TEPIAN HATI SEORANG ISTRI
aku kini terbebas dari keharusan untuk selalu bertemu dengan m
saan indah dan selalu terbayang pada pesona yang Alya tebarkan wak
h cinta
u jatuh cin
ahabatku sendiri, yang s
a yang sudah aku anggap
esayanganku. Adikku tersayang, tepatny
Alya. Sungguh aku sangat suka pada perasaan berdebar itu. Tapi aku juga
aa
na, mun
, tidak dima
am mengisi hatik
u hadir dalam benakku, tersenyu
uma perasaan
ersikap seperti i
asee
tuh cinta Kalian
am. Tak ada kata yang diucapkannya,
kaku, tergagap diam tan
e arahku, aku malah m
ga aku terpepet di dinding. Tinggi kami hampir sama, sehingga
ang tak tahan
h apa yang dirasakannya, apa
lya disela ciuman
elumat bibirnya, ikut menumpah
lam pelukan erat, bibir kami saling melumat. Desah Alya, desahku, bercampur satu dalam kecipak bib
ar tumpahnya rasa ri
kamu, dek . . desa
irku, aku mengimbangi dengan m
am mulutku, langsung aku hisap da
nya kini memegang kepalaku, s
et ke dinding. Tanpa bisa kau tahan, kini aku sudah menciumi leher jenj
Kaaa
enjilati dan menggigitnya dengan bibirku. Tangan A
gelisah dal
Terus turun hingga daguku mengait di kaos yang dipakainya, mendor
di tengah belahan dadanya karena tangan Alya semakin erat memeluk kepala
ya terlihat begitu nyata. Di lembah itulah sebagian besar wajahku terperosok dal
enjeri
aakkkk
menciumi satu persatu buah dada lembut berkulit putih yang dihiasi gurata
ru
mb
ny
i, jerit tertahannya menyembunyi
n, dalam gelap pejaman mata
tetap gelap menyelimuti pandanganku. Semakin lama, aku
jerit d
ah sema
nya saat ketiduran tadi sebenarnya ak