Dari Sekretaris Jadi Istri Sang Pewaris
tai karena getarannya yang heboh. Rangga melirik layar ponsel itu malas-malasan. Nama Mama terpampang jelas di sana, seperti pen
tar, tanpa usaha menye
npa aba-aba, "Kapan kamu mau mulai cari calon istri? Jangan bilang
. Ah, lima menit lebih awal dari biasanya, pikirnya. Bi
m ketemu yang cocok," jawabn
uh punya segalanya. Tampan, kaya, pintar, bisnis sukses. Kok ya masih saja jomblo? Mam
ri cuma biar Mama bisa menang di arisan
h, Nak. Sudah tiga puluh dua tahun! Kalau kamu terus-terus
a? Mama, umurku baru tiga pulu
lima! Mama ini ngomong karena sayang sama kamu, Nak. Masa p
terdengar seperti julukan baru yang mau disematkan Mamanya di k
rtelur lima kali, Rangga! Kamu tuh bukan ayam, kamu
Mamanya selalu unik. Ia menatap jendela ruangannya, memandang gedun
arena desakan. Kalau nggak cocok gim
an itu kayak cari rumah. Nggak ada yang langsung cocok. Kad
Jadi aku harus renovasi
erius, Rangga. Kalau kamu nggak mau usaha, biar Mama cariin. Ban
rinya di ruang tamu, dikelilingi tante-tante arisan yang sibuk me
epat. "Aku bisa cari send
a sudah pegang tongkat baru kamu bil
ggak bisa langsung sekarang juga," jaw
sampai akhir bulan ini kamu belum ada p
dengan rasa campur aduk antara lega dan waspada. Ia meletakkan ponsel
dewa. Jadi pewaris keluarga sukses ternyata tidak semudah kelihatannya. Punya uang tujuh t
a yang ketahuan selingkuh dengan seorang selebgram. Hatinya belum sepenuhnya pulih, tapi sekarang ia sudah har
iketuk. Rani, sekretarisnya, masuk membawa setumpuk dokumen. P
. Perlu tanda tangan Anda," katanya
a sekilas, lalu membubuhkan tanda tangannya. Na
i kalau dua minggu lagi say
ut. "Oh iya, ya. Saya hampir lupa. Kamu
ih dari sekadar kompeten," jawab
amu yakin dia nggak bikin ribet
. Dia juga cantik. Namanya Kinanti. Dia lulusan terbaik, pengalaman kerjan
, ya? Jangan-jangan Mama bayar
berprasangka. Tapi siapa tahu, jodo
odoh'. Jangan coba-coba ikut campur urusan it
n, dia juga cerdas dan sangat profesional. Kalau ad
jujur saja, aku masih merasa agak waswas," jawab
Mas bakal merasa aman. Dia ini tipe orang yang nggak cuma bek
u begitu, aku serahkan saja. Ta
ftar job description kita!" jawab Rani sambil tertawa. Ia kemudian
buah nada asing yang pelan-pelan menjadi akrab. Entah kenapa, ia merasa nama itu aka
angannya. Dan kalau bisa, semoga dia nggak bikin masalah baru. Karena