DALAM GENGGAMAN DUA HATI
riuh anak-anaknya, Rina dan Rudi, bermain di dalam rumah, sementara Maya, istrinya, tampak tenggelam dalam kesib
eka rasakan. Namun, saat memandang Maya, ia hanya melihat seorang wanita yang terjebak da
apan terakhir kali kita makan
gat, Andi. Tapi kita kan sudah makan malam bareng
ita tidak pernah punya waktu untuk satu sama lain lagi," An
"Kita sibuk, Andi. Pekerjaan, anak-anak... semuanya.
ukan waktu-waktu ketika mereka menghabiskan malam berbincang, sali
angkan waktu untuk satu sama lain? Hanya kita ber
i siapa yang akan mengurus anak-anak? Dan pekerjaan kita juga banyak. Kita bisa merenc
"Aku hanya ingin kita kembali seperti dulu, Maya. Sebelum semua
e dapur. "Aku juga merindukannya, Andi. Tapi kita harus
ikahan mereka, saat cinta mereka masih berapi-api. Mereka saling tertawa, berbagi mimpi, da
tidak ingin kita kehilangan apa yang k
penuh ketidakpastian. "Aku... aku juga tidak mau kehilangan kit
in melompat melintasi jurang itu, ia tidak tahu bagaimana caranya. Dengan perasaan campur ad
ahun, tampak bersemangat menggambar, sementara Rudi, si bungsu, bermain dengan mainan mobilnya. Melihat mereka, Andi m
ada anak-anak. "Ayo, kita semua
gan wajah ceria. "Yay! Aku mau bermain pet
gajak si kecil yang tampak
jawab Rudi sambil meng
ia merindukan saat-saat ketika mereka sekeluarga bisa tertawa dan bersenang-senang
lama-lama ya, nanti kalian harus tidur," Maya
n hanya sebentar. "Maya, coba kamu hitung dulu! Kami akan sembun
itung sampai sepuluh," katanya sambil menutup mata
mengintip dari balik sofa. Andi pun mencari tempat tersembunyi di dekat
kalian?" tanyanya dengan suara penuh semangat. Ia bergerak mengelilin
ini membuatnya merasa bahwa semua usaha untuk mempertahankan keluarganya masih layak dilakuka
n dan bersiap tidur, Andi menemui Maya di dapur. Dia dud
di pelan. "Aku ing
ah. "Andi, kita sudah berbicara cukup banyak mal
bersikeras, hatinya dipenuhi ketidakpastian. "Aku tidak ingin
n. "Aku juga merindukan kita, Andi. Tetapi aku tidak tahu bagaimana kita
rbaikinya? Kita bisa mencari cara untuk saling mencintai lagi. Kita
ti kita sedang hidup dalam rutinitas tanpa akhir. Mung
aan itu. "Istirahat? Apa itu
enjelaskan, "tetapi mungkin kita butuh waktu untuk
Apakah kamu yakin itu yang kamu inginkan? Aku takut jika ki
gan Andi. "Aku tidak ingin kehilangan kita, Andi. Aku
apa rapuhnya hubungan mereka saat ini. "Baiklah," katanya pelan, "tapi aku i
mengembalikan cinta yang telah memudar. Keduanya terjebak dalam keheningan, menyad
iri untuk berusaha lebih keras. Dia tahu, meskipun cinta mereka saat ini
ambu