Istri Kedua Untuk Suamiku
an meletakkan sebuah map di atas meja, membuka isinya, dan mengeluarkan beberapa lembar k
etar mencoba menyentuh kertas itu, tetapi ia ragu untuk m
ian. Surat ini berisi syarat dan ketentuan yang harus kamu setujui sebelum menikah dengan M
ggak bisa memperlakukan Maya seperti ini. Dia sudah setuju dengan rencanamu, ke
emua pihak. Aku hanya ingin melindungi apa yang sudah kita miliki, baik secara hukum maupun
si yang berbeda, memberanikan diri untuk ber
atas harta Mas Bagas atau perusahaan kami. Semua harta akan tetap menjadi milik kami
merubah statusmu di rumah ini sebagai pembantu, jadi kamu tetap m
rat mendengar setiap poin yang disebutka
ak yang lahir dari pernikahan ini. Segala hak asuh dan keputusan atas anak itu akan sepenuhnya
. "Clara! Apa yang kamu lakukan ini nggak manusiawi. Maya b
kesepakatan. Jika Maya setuju, maka semuanya akan berj
setiap kata dalam perjanjian itu mempertegas posisinya-seorang pengorbanan
ata, "Saya akan tanda tangan, Nyonya. Say
ra itu, Clara tersenyum puas. "Bagus. Kita akan menyelesaikan semuanya sece
aninya. Ia tahu, sekeras apa pun ia ingin melawan, tidak ada jalan baginya untuk menolak kehenda
buah desa kecil, merantau ke kota dengan harapan bisa mengubah nasib. Namun, hidup di kota tidaklah semuda
ya dengan Clara secara tak sengaja. Saat itu, Clara adalah seorang publik figur yang sedang menikmati waktu santainya di sebua
minta maaf berulang kali, tetapi Clara hanya tersenyum ramah. "Santai saja,
ng mencari asisten pribadi, melihat potensi dalam sikap sopan dan kerja keras Bagas.
t dan ambisinya yang besar, mampu membuat Bagas jatuh hati. Di sisi lain, Clara merasa menemukan seseorang yan
ping hidupnya. Mereka menikah dalam waktu singkat, dan kehidupan Bagas berubah drastis. Dari seorang pemud
Clara. Inilah yang membuatnya sulit melawan kehendak istrinya, bahkan ketika keinginannya sangat bertentangan denga
a yang sedang terjadi tidak akan pernah berakhir baik, tetapi ia juga tidak memiliki kekuatan untuk menolak. Di dalam
gaunnya dengan anggun, lalu melangkah menuju pintu. Sebelum meninggalkan ruangan,
engan nada tenang namun penuh penegasan. "Aku harap kalian bisa mem
gsung ke arah Clara. Bagas, di sisi lain, men
rlu hadir dan menjalani peranmu. Maya ...." Clara menatap tajam Maya, "Mulai besok, kamu
a menunggu jawaban. Langkah kakinya bergema di loro
nggak bisa melakukan apapun di belakangku," ucap Clara saat ia sudah berada