JIKA CINTA INI SALAH

habis di make up?" tanya Gayatri penu

berusaha melihat dengan menarik tagan Galuh dan memegang dagun

ga," katanya dengan melotot

u betapa khawatirnya kami dengan mencarimu kemana-mana tadi,"

randal itu?" Gayatri mengingat tentan

a memperdulikan ayahnya yang baru datang setelah berminggu-minggu ta

an kelakuan suaminya, bertambah makin

eluar sama Raksa

ia dekat dengan Raksa yang dinilai agak nyleneh dengan telinganya

engan meletakkan barang-barangnya. "kalau Bunda ghak percaya, terserah Bunda

dur, sholat d

. Bunda tinggali

mu?" tanya Gayatri setelah hamp

yang menyebabkan dia harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhannya yang beberapa m

n anak-anaknya tidak mengetahuinya dan tetap menghormati Prayogi sebagai ayahnya ya

ereka memang cuma dua sehinggah Galing kamarnya ya, di ruang keluarga itu. Mulai

ng masuk dengan perasaan canggung. Dari tadi tatapan Gayatri tak pernah baik kepadanya. Sakit hatinya bertumpuk

yang telah lama menjadi saksi bisu kebersamaan mereka sejak mereka bisa membeli rumah ini sepuluh tahun yang lalu, saat Galuh berusia 4 tahun dan belum berani tidur sendiri. Saat itu ada keluarga yang dalam kesulitan menjual rumahnya dengan harga

anya Prayogi ke Gayat

eperti sekarang. Dengan rambut masih basah, Gayatri akan terus menatapnya, dan memamerkan senyumnya

i dengan lekuk tubuhnya dari samping yang makin menggoda. Ciuman pun didaratkan ke leher

iap bersamanya, membuat dia menikmati setiap sentuhan suaminya itu. Hinggah sebuah kesadaran kemudian muncul. Bayang-bayang seorang wanita tengah bersama menikmati surga dunia bersama suaminya tiba-tiba hadir di pikirannya. Dengan segera Gayatri menut

erasa bersalah melihat Gayatri menangis, memeluknya erat, walau berkali kali Gayatri mengibaska

telah me

ngat. Dia kemudian bersujud dengan mengadukan nasibnya ke Tuhannya. Rasa lelah y

lah mendapati Gayatri tertidur di lantai. Wajahnya yang lelah membuat Prayogi merasa bersalah kembali atas apa yang telah diperbuatnya. Di

ogi setelah menyelesaikan salam, dengan mencium kembali pipi w

kan wajahnya dengan keras. Rasa pengar menghantam hidung Prayogi. B

kurlah dia hanya perlu membuat ikan. Dan yang ada cuma

n jika tidak diambil, bagaimana dia akan melewati toko bu Ratih saat dia ke bu Ratna nanti? Dalam jengkel dia kemudian me

a." begitu yang sering Prayogi dengar jika dia memberi uang dan Gayatri selalu menguc

lam ditaruhnya, memandangnya dengan tatapan

erdiri di depannya. Tubuhnya yang ideal dengan dada menantang. Dia memakai celana jeans ket

s Prayogi, tolo

u si