icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Penyesalan Mantan Suamiku

Bab 4 Bertingkah Menyedihkan

Jumlah Kata:962    |    Dirilis Pada: 20/03/2025

rgesa-gesa mengumpulkan barang-b

h berhenti di hadapannya. Jendela itu turun perlahan, memperlihatkan wajah mencolok seo

adalah

uaranya terdengar h

i yang meresahkan sebelumnya membuat Sophia melangkah masuk ke mobil de

kira berakting menyedihkan akan membuatku merasa kasihan pa

ng meny

dan tawa yang tajam dan tanpa rasa ge

tanyanya, suaranya terd

n menjawab, "Tenang saja, tidak per

i sekarang?" desak Sophia,

rga-Kakek ingin bertemu denganmu,

agai pilar kehangatan dalam kehidupan S

hilangnya kedua orang tuanya secara misterius, kebaikan hati merupakan kemewahan yang

mbali menjadi kenyataan yang

uannya merupakan angguka

nya, yang hampir seperti bisikan

ungan Nathan

waktu satu bulan," ungkapnya, nada bicarany

n mungkin akan mengetahui apa yang se

akan menuntutnya untuk mengakhiri kehamilannya, dan dia be

at, Sophia. Kamu tidak perlu mencoba permainan mental ini

tnya bergelut dengan rasa bersalah. Akan tetapi, dia bersikeras bahwa perasaannya

i perceraian resmi, kita harus menjaga pen

tajam di matanya menden

saat berhadapan denganku," bisik

oleh untuk melihat keluar, dan membiarkan

etak di bukit subur dan bergengsi di Buro, hanya s

laman, menandai kedatangan mer

n telapak tangannya yang lebar, sebuah gerakan yang penuh dengan pertimbangan. Meski

ju, genggaman hangat Nat

ya berkedut saat dia mencoba mel

ta itu, Nathan tersandung sedikit, kemudian b

a mendongak untuk bertemu pandang denganny

ujur tubuh Sophia, matanya me

, suaranya melemah saa

ena kemunculan tiba-tiba N

mengambil kembali tangannya saat Nadir m

Aku mulai berpikir kalian telah melupakanku."

a. Namun, hari ini dia berdiri terpaku, tidak yakin denga

ertahun-tahun dalam dunia bisnis, tidak melew

k perlu," ucap Nadir, tatapannya melembut penuh empati terhadap

p rapat, tetap terdiam, meny

lengkung ke atas, membentuk senyum tegang yang tak mencapai

padanya, tetapi dia tahu kasih sayang pria

ekhawatiran saat dia menggenggam tangan Sophia. "Kamu tampak pucat. Ayo, kita

membiarkan dirinya dituntun m

skipun dia telah mempersiapkan diri secara mental untuk perceraiannya dengan Sophia, melihat wanita itu menem

lia. Tenang dan anggun, Melia duduk di sofa, memegang cangkir k

jut saat dia melihat Sophia. "Halo, k

memperkenalkannya? Melihat kekacauan yang dialaminya, jelas kenapa dia tidak mau mengakui hubungan m

ne. Pergi untuk kuliah di luar negeri adalah sebuah kesalahan. Jika aku ti

mu kembali sekarang. Beberapa orang yang sudah te

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Melia Kembali2 Bab 2 Kamu Harus Mengakhiri Kehamilan3 Bab 3 Dia Hanya Karyawannya4 Bab 4 Bertingkah Menyedihkan 5 Bab 5 Menyebabkan Masalah6 Bab 6 Kenapa Kamu Bersamanya 7 Bab 7 Disalahpahami Sebagai Wanita Lain8 Bab 8 Dia Harus Bercerai dan Segera Pergi9 Bab 9 Pergi ke Rumah Sakit10 Bab 10 Rumor11 Bab 11 Kamu Kurang Tidur, Ya 12 Bab 12 Permintaan Maaf13 Bab 13 Aku Bisa Mengurus Diriku Sendiri14 Bab 14 Tiga Puluh Menit15 Bab 15 Mencegahnya Terjatuh Lagi16 Bab 16 Gejolak di Dalam Dirinya17 Bab 17 Aku Akan Segera ke Sana18 Bab 18 Ternyata, Orang Itu Bukan Rehan19 Bab 19 Makan Malam Bisnis20 Bab 20 Aku Akan Bergantung pada Kalian21 Bab 21 Minuman yang Tidak Bisa Dia Tolak22 Bab 22 Melarikan Diri23 Bab 23 Menyesuaikan Diri24 Bab 24 Istri25 Bab 25 Bertekad untuk Menang26 Bab 26 Suasana Tegang27 Bab 27 Nikmatilah28 Bab 28 Putus Asa29 Bab 29 Dialah yang Menempatkan Diri Dalam Kekacauan Ini30 Bab 30 Kepedulian dan Sifat Protektif31 Bab 31 Saran32 Bab 32 Provokasi Melia33 Bab 33 Semudah Membalikkan Telapak Tangan34 Bab 34 Pulang Saja35 Bab 35 Lapangan Golf36 Bab 36 Bonus Menjanjikan37 Bab 37 Mungkinkah Ada Sesuatu Antara Sophia dan Pak Rudi38 Bab 38 Rasa Dingin yang Merasuki Jiwanya39 Bab 39 Memutuskan untuk Pergi40 Bab 40 Apa yang Telah Dia Lakukan Sampai Pantas Menerima Ini 41 Bab 41 Apa yang Kamu Lakukan 42 Bab 42 Panggilan Mendesak43 Bab 43 Pemberitahuan Kondisi Kritis44 Bab 44 Bukan Tempat untuk Berkencan45 Bab 45 Aku Tidak Akan Pergi Bersamamu46 Bab 46 Sebaiknya Kamu Pergi Bersama Melia47 Bab 47 Selamat dari Situasi Kritis48 Bab 48 Buat Kami Terkesan, Kontraknya Akan Menjadi Milikmu49 Bab 49 Apakah Mengenakan Jasnya Membuat Hatimu Terasa Hangat 50 Bab 50 Mungkinkah Dia ... Wanitanya 51 Bab 51 Penyiksaan52 Bab 52 Merahasiakan Bayi Ini dari Nathan53 Bab 53 Mencuri Suami Wanita Ini54 Bab 54 Berbohong Bahkan Lebih Sulit55 Bab 55 Anak di Dalam Perutmu Itu56 Bab 56 Serangan Jantung57 Bab 57 Aku Sekarat58 Bab 58 Cinta yang Salah Tempat59 Bab 59 Lebih Penting darimu dan Anakmu60 Bab 60 Anak Itu Sudah Tiada61 Bab 61 Aku Tidak Menginginkannya Lagi62 Bab 62 Kamu Tidak Pantas Mendapatkannya!63 Bab 63 Keluarlah dari Sini!64 Bab 64 Hatinya Milik Melia65 Bab 65 Tidak Akan Membiarkan Hal Itu Menguasainya66 Bab 66 Perhatikan Baik-Baik Siapa Aku67 Bab 67 Aku Tidak Akan Pernah Meneteskan Air Mata untukmu Lagi68 Bab 68 Apakah Kamu Pikir Kamu Pantas Mendapatkan Kepedulianku69 Bab 69 Apakah Kamu Tidak Menyukainya 70 Bab 70 Tidak Ada yang Perlu Kita Bicarakan71 Bab 71 Aku yang Traktir72 Bab 72 Jangan Takut73 Bab 73 Hanya Seorang Teman 74 Bab 74 Belum Pulang75 Bab 75 Ada Apa di Antara Kamu dan Arif 76 Bab 76 Aku Tidak Pernah Berselingkuh77 Bab 77 Apakah Itu Akan Membuat Kita Terlambat 78 Bab 78 Bertemu Orang Tuanya 79 Bab 79 Teman80 Bab 80 Strategi Sophia81 Bab 81 Kita Tidak Bisa Bekerja Sama82 Bab 82 Kamu Adalah Istriku83 Bab 83 Aku Tidak Mencintaimu Lagi84 Bab 84 Membawa Melia ke Kediaman Mirta85 Bab 85 Biar Saya Saja86 Bab 86 Dia Salah Mengiranya Sebagai Sophia87 Bab 87 Malam yang Penuh dengan Kecerobohan88 Bab 88 Kekhawatiran89 Bab 89 Rahasia90 Bab 90 Kerajaanmu91 Bab 91 Aku Akan Membalas Budi92 Bab 92 Berkatmu93 Bab 93 Tolong Turun ke Bawah94 Bab 94 Membuatku Mual95 Bab 95 Bagaimana Sophia Bisa Lolos Kali Ini96 Bab 96 Tidak Memiliki Harapan97 Bab 97 Aku Tidak Punya Pilihan98 Bab 98 Kenapa Kamu Tiba-Tiba Tertarik pada Sophia 99 Bab 99 Apakah Kamu Sudah Bosan 100 Bab 100 Jauh Lebih Tenang Dari Biasanya