Tumbal lukisan
ya dengan mudah untuk ditumbalkan. Bibir gadis itu mencoba berteriak namun hanya kedua matanya
itu berbisik lalu mencengkram lukis
nyeruak ke permukaan
senyum dan mengangkat kedua
sama tua dengan usianya berdiri seperti siluet di depan pint
lik pergi dengan senyuman.Pintu ditutu
pun kemb
shb
hari se
r karena rasa letih yang menjalar di sekujur tubuhnya. Seharian ini ia mengikuti tes wawancara di dua perusahaan yang berbeda namun berakhir mengecewakan. Ha
mpang yang memanjang. Ia sedikit menggigil karena hawa dingin yang keluar dari embusan pendingin kereta di atas kepa
atnya karena beberapa kepala tanpa tubuh mengejarnya. Kepala-kepala manusia itu nampak basah berdarah-darah. Gadis itu membuat gerakan menang
t jari-jemari manusia yang tak utuh melayang berterbangan di wajahnya. Darah menetes di setiap tangan yang terpotong. Dikorbankan. Sepasang tangan menuju ke arahnya,ia m
yang sedang dia
tuh ia meraih puing-puing anak tangga yang hancur menjadi pijakan tangan kanannya. Ia melihat jauh
ergetar. Ia membuka kedua matanya,mengak
kan,mimpi sialan ,
l dengan tangan kanannya. Ia bersyukur melihat punggung tangannya yan
gakan wajahnya ke atas. Tangan itu sungguhan. Tangan mili
membungkukkan kepala sediki
ua itu bertanya seolah meng
um. Ia mengamati pakaian yang dikenakan perempuan tua yang duduk di samp
rukmu kepada siapapun" per
stik hitam besar yang di letakkan
an , perempuan itu mengambil jinjingan kantung plastik miliknya lalu
n melayang-layang di kehidupan ny
rbuka. Ia melihat sekelilingnya,bulu kuduknya meremang seketika. Ia sadar rupanya hany
n terhuyung-huyung keluar dari stasiun . Ia mengambil dompet dari saku depan tasnya yang nam
irinya. Namanya tak semanis kehidupannya . Hutang yang diwarisi kedua orangtuanya, adik perempuan satu-satunya yang ka
mah demi menghemat uang. Kepalang peg
u jalan yang rusak. Hani berjalan di atas trotoar. I
namanya berulang-ul
i... Hani..
nya. Tak ada siap
an perjalananya pura-pura tak mendengar meski ia sendiri keta
ang berubah menjadi ke
ti ada yang mendudukinya. Ia hampir menangis lalu terja
, bagian tubuh atasnya tersembunyi dalam gelap. Ia memaksakan untuk mtanah, seperti hani ia juga se
nggung tangan sosok itu sebelum ia menyambut dengan telapak tangannya sendiri. Kulit putih yan
rasakan Hani saat tan
h membantu" hani m
" sosok itu rup
itu bertanya,mena
h ia ingin segera
ku saja. Lihat di seberang jalan sana. Aku ba
🌕�
li lain selain dirinya sekarang ini. bulu kuduknya meremang,bergidik di sekitar lengannya. ingata
, akan kubuatkan pesanannya"
t pintu masuk. untuk berjaga-jaga jika t
rsi kayu panjang dan meja kayu panjang berwarna cokelat senad
....sr
gak takut?" Hani mengajukan pertanyaan yang seharu
pa?" Dio
..hantu
itu tertawa, membuat Hani t
ya" Dion mendekatkan wajahn
.
..