Membalas Para Pengkhianat
am sementara hatinya terus diliputi kecurigaan. Pagi-pagi sekali,
an bilang apa-apa ke Mas Andra," kata
a yang harus
i, dan nanti sore, kita akan
emas. Ia sudah bekerja cukup lama dengan keluarga Aira, sehi
-
ik Andra. Seperti biasa, suaminya keluar dari kantor dengan langkah tenang, mengena
mobil itu," perintah A
hat Andra turun dari mobil, disambut oleh Tiara. Wanita itu mengenakan gaun merah y
ihat pemandangan itu. Namu
ngin lihat apa yang mereka lakuka
belahan, tertawa dan berbicara dengan akrab. Sesekali, Andra men
ng, tapi ia menahan di
sekarang," katanya akhi
-
marah, sedih, dan dikhianati, tapi ia tidak ingin gegaba
iasa, Aira sudah menunggunya. Kali ini, i
nya Aira langsung begitu
biasanya lembut tiba-tiba berubah serius.
ihat kamu di restoran
, itu? Aku hanya makan malam bisnis dengan Tiara. Ada klien yang membat
Aira mendekati Andra, matanya tajam
Aira, kamu kenapa jadi begini? Aku nggak melakukan apa
tuk Tiara daripada aku?" suara Aira mulai bergetar. "Aku nggak b
pandangan. Diamnya Andra membuat Aira
cari tahu sendiri," kata Aira dengan nada dingin s
-
a salah satu staf perusahaan ayahnya untuk menjadwalkan pertemuan dengan Tiara di sebua
dengan senyum tipis yang menur
wanita ke wanita," jawab
ikit bingung, ta
an dengan suamiku," kata Ai
a memasang wajah tenang. "Say
hat kalian di restoran kemarin.
gan nada yang lebih menantang. "Kal
nyangka Tiara akan seberani ini. Namun, ia ti
siapa pun merebut suamiku. Kamu pikir ka
awa pelan. "Kita
h meja, berusaha menahan amarahnya