Cinta yang Terkhianati
mun tak ada tanda-tanda Arman akan pulang. Ia sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini, namun rasa sakit di hatinya tidak pernah h
hatian. Dia sering memberi kejutan manis, dan tak jarang mengajak Aulia makan malam romantis. Namun, semua itu kini hanya tingga
gkah ke pintu depan. Ketika pintu terbuka, Arman muncul dengan langkah terhuyung. Aroma alkohol
ia terdengar bergetar, namun tekad d
an. "Bicara apa lagi, Aulia? Aku lelah," ucapnya singkat, lalu m
ng sedang melepaskan dasi dengan sembarangan. "Apa kamu tidak sadar kalau kamu semakin jarang pulan
amu harapkan dariku, Aulia? Aku sudah bekerja keras u
g suami yang hadir dalam hidupku, bukan sekadar bayangan yang
lalu mengeluh tentang hal yang sama. Kalau m
gan sepenuh hati, atau mungkin karena ia masih berharap bahwa suatu hari nanti, suaminya akan kembali menjadi
n kita bisa kembali seperti dulu. Tapi, sepertinya kamu sudah tidak pe
kamar mandi tertutup, air mata yang sejak tadi ditahan akhirnya mengalir di pipi Aulia. Ia duduk
annya yang hanya terasa samar. Aulia beranjak ke dapur dan melihat sarapan yang sudah ia siapkan semalam masih utuh. Hatinya kem
asa ia kunjungi, berharap segelas kopi panas bisa sedikit menenangkan pikirannya. Ket
Arman?" tanya wanita itu dengansa aneh dengan pertanyaan itu.
ntor yang sama dengan Arman." Ia berhenti sejenak, lalu menunduk. "Saya harus member
g ingin kamu katakan?" tanyanya, mencoba tetap
seorang wanita bernama Maya. Saya tahu ini sulit, tapi saya pikir
perasaannya bercampur aduk antara marah, kecewa, dan terluka. Ia menatap Rika dengan tatapan tida
tahuku?" suara Aulia
idak tahan melihat Anda terus berada dalam kebohongan i
saha menenangkan dirinya. "Terima kasih...," kata
gin, tapi ia tidak peduli. Pikirannya terlalu kalut memikirkan bagaimana ia harus menghadapi keny
n tinggal diam. Ia tidak akan membiarkan dirinya terus terjebak dalam hubungan yang penuh kep
ada kilatan tekad di mata Aulia. "Arman, kita perlu bicara. Dan
ndangan yang penuh kebingungan. "A
uhanmu dengan Maya," ucap Au
ran yang telak, membuatnya terdiam seribu bahasa. Ia mencoba menca
akan memaksa. Aku hanya ingin tahu, apa yang sebenarnya kamu inginkan?" sua
irnya berkata dengan suara r
kup untuk menyembuhkan lu