DALAM GENGGAMAN DUA HATI
yisihkan waktu untuk berbagi cerita dan tawa, dan saat itu Andi merasa hidup kembali. Senyuman Nia,
ati tenggat waktu, Andi dan Nia duduk di ruang kerja yang sepi. Andi men
ini?" Nia mengusulkan dengan semangat. "Aku berpikir, kita bisa mema
u ide yang bagus, Nia. Aku suka
enang bisa bekerja denganmu. Kadang aku merasa semua i
bersama, aku merasa lebih termotivasi. Sepertiny
diri. Kadang, kita semua merasa terjebak. Tapi penting
ang membuatmu bahagia?" Andi berta
umpul dengan teman-teman. Tapi yang paling aku suka adalah traveling. Menjela
ekali aku tidak melakukannya. Keluarga dan pekerjaan m
ai. Mungkin akhir pekan di pantai? Itu bisa menjadi momen yang me
tawaran itu. "Tentu! Itu ide yang bagus
kat. Dengan suasana yang lebih santai, mereka berbagi cerita tentang keluarga mas
u dengan anak-anak?" Nia bertany
kehilangan momen berharga dengan mereka. Dengan semua tekanan peker
. Kadang-kadang kita terlalu sibuk dan lupa untuk menik
r mereka mungkin merasa diabaikan. Aku tid
masih punya waktu untuk memperbaiki semuanya. Ini hanya fase yang aka
asakan kehangatan di hatinya. "Terima kasih, Nia. Ka
Nia mengerti dirinya lebih dalam daripada siapa pun yang pernah ia temui sebelumnya. Dia mer
an kenyataan bahwa Nia membuatnya merasa hidup kembali. Setiap tawa dan setiap percakapan memb
umah tangga yang dulunya mereka jalani bersama kini terasa seperti rutinitas yang kaku.
yar televisi tanpa melihat. Andi merasa perlu untuk berbicara. "Maya, kita perlu
rkejut. "Tentang apa, A
ata. "Aku merasa kita tidak saling berbic
ta perlu lebih banyak waktu untuk diri
ak bisa terus seperti ini. Kita harus mencob
kita harus realistis. Terkadang hubungan berubah, Andi. Mungkin
nawarkan hal yang baru dan menyegarkan. "Apa kau ingin kita pergi ke konselor? Mun
Mungkin itu ide yang baik. Aku tidak tahu apa y
bar menunggu pertemuan berikutnya dengan Nia. Suatu sore yang cerah, mereka kembali
dan sebuah senyuman yang merekah. "Maaf kalau aku sedikit terlambat.
u. Kopi ini terasa lebih enak saat aku menunggu k
ng yang kita tunggu," Nia tertawa ringan, lalu menyand
yang harus kami selesaikan. Maya dan aku sudah berbicara tenta
engerti. Kadang, kita butuh waktu untuk meresapi apa ya
an, suaranya penuh keraguan. "Setiap kali aku melihat Maya, aku ingat betapa a
nya. "Andi, kita semua berhak bahagia. Tapi penting untuk mem
gin menghancurkan keluarga yang telah aku bangun. Namun, perasaanku
rani mengambil keputusan yang sulit. Namun, pastikan keputusan itu tid
a bergetar. "Aku tidak ingin menjadi orang yang egois. Aku harus bert
ajahi apa yang kita rasakan, tetapi ingatlah untuk selalu me
perlu memberikan diri sendiri waktu untuk memikirkan segalanya. Namu
adap Nia dan situasinya dengan Maya. Sampai di rumah, dia mendapati anak-anaknya sedang b
ina, berlari menghampiri An
unak. "Tentu, sayang. A
h menunggu papa!" kata kaka
alam momen itu, dia merasakan kebahagiaan sederhana. Te
u, merenungkan apa yang telah terjadi. Ketika di
h banyak tentang perasaan kita. Ini bukan hal ya
ungan antara cinta baru yang bersemi dan tanggung jawabnya sebagai suami dan ayah.
apa menit berpikir, And
harus jujur. Mari kita be
sedikit terangkat. Mungkin berbicara lebih terbuk
an Nia di kafe. Mereka duduk di sud
au bertemu," kata Andi, me
an jelas. Kita tidak bisa terus mengabaikan apa yang
. Ada cinta baru yang tumbuh di antara kita, tetapi di sisi
idak ingin kau memilih aku hanya karena kau merasa terjeb
aku lakukan?" Andi bertanya
yang sejati atau terjebak dalam rasa bersalah? Setelah itu, buatlah keputusan
terburu-buru. Dia harus menemukan cara untuk menyeimbangkan dua dunia yang sangat berbeda da
inta lama. Ini adalah perjalanan menuju pengertian dan penerimaan diri. Dan saat itu, di dalam hatinya, dia merasakan cint
ambu