Jerat Cinta Mafia Kejam
emperkenalkan Kinanti kepada seorang pria tua kaya raya yang tertarik me
u ke kamar mandi." Kinanti berpura-pura sak
diri, segera memerintahkan Clara untuk mengawas
ntu ruangan lain yang terhubung dengan kamar mandi. Tanpa melihat siapa yang ada di dalamnya, Kinanti coba mencari jalan keluar dan saat dia berbalik, matanya terbelalak karena melihat Brian dudu
"Kinanti? Apa yang kamu lakukan di sini?" Brian bangkit dan seg
amun, Kinanti terlalu takut. Dia tahu Brian adalah bagi
seru Kinanti dengan
ia berlari secepat mungkin, tapi tidak tahu ke mana harus kabur. Di depan, Ain
mengejarnya. Namun, Brian tak tinggal diam. Dia melihat sekilas Aina dan Clara yang tampak gelisah di pintu klub malam dan dari tatapan mereka, Bria
amu ke tempat yang aman!" ka
n. Dia tidak ingin bernasib sama dengan wanita-wanita yang
erlari lagi, kali ini menuju jalan raya. Hampir saja Kinanti terserempet sebua
ukan di sini?" Aslan menghe
segalanya kepada Aslan. Tentang rencana jahat Aina dan Clara yang ingin men
keponakan yang tidak patut diperlakukan seperti itu. "Tenang, Kinanti! Hal itu tid
angkahnya ketika salah satu anak buahnya datang memanggil saat pandanganny
ap kamu baik-baik saja, Kinanti. Dan, aku akan secepatnya menolongmu dari kejahatan pama
*
i perasaannya masih berkecamuk. Bagaimana mungkin bibinya dan Clara begitu kejam, dan sekarang ia harus berhadapan dengan mereka lagi? Sementara itu, Aslan terdia
duk dengan santai, berpakaian piyama, seolah tidak ada hal buruk yang terjadi. Wajah mereka tampak b
u seperti itu?" tanya Aina dengan nada ya
nis, bibirnya melengkung dalam senyum mengejek. "Jangan bilang kalau kamu habis jadi pelacur di luar, Kinanti. Aku ng
nahan air mata yang ingin kembali mengalir. "Tadi bibi dan Clara yang mengajakku
, sulit baginya membayangkan istrinya akan melakukan hal sekejam itu pada keponakannya sendiri. Namun, ad
emfitnahku seperti itu! Dari tadi aku dan Clara cuma di rumah, tidak kemana-mana. Aku bahkan tidak melihatmu keluar rumah
"Aku tidak bohong! Aku bicara jujur! Tadi kalian berdua yang membawaku ke sana
os, tapi ternyata liar juga, ya. Kamu memang nggak tahu malu, Kinant
dari raut wajahnya yang penuh dengan kejujuran. "Paman, tolong! Aku tidak berbohong. Aku tidak mel
nti bilang kamu dan Clara yang membawanya ke klub malam. Apa itu ben
ia dapet ide gila dari mana. Tadi siang aku sama Clara cuma di rumah, istirahat. Kinanti yang nggak kelihatan da
mama di rumah. Mungkin Kinanti yang diam-diam kabur buat ngelakuin hal-hal nggak b
sia-sia, seolah-olah tidak ada yang mendengarnya. "Paman
n membersihkan tangan dari kotoran. "Sudah cukup, Kinanti. Tidak usah membuat drama seper
mempercayai keponakannya, tapi situasinya begitu sulit.
u yang kamu sembunyikan, lebih baik kamu katakan sekarang," uca
rapan yang ia miliki, tampak mulai meragukannya. Air matanya semakinohong," katanya dengan suara nyaris tida
anti mungkin sedang mencari perhatian atau punya masalah lain yang nggak
ibelokkan dan dijadikan senjata untuk melawannya. Tidak ada yan
hu harus berkata apa. Sementara itu, Clara dan Aina saling bert
a lagi besok pagi," kata Aina dengan nada lembut tapi p
nya ke kamar, merasa seluruh harapannya telah pupus. Bagaimana ia bisa keluar da