Kei's Three Children
spesial di setiap det
mperhatikan ketiga anaknya dari sofa di ujung ruangan b
kerjaan luar biasa yang jujur tidak
s dan mulai menyolek sedikit demi sedikit canvas berbidang put
Mengoret kata demi kata dari pikirannya h
Tidak ada unsur paksaan dilakukan Kei agar
ruang untuk bakat luar biasa ketiga anaknya walau pekerjaan sebagai penulis online
aan
kat. Tapi seperti kebiasaannya, dia akan pergi
berbua
da A
dut dan dengan raut wajah m
sofa tempat semula ia duduk, "Ad
gan wanita yang sedari tadi menyimpan di belakang menunjuk taukan seorang
g tubuh anak itu dari pada nantinya akan dipukuli oleh wanita yang tam
h menjadi kebiasaan Kei bertanya pada oran
ah habisin uang jajan
masalah Andre. Pastinya Andre tipu anak
a. Berapa uang jajan yang di
bu!" tegas
engambil uang dari sana. Tapi ter
und! Bunda Wa
n suka bilang git
tidak berbohong! T
eras. Tapi Kei
gnya. Maafkan
jadi hukum alamnya, ya! Anak haram, ya te
a itu
aan itu. Seluruh warga di sini sudah tau
rkosa. Namun jiwanya sudah kuat. Dan dia terus menguatkan iman pada Yang Maha
sekali jumlahnya? Bukannya Andre hanya mengam
menyisir rambut pendek putranya ke belak
perbuatanmu. Jangan lakukan itu, atau bunda hanya akan marah padamu," ancam Kei l
ernah melanggar k
ar keluar dari ruangan yang ser
Andre tidak sengaja walau tau ini sud
dengan warga yang terus menjauhi mereka seakan keluarga keci
*
h dirimu?" panggilan dari balik pintu
ketiga anak-anaknya. Segera bangkit dari sudut
ya, sayang-sayang bun
riak di ruang tengah, "Bi Gin? Tumben datan
kas
ta tua itu d
tinggal di rumah
uk-angguk, "
yan, sih?" bibi
nya Kei bil
alu bibi udah cape cari rumah buat kau dan ketiga c
udah sangat baik pada kami. Bibi orang berjasa dalam
macam-macam. Bibi udah pernah gagal jaga anak kandung bibi. Dan bib
dianggapnya sebagai anaknya. Tidak peduli jik
gan semua kebaikan bibi Gin. Bibi Gin
ya saat dunia mengetahui Kei hamil di luar nikah. Tanpa suami, dan
kau sejak awal kita bertemu. Apalagi sewaktu liat kau mirip sa
Gin dengan wajah
a, kemana tiga cucuku itu, Kei?
al Kei juga tau, bibi mau cari topik baru aga
gkah yang masih berjalan setengah
"Di situ bi
ma
uus maju. Di situ ka
kan lah
ungkap sa
i Gin ke kamar p
a menulis karya-karyanya, mendapat pengasilan dari sana, sedikit dibantu bibi dan sahabat baiknya
, kamar
ri beberapa bagian ruangan yang dipen
gan semua ini," kemudian berbalik
ng didesain, Bi? Kei buat rumah Kei masi
ei," tampak bibi sama sekali
kin tidak menger
, sekedar coretan. Tapi jika semakin dilihat, semakin tampak, sebuah
" jawab se
ngkap terk
menginstruksikan aga
nggerakkan tubuhnya bolak balik di ranjang yang dipisah itu. Ta
erbisik. Kakinya melangkah maju menja
nek yang baik!" masih berbisik s
duduk
di atas meja. Tadi, ia sempat menyempatkan
ama-sam
du
raut wajah tak percaya, "Jadi
, ben
m, umurnya aja masih lim
idak pe
ibi rasa luar biasa kalau anak balita sep
walnya. Tapi setelah mencoba pahami putri sulung Kei, Kei
M-maksudnya kapan kau
tidak terlalu memperhatikan anak-anak Kei. Mereka
itu. Maka kurang perhatikan kau dan anak-anakmu, bahkan t
bibi yang minta petugas angkat baran
lanjutkan ce
kuas buat coretan di dinding. Tetangga marah, dan begitulah seterusnya. Sampai Kei lelah, le
ng ajar
mping rumah Kei. Tapi sejak dua hari lalu tidak datang
ahu pasal aib
hela napas. "Tapi d
isik kalau perempuan yang tinggal r
e
am tangannya. Sabar Kei, sabar.
eperti itu, nak. Bukannya kau terus tinggal di rumah? Tidak
Bi. Hanya saja ada bapak-bapak yang sering lirik Kei sewaktu jalan keluar beli bahan
buru melihat kecantikanmu. Dilain sisi mereka juga takut kalau kau merebut suami mereka seperti wanita pelakor. Maka mereka menimbulkan asumsi
suami Kei sudah meninggal, b
lam pelukannya. "Bibi tau kesedihanmu. Tapi mau gimana pun, kau tidak tahu lelaki
i malaikat maut! Biar dia terbakar sampai ke tulang-tulangny
tidak ada Anna, Alice dan Andre yang begitu kau sayangi. Ingatlah, semuanya indah pada waktunya. Kita sebagai manusia, sepatutnya mengikuti jalur. Tak ada sesuatu yang baik kalau tak melalui sebuah alur
ir mata Kei. "Bibi dengar mereka juga m
angguk.
dikritik seperti itu, bukan karena mereka benci. Namun mereka justru sayang padamu dan ingin kau memperbaiki sifat dan kelakuan
ambu