Wanita Rahasia sang Kapten
Dor
kan oleh orang-orang yang ingin merusak stabilitas keamanan negara. Jacob b
o
an mengenai
sembari terus mene
k?" Tanya seorang
a dan fokus!'
or! Ba
aaa
urit yang telah gugur di pertempuran. Jacob juga tidak bisa menahan rasa sakitnya hingga ia terus
elah jauh berlari, dia melihat ada rumah di tepian sungai. Sekuat tenag
ri pemukiman ramai. Di tepian sungai yang indah dan
Tok
adis dan neneknya yang tinggal di rumah sederhana itu yang t
tidak berdaya. Pria yang terluka bersimbah darah itu pun tak kuasa menahan sakit. Kepalanya
r
pan rumah sederhana itu
embangunkan neneknya untuk sholat subuh. Mereka terbiasa mengambil air jernih dari pegunungan y
n ember. Airnya pasti sudah pen
dulu. Pasti airny
mberikan satu ember ko
ini Kamu isi lagi,"
kosong di tangannya. Dia membuka en
t melihat sosok pria yang ter
aa
. Bola matanya ynag ind
ap-siap untuk sholat berg
mira? Kok k
asing yang tertidur di depan rumahnya. Neneknya Namira juga ikut t
g tidak mereka kenali itu. Dia berusaha
Nak...b
k lengannya Jacob tapi tetap
..ayo kita bawa masuk saja,''
atnya berada di kamar tamu. Meskipun rumah itu sederhana tapi memiliki 2 kamar. Namira tidak mau
kar sementara mereka hanya 2 wanita. Namun,
kkan ke wajah Jacob agar pria itu sadarkan
terluka parah,
terluka dan darahnya masi
ambilkan ramuan obat yang biasa nenek pakai,"
n herbal yang biasa neneknya itu gunakan. Dulu neneknya seorang tabib yang mamp
dalam hati. Dia pun bergegas mengambil
tu mengobati pria yang sedang terluka itu. Bajunya juga
tuk membuka pakaian atas ya
ya nggak bisa yah kalau
cara perlahan membuka pakaian yang dikenakan oleh prajurit negara itu. Bu Sinta pun mulai me
*
luka Jacob. Mereka membiarkan pemuda tampan itu untuk
emasak di dapur, dia juga
Sakit! Shiit!" M
matanya liar menatap ke sekeliling rumah yang lebih mirip gubuk itu. Atap rumah nya te
up hangat ini u
h cucunya itu untuk men
gat ini agar daya tub
al sama pria itu, kenap
lam kesulitan , dia juga banyak mengalami luka. Sesama
iberikan pada pria itu . Saat memasuki pintu kamar, Namira terkejut melih
pan hingga mata saling
h." Meski dalam keadaan takut, gelisah saat mendekat pad
kalian. Tidak usah takut, aku nggak akan melukaimu..." Lirih
Dia melihat pria yang baru saja di tolo
isa terdampar di rumah
rada di rumah mereka sekarang ini. Bu Sinta pun mengijinkannya untuk tinggal
lalui di ddalam gubuk itu. Namira merawat Jacob dengan sangat baik. Di
aku mau oleskan obat ini k
anya te
rbal yang sudah di haluskan itu pada l