CINTA YANG RETAK
kali ia menatap Arya, ada rasa curiga yang makin menggelayuti hatinya. Ia berusaha bertanya lebih banyak, namun Arya selalu m
, Maya memutuskan untuk mencoba mengajukan pe
lembut daripada sebelumnya. "Kamu b
ak mendengar. Maya menatapnya, merasa tak sabar. "A
san masa lalu. Aku nggak mau lagi membicarakan masalah itu. Sudah terlalu lama." Ia mencoba mengalih
idak mau memberi penjelasan lebih lanjut, kan?" ta
tahu," jawab Arya, sedikit defensif. "Ki
g disembunyikan, Arya. Apa lagi yang kamu nggak bilang padaku?
ngan tatapan yang semakin cemas. "Maya, aku s
di meja, menunduk, berusaha menahan air mata yang sudah menggenang. "Aku bukan hanya marah karena Sinta. T
... terlalu percaya. Aku nggak tahu bagaimana lagi menjelaskan semua ini. Aku nggak bisa
ewaan. "Dan kamu pikir itu cukup? Kalau aku harus me
"Maya, aku nggak bisa lagi membicarakan ini. Kalau kamu terus seperti ini, aku.
besar yang disembunyikan Arya, sesuatu yang lebih dari sekadar masalah dengan Sinta
au kamu tidak mau bicara lebih lanjut, kita lihat saja ke depa
dan lelah. "Maya..." Namun Maya sudah bangkit da
a lelah, namun pikirannya berputar-putar. Arya terus menghindari konfrontasi. Ada sesuatu yang lebih b
a tahu bahwa Maya semakin terjebak dalam kebenaran yang ia sembunyikan. Tetapi ia juga sadar
. Apa yang akan terjadi jika Maya tahu kebenaran? Lebih buruk lagi, apa yang akan terjadi j
ia memikirkan Arya, semakin jelas ia merasa ada yang disembunyikan. Arya begitu defensif, begitu tertutup. Ma
lihat Arya berdiri di ambang pintu. Wajahnya terlihat lelah,
mintaan maaf yang tak terucap. "Aku tahu kamu marah.
gitu banyak hal, Arya," jawabnya dengan nada datar. "Tapi tidak ada yang membuatku
mpat tidur tanpa berkata apa-apa. Beberapa saat mereka duduk diam,
, seperti bebannya semakin terasa. "Maya, aku bukan hanya memba
am. "Lebih besar? A
yang berbahaya. Ada orang-orang yang mengancam hidupnya. Aku nggak bisa bilang
i kamu membantu dia, dan semuanya ini dilakukan diam
h, Maya. Aku tahu aku seharusnya memberi tahu kamu lebih awal, tapi aku
gungannya. "Meninggalkanmu? Arya, ini bukan soal aku akan men
a. Aku tahu aku sudah menghancurkannya. Tapi aku benar-benar ingin menyelesaik
nya. "Kembali seperti dulu? Bagaimana caranya, Arya? Kalau setiap kali kamu mer
ang mendalam. "Aku tahu aku seharusnya memberi tahu kamu. Aku tahu aku harusnya lebih terbuka
nya hampir tidak bisa berpikir jernih. "Apa yang lebih
salah utang. Ada hal lain yang lebih besar dan lebih berbahaya dari itu. Aku terlibat lebih dalam d
"Maksudmu, kamu terlibat dalam sesuatu yan
ebuah situasi yang lebih besar, Maya. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku
iak, matanya mulai berair. "Aku sudah tahu semua kebohon
langan kamu. Aku ingin kamu tetap bersamaku. Aku tahu aku sudah banyak salah, tapi aku berjanji,
terperangkap dalam kebohongan yang sudah terlalu besar untuk diatasi. Namun di sisi lain, ada sesu
akhirnya, suaranya pelan. "Aku but
ia sedang ditimpakan di bahunya. "Aku akan
luar dari kamar, meninggalkan suaminya yang kini hanya bisa
ambu