Alternatif Husband
di dalam benaknya. Percakapan terakhirnya dengan Victor beberapa
dipenuhi rak-rak gaun putih berenda. Suara lembut kain satin beradu dengan lantai terdengar setiap kali ia melangkah. Setelah berjam-jam
elakangnya membuatnya menoleh cepat. Jantungnya hampir melompat ke
rang itu terdengar dalam dan sedi
ali siapa lelaki yang datang menemuinya itu. Matanya membulat
gkan. "Maaf ya, Ev. Aku tak bermaksud mengagetkanmu. Tap
kamu nggak nurut kata orang tua aja sih, Vick. Memangnya kamu nggak
esona melirik ke kanan dan kiri, seolah memastikan tidak ada ora
h tirai. Wajah Victor yang biasanya tenang kini terlihat seperti anak kecil yang ketakut
langsung berubah gemas. "Jadi kamu sengaja
Victor dengan penuh kasih. Meski ia tidak mengatakan apa-apa, dalam hatinya ia tahu mereka ber
pula hanya tinggal beberapa hari lagi kok," ujar Eve,
. "Enak sekali k
a, bingung dengan maksud ucap
ketemu kamu, rasanya udah kangen banget. Tapi kamu kayanya biasa aj
raih telapak tangan Vincent, mengenggam erat dan sedikit meremasnya. Kedua jemari mereka saling bertaut. "D
sih kamu. Calon istrinya sia
. Tetangga s
, memeluk dan mengecup pipi
u jadi makin menge
i Victor membuat Ev
Vick, uda
di butik itu. "Kamu benar-benar kelihatan c
yang sedikit berantakan. "Aku bahkan b
dekatkan wajahnya dan berbisik, "Kamu tahu, aku nggak sabar buat hari besar kita." Namun, senyum di w
inya sedikit berker
yang akan ia keluarkan terlalu berat. "Kamu p
alu mengangguk pelan.
ta dari Mamaku... tentang masa lalu keluargamu. Ayahmu itu, katanya dia..." Ia menggantungkan kalimatnya, panda
sekaligus waspada. "Apa, Victor? Ada apa d
an senyum. "Lupakan, Ev. Nggak penti
Victor, tetapi memilih tidak mendesaknya lebih jauh. "Kalau ka
amu selalu bikin aku tenang, Ev. Tapi kadang
rasa sesak. Ketika Eve membuka matanya, ia mendapati dirinya berada di sebuah ruangan kecil dekat gereja. Caha
a?" Clara bertanya deng
an bantuan Ryan yang kini berdiri di sis
natap Ryan. "Ada seorang pria. Dia mirip sekali
giang. Kepalanya terasa berdenyut lagi, tapi kali ini bukan hanya karena informasi mendadak itu, melainkan karena kilasan memori
kami?" Ryan bertanya, m
mungkin ia bisa menjelaskan semua ini? Bahkan di
akan? Apa yang terjadi?"
menghantamnya. Dadanya kembali terasa berat. Ia menatap kedua temannya dengan bingung. "Aku...
"Eve, ada sesuatu yang kau sembunyikan dari ka
a merasa bimbang, apakah harus mengungkap semuanya kepada sahab
u yang keras membuat semua orang di ruangan itu terdiam. Seorang lelaki paruh baya
ELY
AMBU