icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

My Absurd Ning

Bab 5 Gara-gara PMS

Jumlah Kata:4042    |    Dirilis Pada: 04/12/2024

ya begitu terang di atas langit

mpusnya karena hari ini ada kelas pagi. Setelah selesai mengikat tali sepatu kets pu

u ya." Izin Emir seraya mencium

n lupa loh sore nanti ada acara pe

ang sekitar jam

kamu at

. Assalam

uk

rullah h

dis berhijab hitam menabrak tubuhnya. Walaupun tak keras tapi

ambil memegangi jidatnya yang

hati gak?" Peringkat E

at sebelah alisnya dan geleng-geleng kepala. Sepertinya menyalah

begitu saja karena dirasa sudah hampir telat dan t

Emir. Ia benar-benar kesal dengan sepupunya

esi lebih. Kaya contohnya ekspresi marah, kesal ata

' Batin Zora merasa heran d

nan Zora pun membuyar dan seketika tatapan ma

ante." balas Zora

ritahu tugas-tugas Zora ketika piket di ndalem. "Ay

i menyapu, mengepel dan cuci piring. Zora pun piket tak sendiri tap

as untuk Zora, Ummah Icha pun izin pergi. Akhirnya Zora dan

a. Zora yang sedang

berbuat masalah ya?" Zo

ari masalah du

ajlis." Maksud Meira I

geleng-geleng kepala deng

idak baik lainnya. Baik itu dengan Ustadz dan Ustadza

a biar cepet selesai." Meira

menaiki lantai atas untuk membersihkan

annya tiba-tiba tak sengaja mengarah ke sebuah pintu kamar berwarna hitam yang terdapat gantungan nama bertul

an hati-hati membuka pintu kamar dan ternyata pintu kamarnya tak di

s dan rapih untuk ukuran kamar seorang laki-laki. Karena biasanya kamar anak laki-laki umum

dan setiap kali Ia memasuki kamar kakak sulung nya i

ng di dinding-dinding kamar dan ada beb

alah satu foto dari dalam bingkai yang terpajang di

embuka tutup spidol itu dan mulai mencoret-corer foto Emir

eh geli melihat wajah Emir tanpa senyum di dalam foto itu seol

Zora beralih ke arah lemari pakaian dengan kaca full body dan menempelkan fot

ahnya Ia pun buru-buru keluar kamar dan kembal

*

kampusnya, Emir pun buru-buru keluar kampus untuk pula

keluar dari lingkungan kampus memasu

ore hari ini. Akhirnya motornya pun memasuki pekarangan ndalem. Emir

hirnya Emir pun memutuskan untuk langsung ke lingk

gan para santri yang sudah berkumpul. Ia pun ikut duduk di barisan santriwan sambil menatap fokus

rena waktu Magrib sudah semakin dekat, sang Kyai pun menutup ceramahannya. Setelah ceramah agama yang di sampaikan Kya

angan, Ia berpapasan dengan Zora. Gadis itu nampak mena

lebih tepatnya. Tiba-tiba matanya salfok ke arah sesuatu yang menemp

kannya satu persatu dan setelah Ia melepaskan kemejanya, Ia berlari me

ungnya pun menoleh ke belakang dan langsung

seketika kaget dan lan

ir. Zora hampir ingin berbalik

merasa kesal dengan

" Perintah Emir

k para santriwati yang lewat di sekitar dan me

uding Zora. Pikirannya mulai memikirk

a merah di rok kamu." Emir sedikit

ka Ia langsung memegangi lengan baju yang E

berlari pergi melewat area belakang asrama. Tujuannya

nar bingung dengan kejadian tadi. Ia tak menyangka jika Emir sam

' Tiba-tiba saja Zora merasakan

semua pikiran nyelenehnya. Zora pun buru-buru b

*

ek

t agar orang-orang tak melihatnya. Walaupun memang ada beberapa santriwa

ng tamu cukup terkejut melihat kakak

napa gak pake baju gitu?" Ke

Zora." Keyna nampak memundurkan k

Zora Kak?

di rok dia. Kakak gak tega kalo sampe

enyum meledek. Ia menunjuk-nunjuk

kan satu matanya. Emir menggerakkan

kalo udah bucin sampe

gan sebelah mata mengerut m

an sama Zora? Ngaku hayoo....

k peduli sama dia. Orang dia anaknya Om Ares, Om Are

il dan mengangguk-angguk seolah ekspresinya mengatak

em dia buat kakak nikahin?" Emir

di sini aja." Alibinya dan lagi-lagi

siapa tau aja jadi beneran." Keyna cekikikan meras

ora. Huhm... gak mungkin dan takan mungkin." Emir

eran gima

r yang merasa sudah terpojokkan dengan godaan sang adik pun akhirnya m

Gumam Keyna dengan kekehan meng

untuk mengambil kaos. Dahinya mengernyit saat mendapati fotonya yang tertempel

i?" Monolognya

gan-jangan santri yang piket ya? Tapi kan udah aku peringatin b

foto itu seraya membuka lemari dan m

*

Ucap Zora memasuk

lam." Jawab I

anya Ifah bingung melihat kemeja hitam yang terikat di pin

a baris perkelas. Karena mereka tak sekelas dan kelasnya pun berbeda bahkan bersebrangan

engan santai. Tapi respon Ifah dan

tot terkejut ke arah Zora

hela nafas dan memany

dia lepas baju buat nutupin noda merah di rok gue itu.

ala mereka bersamaan. Mereka merasa heran kenapa

reka kena hukuman, Raden yang mengajaknya berbicara d

" Ifah dan Maudy

Ifah dengan heboh. Dengan

nutup mulut terkejut

um membayangkan. Maudy memukul lengan Ifah pelan

n Ifah mengingatkan. Ifah menggeleng dan

zim." Ucap Ifah sambil

ra sambil cengengesan men

a?" Tanya Ifah dengan seb

emprot Maudy m

k berani ngeliat muka dia apalagi ke situ

meninggalkan kedua sahabatnya dan perg

*

pun turun ke bawah lebih tepatnya menuj

ng Ummah, dan akhirnya Ia pun mendapati Umma

g di panggil pun menole

apa E

h Icha terdiam sejenak mengingat-ingat. Akhirnya Ia pun

eira.". Emir mengang

a menduga bahwa yang telah mencoret-co

Emir pun membuy

sambil tersenyum tipis. Ummah Icha pun mengangguk-

*

u taman sambil melamun menatap langit yang cerah. Matahari nampak

, Rayan. Bukannya Ia gamon atau apa tapi, sampai saat ini Ia seolah masih tak percaya ji

dengan orang modelan Rayan. Sebenarnya keberadaannya di pesantren ini dapat Ia manfaatka

upakan semuanya dan memula

un datang menghampiri da

n 1 ke Zora. "Nih makan biar perut kamu ada isinya. Kamu kan

a Ifah, kan lo tau bibir Gue lagi sariawan." Zora me

ring. Jika Ia sedang berada di rumah Ia bisa tak maka

ubur. Dan selalu memasak yang lunak-lunak supaya Zora

akit kok." Bujuk Ifah. Zora me

kalo gak makan." Kata Ma

gak

aksa makan pun akhirnya memutuskan untuk be

reka bingung harus berbuat apa agar Zora mau makan. Mereka k

n guru di depan. Tapi, Ia berusaha memperhatikan walaupun

Zora yang nampak sedikit aneh. Wajahnya

papa?" T

menoleh ke arah Rad

Raden pun mengangguk dan keduanya

khirnya pelajaran pun di tutup dengan PR harian. Setelah semu

sedang merasa sangat lemas pun langsung terhuyung kedepan dan hampir saja nyungsep. Untungnya Raden menahan tan

ra dan Leha. Di depan sana mereka nampak tersenyum

peringat

an nada lemas. Raden hanya

an dijadikan pusat perhatian beberapa santri yang ada di sekitar. Raden me

aklukin Raden j

Emir rela ngelepas b

tapi udah bisa naklukin 2 cow

aden, tapi dia gak ada tuh niatan buat nolon

bisa perhat

enapa ya? Denger-denger katanya Gus Emir sa

pake pe

Gak bole

a satu-satunya santriwati yang bisa membuat gadis-gadis pembully itu terkalahkan,

ir begitu perhatian kepadanya. Kejadian kemarin sore waktu Emir melepas baju, ki

menyerahkan semua urusan santriwati kepada sang Ustadzah. Tapi kali ini nampaknya Ia bers

ntriwati itu dan berusaha acuh dengan tatapan-tatapan sini

." Zora mengerjap dan celing

riringan dengannya sambil bersidek

u." Balasnya

berbeda, Emir pun menoleh ke a

ri jika kini wajah Zora nampak p

tika tiba-tiba saja tubuh Zora melemas

erkejut dan dengan sigap

p.

menangkap tubuh Zora yang tiba-tiba melemas

tubuh mungil Zora dan membawanya pergi. Mungkin tujuannya sekarang adalah

ereka. Setelah tadi Raden yang perhatian kepada Zora yang hampir terjatuh, sekarang Emir me

kenapa

a beruntung bang

en tuker posis

bisa Gus Emir

juga rasane endah di

Tapi udah dapet perhatia

n sekarang

nahan kedongkola

n para santri yang kini sema

mah." teriak Emir di

ak-teriak?" Jawab Ummah Icha dar

lihat putranya itu sedang menggendong tu

a kenapa Emir?" Tany

masuk dan menghampiri salah satu sofa ruang tamu

putih dulu." Ummah Icha pun berjalan c

an. Ia menghela nafas beratnya dengan bibir merapat. Entah kenapa s

yak kayu putih dan segelas air di tangannya. Ummah Icha pun

mencium aroma kayu putih yang menyengat indra penciumannya. Perlahan ma

ampak linglung

da di sini?" Tan

ntunya bangun seraya

um d

akit bilang sama Tante. Badan kamu panas banget loh in

t ya." Zora men

am kamu menurun." Zor

Zora gak mau minum obat?" Zora m

te." Balas

sakit. Malah makin sakit

an dan gak bisa minum obat." Zora menunjukkan bibirny

suka sariawan." Jelas Zora lagi. Ummah Icha

adap kondisi Zora. Emir tau dari cerita Aldan jika Zora itu memang susah di suruh makan dikarenakan dia sering

h Icha hampir ingin beranjak berniat ingin mengambilka

gak bisa makan. Sa

i. Ya makan ya, dikit aja." Bujuk Ummah Icha m

ubur aja gimana

Zora gak mau repotin ta

ya belikan." Tanpa meminta persetuj

ak Emir balik

Tant

pun akhirnya mengangguk saja. Jujur Ia merasa tak ena

, Kak Emir gak lama kok belinya Cuma di seb

beranjak dari ruang tamu m

Rasanya benar-benar pusing dan lemas. Entah kenapa Ia menjadi sedi

pati. Mereka berdua pasti akan selalu bergantian menjaganya. Memik

pun kembali membuka mat

Zora sambil meletakkan Styrofoam

kan." Per

terdiam melamun tanpa ada niatan

makan." Zora merin

." Ren

g menggemaskan, membuat Emir merasakan keanehan di da

tin Emir berusaha menepis semu

itu minum obat agar demam kamu m

h kenapa Ia merasa asing dengan ucapan Emir yang ta

an sesendok bubur kedalam mulutnya dengan pelan-pelan. Walaupun

yang nampak lucu saat mengunyah bubur. Tanpa s

rasa lucu ya liat di

seketika merubah ekspresi wajahnya menjadi datar

k papa." Ba

r besok." Zora menatap

besok Zora masih sakit." Emir mena

au_

seakan sudah mengerti a

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka