A Whore Mate
mualaik
-goyangkan tubuh Alana yang tertidur di atas sajadah di sebelahn
. Masih di masjid, masih di sisi masjid bagian jamaah perempuan,
Gelagapan membenahi mukena sekenanya, duduk dengan cepat, m
ri mereka. Senyum yang manis lengkap dengan lesu
puan ini bukan pemeluk agama Islam. Pasti juga akan mengira bahwa peremp
uk di sini kan?"
ramah. Menggeser tubuhnya hingga kini
ap lamat-lamat perempuan itu. "Kaka habis salat asar juga?
gue tadi ketinggalan jamaah karena urusa
tar wajah, saling berhadapan,
mahasiswa bar
engangguk. "Ken
lama di sini Kak," jawab La
Eh kok ya ternyata kita ki satu angkatan toh," sambu
ya perempuan itu antusias. "Eh, jangan panggil kak dong. Kenalin, nama gu
jabatnya erat sambil menggoyang-goyangkannya. Bahkan mungkin sekara
ah akhirnya menemukan teman yang fakultasnya sama den
enal, kita fakultasnya sama loh," jawabnya dengan penuh rasa gembi
sahabatnya itu. Ingin juga rasanya menemukan
tidak adil pada orang yang lebih
Zeline sambil meregangkan jabat tangannya. "Lalu kalau kakak? Sia
sastra Inggris," jawab Layla datar. Menyambut jabat tangan Zeli
ali lihat kalian salat di masjid ini," tanya Zeline lagi sambil melepaskan
kenapa ia jadi semakin tidak suka dengan gadis satu ini. Jujur saja, perempua
Mengikuti anggukan Alana yang duduk di sebelahnya. Bedanya, Alan
hari ini baru sampai di Kota Gan
Em ... tapi," Kalimatnya terpoto
potong Alana c
ngan wanita yang kini sekaligus aka
berdua. Rambut yang diwarna pirang di ujungnya. Waj
jerawat di wajah dan tubuh Zeline. Belum lagi pakaian bermerek mahal dengan bahan
a dari desa, bagi mereka berdua penampilan sama sekali tida
erdua mana t
da brand pakaian ternama. Seperti geplak, lemper, golang-galing, onde-onde, tape ketan da
an pil pahit rasanya. "Masalah antara remaja dan orang tuanya. Itu kenapa sepert
erempuan itu bergerak. Perasaan nelangsa seakan
ngan bilang Alana tak menyadari itu. Perempuan ini terlihat aneh. Sok ke
da di puluhan bahkan ratusan kilometer jauhnya dari sini. Tidak ada orang yang akan membantu
ergopoh masuk rumah. Berteriak memanggil bapak dan ma
ingat betul dan tahu
Bagian terberat dari perjuangan. Meletakkan dua tumbal sekaligus untuk
Membuat lamunan perempuan di sebelahnya buyar. Mengembalik
jawabnya gelagapan bingun
ne terkekeh melihat tingkah Layla yang m
n banget Zeline juga sedang nyari," jawab Alana sebal. Kenapa pe
.... sorry galpok. Gagal pokus tadi,"
ari bareng aja bertiga. Syukur-syukur kan kalau bisa dapet satu rumah untuk bertiga," j
e ada satu rumah incaran sih. Buset incaran, udah kayak mau maling aj
. Tapi udah nggak ditempati. Eh, tapi nggak lama kok. Baru tiga harian yang lalu mereka pindah ke luar kota. Jangan baya
elahnya ikut tertawa lagi. Siapa juga yang mau tid
k mau kalau rasa senangnya kena PHP karena harga sewa yang mahal. Mana
ini gue cuma mau lihat lokasinya. Nah karena kebetulan hari ini kita ketemu, ya mau gimana lagi? Mungkin kalau cocok kita
....." Jawaban polos yang sebenarnya lebih menunjukkan bahwa
ra kan kita berdua, aku dan Alana tidak punya kendaraan transportasi jarak dekat sep
tes verbal yang dikemas dengan alasan yang logis. Sudahlah, Layla intinya
sombong tapi sekarang karena firasat
melihat Zeline, satu rumah untuk tiga orang seperti kata
aran tinggal lain agar bisa me
mbung