SENYUM DI TAMAN SEKOLAH
sunyian memberikan ruang baginya untuk berpikir, jauh dari keramaian sekolah yang selalu riuh. Setiap istirahat,
surga. Suara angin yang berdesir di antara dedaunan dan kicauan burung yang bersembunyi di dahan, membuatnya
di bawah salah satu pohon besar. Gadis itu sedang asyik membaca buku, sesekali tersenyum sendiri. Arya tidak mengenal gad
a. Rambutnya yang panjang tergerai di bahunya, dan setiap kali angin bertiup, helai-helai rambutnya berayun
na biasanya, dia tak pernah peduli pada orang lain. Apalagi
duduk, ia masih bisa melihat gadis itu, tapi cukup jauh untuk tidak menarik perhatian. I
nyumnya. Senyum itu bukan sekadar senyum biasa, melainkan senyum yang seolah-olah m
at bel tanda istirahat berakhir berbunyi, gadis itu menutup bukunya, berdiri, dan berjalan pergi. Arya memperh
uatu yang membuat hatinya sedikit bergetar. Ia tidak tahu siapa gad
gin mengenal gadis yang selalu tersenyum itu. Tapi di sisi lain, Arya juga ragu. Bagaimana jika besok gadis itu
tu. Taman yang biasanya menjadi tempatnya melarikan diri kini justru menimbul
ah kenapa, ia berharap esok hari segera datang.
Ia mencoba menepisnya dengan mengerjakan PR, menonton televisi, bahkan bermain
g lain, apalagi seseorang yang baru dilihatnya sekali. Tetapi senyum gadis itu begitu hangat, seakan-akan ada kebahagiaan yang
esuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Selama ini, taman adalah tempat di mana ia merasa tenang dan nyaman, t
itu kemarin duduk. Dan di sana, tepat di tempat yang sama, gadis itu ada lagi. Kali ini, ia tidak sedang
api hari ini, ada dorongan aneh di dalam dirinya. Arya merasa, jika ia hanya terus memperhatikan dari kejauhan, ia tida
yang seolah-olah mengatakan bahwa dia telah menunggu Arya. Arya mera
aranya lembut, cocok dengan kepribadian ceria yang terpancar dari
i ia mengangguk. "Iya...
sini. Biasanya aku duduk di perpustakaan, tapi rasany
it kikuk, sesuatu yang jarang sekali ia rasakan. Setelah beberapa detik hen
aranya terdengar ringan. "Itu novel ro
satu-satunya topik percakapan yang terbuka, ia mencoba menanggapinya. "Aku lebih s
kah? Wah, jarang-jarang ada cowok
arik pada novel roman, hanya pernah membaca beberapa untuk
cerita cinta dalam novel bisa sangat sederhana, tapi juga rumit. Setiap karakter punya perjuangan masing-masing, tapi
kan sesuatu yang ia cintai. Ini membuat Arya teringat pada dirinya sendiri saat berbicara tentang sejarah
nya akhirnya, me
. "Aku Naira. Senang bis
yang canggung. Tapi bagi Arya, pertemuan ini meninggalkan kesan yang lebih dalam. Naira,
it dan bersiap-siap untuk kembali ke kelas. "Sampai ke
t karena Naira yang justru mengundang perte
ang masih terpaku di tempat. Ia merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya. Seperti
yum sendiri. Taman ini, yang dulu hanya tempat pelariannya dari du
ambu