SENYUM DI TAMAN SEKOLAH
i kebisingan sekolah, kini memiliki makna yang berbeda. Setiap hari, saat bel istirahat berbunyi, Arya merasa dirinya tanpa sadar menc
g tak pernah hilang dari wajahnya. Kadang Naira membaca buku, kadang hanya memandang langit, seperti menikmati ketenangan alam sekitarn
ederhana-tentang cuaca, tentang buku yang sedang dibaca Naira, atau tentang taman sekolah yang sepi. Tapi di
ng membuat Arya penasaran. Bagaimana bisa seseorang selalu tersenyum seperti itu? Apakah se
ku kayu tua yang telah menjadi tempat favoritnya selama bertahun-tahun. T
aira sambil melangk
rasa gugup yang entah mengapa selalu mun
ira yang tampak begitu tenang. Gadis itu hanya menatap ke arah pepohonan, b
tak tahan lagi untuk menahan rasa penasarannya.
masih terpancar. "Kenapa nggak? Hidup ini
, tapi ada kedalaman di baliknya. Ada perasaan bahwa senyum Naira m
rtanya lagi, kini benar-benar tertarik. "Maksudku,
mudar, tapi tak sepenuhnya hilang. "Tentu saja," jawabnya pelan, suaranya berubah sedikit lebi
ata Naira. "Kenapa?" tanya Arya, merasa bahwa gadis ini
dengan masalah, dengan kesedihan. Tapi, aku nggak mau tenggelam di dalamnya. Aku nggak mau hidupk
ebahagiaan yang sempurna. Tapi sekarang, ia mulai menyadari bahwa senyum itu mungkin adalah
senyum bisa jadi sekua
Arya. Kadang, itu tentang bertahan. Tentang menunjukkan ke dir
an hanya tentang senyum Naira, tapi juga tentang siapa gadis ini sebenarnya. Apa yang telah
Ada perasaan yang mulai tumbuh-perasaan yang tak pernah ia duga sebelumnya. Setiap kali Naira tersenyum padanya, ada se
ari, ia semakin tertarik untuk menghabiskan waktu bersama Naira, meski hanya seka
buat Arya penasaran, kini mulai menjadi
pan menemukan gadis itu duduk di bawah pohon besar, tersenyum kepadanya. Arya mulai merasa ada kehangatan setiap kali mereka berbicara, mesk
mana ia merasa paling nyaman tanpa kehadiran orang lain. Tapi sekarang, taman tak lagi terasa lengkap tanpa kehadiran Naira. Tanpa di
sarannya. "Kamu selalu bilang tersenyum itu adalah pilihan, tapi... apa yang membuat kamu selalu memilih
t penting dalam hidupku," kata Naira dengan suara yang lebih rendah. "Dan setelah itu, aku sadar kalau kita nggak pernah tahu berapa banyak w
ada kisah duka yang begitu mendalam. "Siapa yang kamu kehilangan?"
mengingat seseorang yang pernah begitu dekat dengannya. "Adikku,"
t di taman ini menyimpan kesedihan yang begitu dalam. "Aku... aku nggak tahu, Naira. Aku ngg
ni ke banyak orang. Tapi aku merasa, kamu perlu tahu. Kadang, senyum yang kamu lihat bukan berarti aku nggak merasa sedih. Seny
am hatinya ia sedang bergulat dengan kesedihannya sendiri. Arya tak bisa membayangkan kehilangan seperti yang dialami Naira. Ta
jujur. "Kamu bisa tetap tersenyum, mes
"Aku harus belajar menerima kenyataan, Arya. Ters
am, namun ia memilih untuk menghadapinya dengan senyum. Di sisi lain, Arya merasa semakin terhubung dengan Naira. Ada kehangatan yang ia rasakan s
a, dan untuk pertama kalinya, ia merasakan perasaan yang berbeda dari sebelumnya. Bukan hanya rasa penasaran atau kekaguman, tetapi
ntang gadis ini. Dan semakin hari, semakin ia yakin bahwa Naira bukan hanya gadis c
u bisa cerita sama aku. Aku nggak tahu bisa membantu
, Arya. Itu berarti banyak buatku." Senyumnya kali in
k hati kecilnya, kini perlahan mulai tumbuh menjadi sesuatu yang lebih dalam di hatinya. Mungkin, bagi Arya, taman ini tak lagi hanya men
ambu