JIKA CINTA INI SALAH
k percaya dengan
a kamu." Prayogi menggenggam tangan Gayatri
n air yang terus mengalir di kedua pipi beninganya. Seandainya saja dia tidak mengingat kedua buah hatinya yang akan pulang dan mencari makanan, dia akan mengurung dirinya
d, maafkan aku! Ini uangmu selama aku tidak pulang," kata
gu berhamburan memenuhi ruangan dapur sempitnya. Mulutnya tertutup rapat de
an tombol memasak, Gayatri luntruh. Terduduk
uknya erat. Airmatanya pun ikut luruh bersama pecahnya tangisan Gayatri. Berkali kali dia mengucap maaf. Hal seperti
n Prayogi. Dia melanjutkan memasaknya, ta
dia lakukan tiap dia pulang. Jika selama ini Gayatri menikmati kecupan di lehernya dengan berbalik mencium suaminya itu, lalu mengajaknya pergi ke kamar sebelum anak-anaknya pulang, untuk m
idak kangen
kan itu setelah apa yang
selama berminggu minggu lamanya dia pendam membu
u masih kurang membe
masih berusaha merengkuh tubuh mungil Gayatri yang
ualaikum
nyum melihat putranya datang. Dia berusaha sete
aling senang, lalu mencium punggung
a sekolah
engambil air minum dari kulkas.
kakakmu, Ling?
a yang saya datangi ta
Dia pikir dia pulang seperti biasanya yang masih siang sehinggah belum menemukan anak gadisn
hanya
ulang juga, walau sekarang dia sering melakukan itu. Bagaimanapun
luh, Yah," kata Gali
air hangat, lalu mengambil sedikit nas
emua yang dikerjakan is
lakuan istrinya tiap menjalankan puasa. Hanya saja biasanya dia menyediakan buah
ngi jatah maka," u
bawa roti
lu beranjak meninggalkan Prayogi yang terbengong. Sebegitu tak sudi
utus asa. Prayogi kemudian mengambil air wudhu setelah Gayatri pergi. Lalu dia melangkah ke ruang keluarga yang biasa mereka pakai jamaah maghrib dengan Gayatri dan Galuh jika dia
yang tergugu dengan meringkuk di kamar masih mengenakan mukenanya dirai
h dengan menangis, yang ditanggapi Prayogi
ng ditali menampakkan lehernya yang putih. Berkali Prayogi menelan salivanya dengan kerinduan yang teramat sangat akan kehangatan Gayatri yang seharusnya sudah siang tadi dia dapatkan. Dia lalu mengangkat p
a menatap lekad Prayogi. Rasa tak percaya jika orang di depannya yang dengan
sendiri," kata Gayatri mengam
ya Prayogi lemah. "Aku bahkan ta
a saja Galing datang dengan mengatakan satu nama. "Sita. Cuma rumah
a, Ling," kata Pra
ata Sita setelah mereka sampai
siapa Raksa ke Galing. Mereka memang satu sekolah, Galing
aling, kakak menaruh hati padanya." Kata-kata terakhi
penjelasan orangtua Raksa tentang Raksa yang juga pergi sejak dari sekolah, membuatnya tak tena
h pergi," kata Prayogi lemas den
inggah jam 9 malam, Galuh baru
i terlihat habis disapu make up.
luh? Kenapa wajahmu