My Absurd Ning
ya begitu terang di atas langit
mpusnya karena hari ini ada kelas pagi. Setelah selesai mengikat tali sepatu kets pu
u ya." Izin Emir seraya mencium
n lupa loh sore nanti ada acara pe
ang sekitar jam
kamu at
. Assalam
uk
rullah h
dis berhijab hitam menabrak tubuhnya. Walaupun tak keras tapi
ambil memegangi jidatnya yang
hati gak?" Peringkat E
at sebelah alisnya dan geleng-geleng kepala. Sepertinya menyalah
begitu saja karena dirasa sudah hampir telat dan t
Emir. Ia benar-benar kesal dengan sepupunya
esi lebih. Kaya contohnya ekspresi marah, kesal ata
' Batin Zora merasa heran d
nan Zora pun membuyar dan seketika tatapan ma
ante." balas Zora
ritahu tugas-tugas Zora ketika piket di ndalem. "Ay
i menyapu, mengepel dan cuci piring. Zora pun piket tak sendiri tap
as untuk Zora, Ummah Icha pun izin pergi. Akhirnya Zora dan
a. Zora yang sedang
berbuat masalah ya?" Zo
ari masalah du
ajlis." Maksud Meira I
geleng-geleng kepala deng
idak baik lainnya. Baik itu dengan Ustadz dan Ustadza
a biar cepet selesai." Meira
menaiki lantai atas untuk membersihkan
annya tiba-tiba tak sengaja mengarah ke sebuah pintu kamar berwarna hitam yang terdapat gantungan nama bertul
an hati-hati membuka pintu kamar dan ternyata pintu kamarnya tak di
s dan rapih untuk ukuran kamar seorang laki-laki. Karena biasanya kamar anak laki-laki umum
dan setiap kali Ia memasuki kamar kakak sulung nya i
ng di dinding-dinding kamar dan ada beb
alah satu foto dari dalam bingkai yang terpajang di
embuka tutup spidol itu dan mulai mencoret-corer foto Emir
eh geli melihat wajah Emir tanpa senyum di dalam foto itu seol
Zora beralih ke arah lemari pakaian dengan kaca full body dan menempelkan fot
ahnya Ia pun buru-buru keluar kamar dan kembal
*
kampusnya, Emir pun buru-buru keluar kampus untuk pula
keluar dari lingkungan kampus memasu
ore hari ini. Akhirnya motornya pun memasuki pekarangan ndalem. Emir
hirnya Emir pun memutuskan untuk langsung ke lingk
gan para santri yang sudah berkumpul. Ia pun ikut duduk di barisan santriwan sambil menatap fokus
rena waktu Magrib sudah semakin dekat, sang Kyai pun menutup ceramahannya. Setelah ceramah agama yang di sampaikan Kya
angan, Ia berpapasan dengan Zora. Gadis itu nampak mena
lebih tepatnya. Tiba-tiba matanya salfok ke arah sesuatu yang menemp
kannya satu persatu dan setelah Ia melepaskan kemejanya, Ia berlari me
ungnya pun menoleh ke belakang dan langsung
seketika kaget dan lan
ir. Zora hampir ingin berbalik
merasa kesal dengan
" Perintah Emir
k para santriwati yang lewat di sekitar dan me
uding Zora. Pikirannya mulai memikirk
a merah di rok kamu." Emir sedikit
ka Ia langsung memegangi lengan baju yang E
berlari pergi melewat area belakang asrama. Tujuannya
nar bingung dengan kejadian tadi. Ia tak menyangka jika Emir sam
' Tiba-tiba saja Zora merasakan
semua pikiran nyelenehnya. Zora pun buru-buru b
*
ek
t agar orang-orang tak melihatnya. Walaupun memang ada beberapa santriwa
ng tamu cukup terkejut melihat kakak
napa gak pake baju gitu?" Ke
Zora." Keyna nampak memundurkan k
Zora Kak?
di rok dia. Kakak gak tega kalo sampe
enyum meledek. Ia menunjuk-nunjuk
kan satu matanya. Emir menggerakkan
kalo udah bucin sampe
gan sebelah mata mengerut m
an sama Zora? Ngaku hayoo....
k peduli sama dia. Orang dia anaknya Om Ares, Om Are
il dan mengangguk-angguk seolah ekspresinya mengatak
em dia buat kakak nikahin?" Emir
di sini aja." Alibinya dan lagi-lagi
siapa tau aja jadi beneran." Keyna cekikikan meras
ora. Huhm... gak mungkin dan takan mungkin." Emir
eran gima
r yang merasa sudah terpojokkan dengan godaan sang adik pun akhirnya m
Gumam Keyna dengan kekehan meng
untuk mengambil kaos. Dahinya mengernyit saat mendapati fotonya yang tertempel
i?" Monolognya
gan-jangan santri yang piket ya? Tapi kan udah aku peringatin b
foto itu seraya membuka lemari dan m
*
Ucap Zora memasuk
lam." Jawab I
anya Ifah bingung melihat kemeja hitam yang terikat di pin
a baris perkelas. Karena mereka tak sekelas dan kelasnya pun berbeda bahkan bersebrangan
engan santai. Tapi respon Ifah dan
tot terkejut ke arah Zora
hela nafas dan memany
dia lepas baju buat nutupin noda merah di rok gue itu.
ala mereka bersamaan. Mereka merasa heran kenapa
reka kena hukuman, Raden yang mengajaknya berbicara d
" Ifah dan Maudy
Ifah dengan heboh. Dengan
nutup mulut terkejut
um membayangkan. Maudy memukul lengan Ifah pelan
n Ifah mengingatkan. Ifah menggeleng dan
zim." Ucap Ifah sambil
ra sambil cengengesan men
a?" Tanya Ifah dengan seb
emprot Maudy m
k berani ngeliat muka dia apalagi ke situ
meninggalkan kedua sahabatnya dan perg
*
pun turun ke bawah lebih tepatnya menuj
ng Ummah, dan akhirnya Ia pun mendapati Umma
g di panggil pun menole
apa E
h Icha terdiam sejenak mengingat-ingat. Akhirnya Ia pun
eira.". Emir mengang
a menduga bahwa yang telah mencoret-co
Emir pun membuy
sambil tersenyum tipis. Ummah Icha pun mengangguk-
*
u taman sambil melamun menatap langit yang cerah. Matahari nampak
, Rayan. Bukannya Ia gamon atau apa tapi, sampai saat ini Ia seolah masih tak percaya ji
dengan orang modelan Rayan. Sebenarnya keberadaannya di pesantren ini dapat Ia manfaatka
upakan semuanya dan memula
un datang menghampiri da
n 1 ke Zora. "Nih makan biar perut kamu ada isinya. Kamu kan
a Ifah, kan lo tau bibir Gue lagi sariawan." Zora me
ring. Jika Ia sedang berada di rumah Ia bisa tak maka
ubur. Dan selalu memasak yang lunak-lunak supaya Zora
akit kok." Bujuk Ifah. Zora me
kalo gak makan." Kata Ma
gak
aksa makan pun akhirnya memutuskan untuk be
reka bingung harus berbuat apa agar Zora mau makan. Mereka k
n guru di depan. Tapi, Ia berusaha memperhatikan walaupun
Zora yang nampak sedikit aneh. Wajahnya
papa?" T
menoleh ke arah Rad
Raden pun mengangguk dan keduanya
khirnya pelajaran pun di tutup dengan PR harian. Setelah semu
sedang merasa sangat lemas pun langsung terhuyung kedepan dan hampir saja nyungsep. Untungnya Raden menahan tan
ra dan Leha. Di depan sana mereka nampak tersenyum
peringat
an nada lemas. Raden hanya
an dijadikan pusat perhatian beberapa santri yang ada di sekitar. Raden me
aklukin Raden j
Emir rela ngelepas b
tapi udah bisa naklukin 2 cow
aden, tapi dia gak ada tuh niatan buat nolon
bisa perhat
enapa ya? Denger-denger katanya Gus Emir sa
pake pe
Gak bole
a satu-satunya santriwati yang bisa membuat gadis-gadis pembully itu terkalahkan,
ir begitu perhatian kepadanya. Kejadian kemarin sore waktu Emir melepas baju, ki
menyerahkan semua urusan santriwati kepada sang Ustadzah. Tapi kali ini nampaknya Ia bers
ntriwati itu dan berusaha acuh dengan tatapan-tatapan sini
." Zora mengerjap dan celing
riringan dengannya sambil bersidek
u." Balasnya
berbeda, Emir pun menoleh ke a
ri jika kini wajah Zora nampak p
tika tiba-tiba saja tubuh Zora melemas
erkejut dan dengan sigap
p.
menangkap tubuh Zora yang tiba-tiba melemas
tubuh mungil Zora dan membawanya pergi. Mungkin tujuannya sekarang adalah
ereka. Setelah tadi Raden yang perhatian kepada Zora yang hampir terjatuh, sekarang Emir me
kenapa
a beruntung bang
en tuker posis
bisa Gus Emir
juga rasane endah di
Tapi udah dapet perhatia
n sekarang
nahan kedongkola
n para santri yang kini sema
mah." teriak Emir di
ak-teriak?" Jawab Ummah Icha dar
lihat putranya itu sedang menggendong tu
a kenapa Emir?" Tany
masuk dan menghampiri salah satu sofa ruang tamu
putih dulu." Ummah Icha pun berjalan c
an. Ia menghela nafas beratnya dengan bibir merapat. Entah kenapa s
yak kayu putih dan segelas air di tangannya. Ummah Icha pun
mencium aroma kayu putih yang menyengat indra penciumannya. Perlahan ma
ampak linglung
da di sini?" Tan
ntunya bangun seraya
um d
akit bilang sama Tante. Badan kamu panas banget loh in
t ya." Zora men
am kamu menurun." Zor
Zora gak mau minum obat?" Zora m
te." Balas
sakit. Malah makin sakit
an dan gak bisa minum obat." Zora menunjukkan bibirny
suka sariawan." Jelas Zora lagi. Ummah Icha
adap kondisi Zora. Emir tau dari cerita Aldan jika Zora itu memang susah di suruh makan dikarenakan dia sering
h Icha hampir ingin beranjak berniat ingin mengambilka
gak bisa makan. Sa
i. Ya makan ya, dikit aja." Bujuk Ummah Icha m
ubur aja gimana
Zora gak mau repotin ta
ya belikan." Tanpa meminta persetuj
ak Emir balik
Tant
pun akhirnya mengangguk saja. Jujur Ia merasa tak ena
, Kak Emir gak lama kok belinya Cuma di seb
beranjak dari ruang tamu m
Rasanya benar-benar pusing dan lemas. Entah kenapa Ia menjadi sedi
pati. Mereka berdua pasti akan selalu bergantian menjaganya. Memik
pun kembali membuka mat
Zora sambil meletakkan Styrofoam
kan." Per
terdiam melamun tanpa ada niatan
makan." Zora merin
." Ren
g menggemaskan, membuat Emir merasakan keanehan di da
tin Emir berusaha menepis semu
itu minum obat agar demam kamu m
h kenapa Ia merasa asing dengan ucapan Emir yang ta
an sesendok bubur kedalam mulutnya dengan pelan-pelan. Walaupun
yang nampak lucu saat mengunyah bubur. Tanpa s
rasa lucu ya liat di
seketika merubah ekspresi wajahnya menjadi datar
k papa." Ba
r besok." Zora menatap
besok Zora masih sakit." Emir mena
au_
seakan sudah mengerti a