DALAM GENGGAMAN DUA HATI
am, menciptakan momen-momen kecil yang penuh makna di tengah kesibukan pekerjaan. Namun, di ba
kerja. Sinar matahari mulai meredup, menciptakan suasana hangat yang sempurna
tap Andi dengan mata yang bersinar. "Kadang aku meras
arang," jawabnya, suaranya penuh keraguan. "Aku merasa senang ber
idak ingin menjadi penyebab kehancuran keluargamu. Tapi aku ju
eka mengingatkannya pada anak-anaknya sendiri, dan rasa bersalah kembali menggerogoti ha
mencoba meyakinkan. "Kebahagiaan tidak selalu datang tanpa
engeluh. "Aku mencintai mereka. Tapi di sisi lain, aku meri
Mungkin kita bisa menemukan jalan tengah. Kita tidak perl
an sesekali saling mencuri pandang. Namun, seiring waktu, Andi merasakan bahwa keb
sar: tetap bersama Maya demi anak-anak atau memperjuangkan kebahagiaan yang baru di
at Nia, hatinya berdebar, tetapi rasa bersalah itu semakin menyiksanya. Mereka
," Andi membuka pembica
s," Nia menjawab, wajahny
p kali kita bersama, aku merasa seperti aku mengkhiana
. "Aku tidak ingin kau merasa seperti i
menjadi orang yang menyebabkan penderitaan dalam hidup orang lain.
?" Nia bertanya, matanya pen
ingin melupakan semuanya dan hanya menikmati momen bersamamu.
Andi merasakan betapa rumitnya perasaannya. Kebahagiaan dengan Nia terasa begitu
ia akhirnya berkata, suaranya lembut. "Mungkin ki
lebih tenang. "Tapi aku tidak bisa menjanjika
ndi. "Kita bisa melangkah pelan-pel
untuk menemukan kebahagiaan tanpa menghancurkan hidup orang lain. Namun, seti
a lelah. Maya menunggu di ruang tamu, tampak lel
?" Maya bertanya,
awab Andi, berusaha menahan rasa
kesepian di tengah-tengah keluarganya sendiri. Ia merindukan kedekatan
pi ketidaknyamanan dan keraguan menyelimutinya. Dalam kegelapan malam, Andi berusaha menemukan jawaban un
ema yang tak berujung. Kebahagiaan yang terlarang ini, meskipun memberikan momen
rtentangan. Pagi hari, ia berperan sebagai suami dan ayah yang bertanggung jawab. Sore hingga malam, ia menjadi keka
bis rapat yang melelahkan. Tiba-tiba, Nia muncul di depannya, te
u tahu tempat yang bagus di dekat sini,
cepat. Aku punya janji dengan anak-anak setelah ini," jawabnya
gah percakapan, Andi tidak bisa tidak merasakan betapa Nia membaw
itas," ungkap Andi, menyesap kopinya. "Maya dan aku sud
han untuk melihat hal-hal dari perspektif yang berbeda. Ta
erempuan ini, dan ia menghargai kehadirannya dalam hidupnya
apa yang ingin kau lakukan? Tentang hubunganmu den
ngin berbicara dengan Maya, tapi setiap kali aku mencoba, suasana malah
asakan hal yang sama," Nia menasihati. "Jangan
ku takut jika aku membuka topik itu, aku akan kehilangan se
amanya. Aku tidak ingin kau merasa terjebak. Hidup terlalu singkat unt
ti. Ketika mereka berpisah, Andi merasakan perasaan campur aduk. Ia ingin mengejar
erbeda. Anak-anak sudah tidur, dan Maya duduk
tanya Maya, nada sua
Andi menjawab, berusaha terdengar wajar.
alik kata-katanya. "Kau terlihat berbeda akhir
ini ia hindari. Namun, keraguan kembali menghantuinya. "Tidak, semuanya b
ak butuh kita, dan aku rasa kita juga butuh satu sama lai
adalah jalan terbaik, tetapi apa yang bisa dia katakan? Ia merasa tidak mampu mengung
t ia berjalan, kenangan bersama Maya dan anak-anak kembali membanjiri pikirannya. Tawa anak-anak saat bermain
berpegangan tangan. Mereka tertawa bersama, dan Andi merasa cemburu akan kedekatan itu
berusaha memanfaatkan momen itu untuk memulai pembicaraan. "
edikit terkejut.
hati ke hati. Aku merasa... ada yang berubah di
erasakannya, Andi. Tapi apa yang bisa kita l
kita bisa mencari waktu untuk melakukan hal-
i, terlihat berpikir. "Apa kau
atinya, perasaan untuk Nia tidak bis
anya. "Kalau begitu, mari kita coba. Kita bisa m
pakan Nia, tetapi dia juga tidak ingin menyakiti Maya. Di dalam hat
menghindari melukai hati dua wanita yang sangat berarti dalam hidupnya? Sema
ambu