JANJI YANG DIKHIANATI
i dia menatap langit malam, bayangan Adrian dan kebohongan yang menyelubungi pernikahannya terus menghantuinya. Dia menyadari b
ahui apa-apa?" gumamnya pada diri sendiri saat dia duduk di depan cermin, mengamati refleksinya.
sa memanfaatkan situasi ini untuk mengungkap semua kebohongan suaminya. Dia tahu bahwa hubungan Adrian dan Clara leb
ya, Maya meng
kita perlu berbicara lagi. M
embalas
Tentu
imana kala
, di kafe
dak dapat melihatnya. "Ya, di kaf
n sekaligus misterius. Dia ingin memberikan kesan bahwa dia tidak merasa terpuruk meski
ng bertemu lagi,
ab Maya, menyembunyikan rencananya di balik senyuma
a, terlihat antusias. "Ak
i Clara, berusaha memahami setiap detail dari wanita yang telah merusak hidupnya. Mereka mulai membicara
al. Apa kau sering berbagi hal pribadi dengan Adrian?" tan
kadang. Dia adalah orang yang sangat baik,
ik. "Kau tahu, kadang aku merasa ada sisi lain dari Adrian yang
dahi. "Maya, apa
baru saja mengenal satu sama lain, tetapi kadang aku merasa dia tid
ermat. "Seperti apa? Kena
enghabiskan waktu bersama rekan-rekan kerjanya," jawab Maya, mencob
terlalu sibuk dengan proyek-proyek di kantor. Tapi dia s
agaimana bisa dia mencintai seseorang sementara dia berselingkuh?" Namun, dia be
ebih banyak tentang pekerjaan mereka di kantor dan bagaimana Clara melihat Adrian dalam
sahabatan yang tulus, sementara dia secara diam-diam mengumpulkan informasi tentang Adrian. Dia menyadari bahwa Clara tidak m
ih jauh. "Clara, apa kau pernah merasa ada sesuatu yang lebih antara kalian
pala. "Tidak, kami hanya berteman. Mungkin a
h berani. "Sepertinya ada lebih dari i
. "Maya, aku berusaha untuk tidak berpikir ter
ku mengerti. Kita semua hanya manusia ya
ihabiskan bersama Clara adalah langkah lebih dekat untuk mengungkap kebenaran tentang suaminya. Rencana pemba
al," bisiknya pada diri sendiri. "Dan aku akan memastikan bahw
anya untuk mengungkap kebenaran tentang suaminya, Adrian. Malam itu, saat dia merenung di ranjang, berbagai strategi mulai muncul di ben
gai privasi suaminya di tempat kerja, hari itu dia merasa perlu untuk melihat dengan mata kepalanya sendiri. Dia
tetapi rasa ingin tahunya mengalahkan ketakutannya. Dia melangkah masuk ke dalam gedung dan m
menyapa dengan senyum cerah.
uasana kantormu," jawab Maya dengan senyum manis
Clara. "Tapi seharusnya tidak la
annya sejenak. "Ya, mungkin
aya diri dalam pekerjaannya, dan untuk sesaat, Maya merasa sedikit terintimidasi.
engan dokumen di tangan. Maya berusaha bersembunyi di belakang pilar, berharap Adrian tidak
sini?" tanyanya, nada suarany
tmu," jawab Maya, berusaha terdengar seolah
ereka. "Oh, rapat biasa. Banyak yang harus dibahas," jawabnya, lalu
ra menjawab dengan percaya d
ng, tetapi kebohongan di antara mereka semakin jelas. "Kau tampak sibuk sekali, ya? Tidak ada waktu untuk
elesaikan," jawab Adrian sambil ters
ggumu," kata Maya, berpura-pura t
wa, tetapi di sisi lain, dia juga merasakan dorongan untuk melanjutkan rencana balas den
ormasi dan merencanakan langkah berikutnya. Di dalam hatinya, Maya mulai merumuskan sebuah rencana yang lebih terperinci-d
antai. Clara tampak antusias dan tidak curiga. "Maya, aku senan
k tentang proyek yang kau kerjakan dengan Adrian," ja
yakin semuanya akan berjalan lancar," jawab C
ku merasa kadang dia perlu istirahat. Mungkin kita bisa mengatur makan mala
ak. "Itu ide yang bagus! Ak
engundang Adrian juga," kata Maya sambil merasak
an malam itu akan menjadi momen penting untuk mengungkap kebenaran. Dia membayangkan momen saa
kan hanya untuk menyakiti Adrian, tetapi juga untuk mengambil kembali kendali atas hidupnya. Dia akan memastikan bahwa me
berakhir dengan kesedihan," gumamnya.
ambu