icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dalam Pelukan Sang Miliarder

Bab 4 Dalam Bayang-Bayang Luka

Jumlah Kata:934    |    Dirilis Pada: 10/12/2024

uangan yang megah itu seolah menatapnya dengan dingin, mengingatkan bahwa dia berada di tempat yang

tegas: "Jangan mencoba melarikan diri." Kata-kata itu masih terngiang di telinganya, seperti rantai yang membelenggu. Dia memandang k

g sudah aku lakukan?" bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar. Dia tidak bisa melarikan diri,

alan mendekatinya dengan gerakan santai tetapi penuh kendali. Wajahnya tidak menunjukka

khan dengan nada dingin, tangannya menyeli

umpulkan keberanian. "Saya... tida

"Kau akan belajar. Kau ada di sini untuk memenuhi peranmu.

si yang bergejolak di dadanya. "Saya hanya i

a Raissa dengan intensitas yang membuatnya merasa seperti telanjang. "Kau benar

an, tetapi Arkhan memotongnya dengan senyu

beban yang menekan dada Raissa. "Aku sudah berjanji, dan aku akan menepatinya. Tetapi aku tidak akan m

ebar. "Tidak! T

kepanikan yang tergambar jelas di wajah Rai

tar yang tak bisa dia kendalikan. Dia merasa kecil, tidak berdaya di hadapan

ntuknya. Kamar itu jauh lebih besar daripada apartemennya sendiri, dengan tempat tidur mewah ya

min besar di seberang ruangan. Wajahnya yang lelah, matanya yang semb

mamnya pelan. "Aku harus menemuka

uasaan, dan kendali. Dia hanyalah seorang gadis yatim piatu yang menco

s tidak akan membantu. Dia harus kuat, tidak peduli seberapa sulit sit

a ketukan di pintunya. Dia membuka mata, meras

" katan

tu tersenyum tipis, tetapi tidak mengatakan apa-apa. Raissa hanya

a. Roti panggang, telur, dan secangkir kopi panas. Semua

untuk makan, pintu kamarnya terbuka lagi.

gun," katanya

ng, menatapnya dengan hati-hati. "Ad

dan menyesapnya seolah itu miliknya. "Hari ini, kau akan ikut

rutkan alis.

akan tahu nanti. Siapkan diri

tidak akan ada gunanya. Dengan hati yang

. Arkhan menggandeng Raissa memasuki ruangan penuh dengan orang-orang penting

i sampingku," bisik Arkhan di telingan

tengah keramaian seperti ini, terutama ketika dia tahu semua orang di r

yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Dia tersenyum lebar pa

mbut tetapi tajam. "Aku tidak men

n ketegangan di udara. "Raissa adalah tamu istimewa

asakan tatapan tajamnya. "Kau pasti spesial," kata

inya, dia berjanji pada dirinya sendiri: dia tidak akan membiarkan siapa pun, termasuk Arkhan, membuatnya me

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka