Stay With Me (Gaza dan Clara)
a
ara. Dengan menggunakan motor sport-nya dia berkeliling kota
a kita mau
kamu yang m
encana tersebut batal karena Gaza memaksa untuk ikut. Tidak mungkin dia bergosip bersama teman perempuann
ya?" tanya Gaza setelah
jur jengkel dengan suaminya itu. Dia tidak m
dari motor. Gadis itu melihat sekitar. Warung tenda dengan tempat du
orang tua gadis tersebut tidak pernah membawanya ke warung seperti ini. Saa
a! Belum pernah
jalan menghampiri Gaza dengan
Clara hanya memandangi makanan di depannya.
ngin rasanya menyuapkan mie tersebut ke mulut Clara. Akan tetapi, raut muka gadis itu sungguh sangat tidak
makanan di pinggir jalan itu ng
oak itu." Gaza menyuap
mau tau! K
um tentu juga di rum
makanan sama sekali. Kalau pun ada, itu adalah bahan makanan yang belum dimasak. Tentu saja Clara h
eberapa saat kemudian, dia menyuapkan sedikit makanan tersebut, mengunyahnya
ersenyum. Clara memang sangat lucu di matan
lara sudah menghabiskan setengah dari makanannya. Lelaki itu tersenyum m
an telinga. Motor yang melintas di depan warung tersebut kebanyakan adalah para pemuda da
luarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anaknya, ada juga yang sendirian dan laki-laki tersebut
yang ada di depannya. Mereka terlihat sangat repot menyuruh anaknya
nya. Setelah puas melihat pasangan tersebut, Gaza melihat ke samping. Clara telah siap dengan makanannya. Gadis i
apa,
melihat Gaza sekilas kemudian di
gambek sekarang! Gue yang minta ketemu, gue juga
pa tadi bilang nggak tau ke mana waktu
m elo
ah kedua kalinya. Lelaki itu harus bany
h perhatian dengan masa depan. Dia juga selalu memikirkan keadaan rumah. Membuatnya lebih nyaman supaya Clara betah. Entah pe
Sesosok lelaki bertubuh tinggi dan berotot. Wajahnya bersih dan penampilannya sangat terjaga berad
ya terlihat lebih segar dan lebih berotot, tidak kalah dengan laki-laki yang ada di depannya sekarang. Sudah sebulan dia menikah d
ka gadis itu sangat senang sekarang. B
lelaki itu duduk di depan mereka berdua. Dia mengobrol dengan Clara
mpus, setelah berita tentang gue mereda," jawab Clara dengan men
alah. Lo aja yang sensi," kata laki-l
an gimana masih ramai?" tanya Clara. Dia juga
ia yang bernama Kevin itu melihat Gaza. Dia tersenyum pada Gaza, sedangkan Clar
vin membuat Gaza tersinggung, padahal pria itu hanya berbasa-ba
iannya ke ponsel pintarnya. Lebih baik dia berselancar di dun
ga membahas skripsi Clara yang tertunda. Lelaki itu berha
engan ponselnya. Sesekali dia melirik Clara dan Kevin bergantian a
n ke rumah?" Pertanyaan pria
Kalau mau mampir izin dulu sama yang punya rumah." Cl
g terkesan cuek dengan kehadiran mereka, padahal ingin sekali d
au mampir ke rum
etelah perempuan itu
mpir?" tanya Gaza p
tuk datang ke rumah Gaza. Dia pikir Clara masih tinggal dengan orang tuany
ak ganggu istri ora
ciut. Di benaknya berpikir jika rumah tangga Gaza dan C
nya Gaza sengaja melakukan ini semua. Laki-laki itu tidak tahu jika dirinya
merasa tidak enak segera undur diri. Tanpa menung
Gaza yang menurutnya keterlaluan. Sementara Gaza masih sibuk dengan ponselnya. Dia juga
ulang!" Cla
lu menuju penjual mie tersebut untuk membayar. Clara masih dud
. Clara semakin kesal karena laki-laki tersebut tidak mengajaknya. Dengan muka
*
a satu pun yang ingin membuka percakapan. Keduanya saling memp
embuat Gaza terkejut dan membanting motor ke arah kanan jalan. Mereka beruntung keadaan jalan sepi saat itu. Oleh kare
nya yang sakit dan segera meraih Clara untuk melihat keadaanya. Bukannya senang diperhatika
Lihat gara-gara el
r tiba-tiba melintas. Cob
niatnya untuk melihat tangan Clara yang sakit. Dia membiarkan Clara kesa
njang jalan Clara terus mengomel. Bagi Gaza, mendengar suara Clara s
an itu. Gaza hanya melihat Clara. Seperti inikah tingkah seorang istri, berbicara
e kamar. Bantingan pintu kamar membuat Gaza
ti karena sekarang ada istri di sampingnya. Dia harus melindunginya bukan me
*
ofa. Tiba-tiba ada seseorang mengetuk pintu. Gaza yang tidur dekat pintu terkaget karena ketukan tersebu
salam. Namun, wanita yang berpakaian modis tersebut tidak memedulikannya. Dia masuk ke rumah. Melihat selimut dan bant
h berantakan. Sa
repot-repot
ih tidur
lahnya. Ini adalah satu-satunya kamar, sudah pasti Clara ada di dala
ngunin gue pagi-pagi
Sayang. Cepa
s itu sangat berbinar ketika mamanya ada di depan sang gadis. Segera dia memeluknya de
a kang
karena Ayah kamu yang nggak izinkan Mama kemari.
za terharu. Dia seakan-akan adalah pemisah mer
lam kamar. Keningnya berkerut. Untuk lebih meyakinkan
. Kamu tidur di t
u hanya m
s satu-satunya itu terlantar. Oleh karena
anasan, Ma. Nggak ada
pur. Dia memeriksa isi almari makan dan kulkas. Betapa te
ggak ada isinya?"
is itu tersenyum licik, sen
empersiapkan diri untuk hal yang buruk. D
juh, seharusnya kamu bersiap." Bentakan mama Cla
a mengatakan itu dengan sengaja. Dia ingin suam
ang? Gaza kasih kamu makan, kan?"
ak makan, kalau nggak ada nasi," jawab
ak-injak harga dirinya sebagai suami. Namun, sekarang dia tidak dapat me
gini, lebih baik
untuk Gaza. Dia tidak sanggup untuk berpisah dengan C