DALAM GENGGAMAN DUA HATI
alam sebelumnya dengan Maya, hatinya dipenuhi harapan. Namun, bayang-bayang keraguan masih mengi
asi di papan pengumuman. "Nia, rekan baru kita, akan be
n menyenangkan. Rasa penasaran membara dalam dirinya. Dia berusaha mengabaikan perasaan tersebut, tetapi saat me
ebar menghiasi wajahnya, dan saat dia memperkenalkan dirinya kepada tim, Andi merasakan se
rekan-rekan lainnya. "Kami sen
di sini dan tidak sabar untuk memulai p
berusaha untuk bersikap profesional. Namun, saat Nia duduk di seb
mu sudah lama bekerja di sini? Apa yan
h bekerja di sini sekitar lima tahun. Saya suka tantangan yang ad
luar biasa! Saya percaya kita akan memb
ide dan gagasan, dan Andi merasakan kenyamanan yang tidak biasa saat berinteraksi
merasa sedikit canggung saat memutuskan untuk mengajaknya. "Nia, maukah kamu ikut
selalu suka makanan di kaf
mereka. Nia memiliki cara berpikir yang segar dan penuh semangat. Mereka tertawa bers
rtinya kamu membawa energi positif kemana pu
p terlalu singkat untuk dihabiskan dalam kesedihan.
mnya. Sejak lama, ia tidak merasakan kebahagiaan yang tulus. "Ka
setelah berbicara dengan Nia. Namun, dalam hatinya, ada rasa bersalah yang menyusup. Ia tahu bahwa perasaa
agi. "Ayo, kita harus merayakan keberhasilan rapat kita hari ini. Bagai
nolak. "Baiklah, m
merasa dihidupkan kembali-perhatian yang Nia berikan, cara dia mendengarkan dan mengerti, dan kehangatan
embayangi. Dia harus menjaga keseimbangan antara dua dunia yang sangat berbeda
cul, menyita perhatian dari pikirannya yang gelisah. Dia teringat senyum hangatnya, gelak tawanya yan
di pada diri sendiri. "Apakah ini benar a
i bergumam. Dia bangkit dan menghampiri suaminya. "A
rasa tertekan. "Hanya sedikit berpikir. Sulit tidur
ta bisa bicara, jika itu membantu. Aku merasa kita bisa sa
i kata-kata terasa terjebak di tenggorokannya. "Maya, aku... aku
melakukannya. Tapi mungkin kita juga perlu memberi diri kita wa
an menyelamatkan keluarga mereka. Di sisi lain, ia merasakan ketertarikan yang semakin m
pertemuan mereka, dia mencoba bersikap normal, tetapi pikirannya terus melaya
ari yang sibuk?" tanya Nia sambil
lesaikan beberapa hal sebelum presentasi akhir
baik, saling membantu dan memberi masukan. Nia terkadang membe
bagaimana kalau kita pergi ke kafe yang sama lagi? Aku ingin mende
okelat mereka," Nia menjawab sambil terse
profesional, tetapi juga secara emosional. "Kau tahu, kadang aku merasa bingung d
a yang mengganggumu, Andi?
-dalam. "Aku... aku merasa terjebak dalam rutinitas. Ada saat-saat ketika aku merasa seperti ti
erasaan itu. Hidup kadang bisa membuat kita me
rasakan cinta itu, tetapi aku juga merasa bersalah tentang apa yang aku
ang penting adalah bagaimana kita menghadapinya. Setiap orang berhak merasa bahagia
agiaan bukanlah hal yang tercela, tetapi dia juga tahu dia harus berhati-hat
senang bisa berinteraksi dengan Nia, tetapi ada rasa bersalah yang menyelimutinya ke
ntang yang berkelip. Maya bergabung dengannya, duduk di sampingnya. "And
Kita harus saling mendengarkan lebih banyak, dan aku ingin mempe
i berbicara. "Apa kau merasa tertekan denga
jelaskan. Kadang aku merasa tidak bahagia, dan itu membuatku
sama, Andi. Mari kita coba lebih banyak berbica
an Nia, akan ada konsekuensi besar. Tetapi di saat yang sama, perasaan itu semakin kuat. D
ambu