi. “Jaga omongan kamu! Atau saya

udian melengos pergi melew

*

ha yang buruk, bahkan Ria sekalipun yang padahal sebelumnya tahu bahwa Sakha sedang kesal. Tapi Sakha adalah pria dengan kontrol diri yang tin

inya satu per satu. Sakha selalu bersikap baik kepa

“Eh-eh, aku dengar-dengar gosip dari yang kerja

terkejut, berbeda dengan Nia

ari kemarin. Memang

“Dengar dari m

. Mereka kan belum tahu kalo aku istri Mas Sakha, yaud

ma gosip doang,

adalah anak Pak RT, yang katanya utangnya dah bany

?!” sahut Ria

s biar dia berhenti punya niat untuk nikah lagi. Nikah sama aku kan baru setahu

ri Sakha, tidak satu pun dari mereka yang berhasil dikaruniai anak. Belum, lebih tepatnya. Tapi Sakh

detik ini ketiga istr

al punya dua anak

dua anak gadis dengan

saja Mas

gat Ria karena celetukan Nia yang te

pada Mas nanti m

lum mereka benar-benar melaksanakan akad nikah, seperti yan

a mengangg

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Perempuan Lusuh2 Bab 2 Tiga Kembang3 Bab 3 Kriteria4 Bab 4 Pengajuan Diri5 Bab 5 Calon Suami6 Bab 6 Berbeda7 Bab 7 Malam Terakhir Si Gadis8 Bab 8 Calon Istri Baru vs Istri Lama9 Bab 9 Sudah Sah !10 Bab 10 Malam Pertama11 Bab 11 Tidak Sesuai Harapan12 Bab 12 Saling Bersandiwara13 Bab 13 Tantangan Di Atas Ranjang14 Bab 14 Terlanjur Basah15 Bab 15 Menyerah 16 Bab 16 Mendamba17 Bab 17 Si Kelinci dan Si Ular18 Bab 18 Pagi Yang Indah19 Bab 19 Perkara Bangun Tidur20 Bab 20 Pandangan Positif21 Bab 21 Acara Pernikahan Yang Asing22 Bab 22 Karena Nyamuk Jadi Ngamuk23 Bab 23 Setengah Sadar24 Bab 24 Jatuh25 Bab 25 Teman Airin26 Bab 26 Di Atas Kursi27 Bab 27 Mimpi Yang Tertunda28 Bab 28 Pengaruh29 Bab 29 Kekesalan Mas30 Bab 30 Kecupan31 Bab 31 Menjenguk Mertua32 Bab 32 Menunggu33 Bab 33 Dari Jendela34 Bab 34 Pujian35 Bab 35 Riasan Wajah36 Bab 36 Kamu Cantik37 Bab 37 Amarah Dingin38 Bab 38 Tidur Siang39 Bab 39 Hujan40 Bab 40 Terlena41 Bab 41 Lampu Di Paviliun42 Bab 42 Mengigau43 Bab 43 Pembelaan44 Bab 44 Dijenguk45 Bab 45 Mawar46 Bab 46 Kebahagiaan47 Bab 47 Saat Fajar48 Bab 48 Mangga Muda49 Bab 49 Telepon50 Bab 50 Kefrustrasian Galih51 Bab 51 Pria Asing52 Bab 52 Pemberian Yang Terlupakan53 Bab 53 Saling Merindu54 Bab 54 Hadiah55 Bab 55 Yang Tidak Seharusnya56 Bab 56 Mood Yang Buruk57 Bab 57 Berhasil Kabur58 Bab 58 Kehilangan Cincin59 Bab 59 Permintaan Maaf60 Bab 60 Keinginan61 Bab 61 Hasrat Mendadak62 Bab 62 Di Kamar Airin63 Bab 63 Ketidakmungkinan Yang Menjadi Mungkin64 Bab 64 Keputusan Egois65 Bab 65 Rahasia Menyedihkan66 Bab 66 Rencana67 Bab 67 Kamar Sakha68 Bab 68 Siapa Airin69 Bab 69 Keadaan Yang Berubah70 Bab 70 Malam Teredam71 Bab 71 Air Ditumpah72 Bab 72 Kesalahan Kedua73 Bab 73 Panggilan Sayang74 Bab 74 Sebuah Kisah75 Bab 75 Sudah Terlambat76 Bab 76 Rencana Yang Sama77 Bab 77 Jauh Dan Asing78 Bab 78 Sakit Yang Tidak Harus Diakui79 Bab 79 Melupakan Untuk Sejenak80 Bab 80 Kejelasan81 Bab 81 Kepercayaan82 Bab 82 Kedatangan Nia83 Bab 83 Kebenaran Menyakitkan84 Bab 84 Hancur85 Bab 85 Harapan86 Bab 86 Bersama87 Bab 87 Yang Terjadi Setelahnya88 Bab 88 Cerai89 Bab 89 Makan Malam90 Bab 90 Harga Diri91 Bab 91 Lebih Baik Pergi92 Bab 92 Rasa Bersalah93 Bab 93 Pelukan Rindu94 Bab 94 Karenamu95 Bab 95 Akhir Istri Keempat [TAMAT]